Inspirasi Permainan Rumahan Untuk Balita. Punya satu toddler dan satu bayi dalam satu rumah itu gampang-gampang susah. Dua-duanya aktif semua dan menyita energi lebih dari kedua orang tuanya.

Anak saya yang pertama, Akmal, usia 3 tahun. Belum masuk sekolah, jadi sehari-hari masih di rumah. Anak yang kedua, Azril, usia 10 bulan. Otomatis masih di rumah. Jadi, kami bertiga uyek-uyekan di rumah siang hari kalau ayahnya pas lagi kerja.

Saya tipe ibu yang gak telaten bikinin anak-anak dengan mainan yang bikin sendiri/DIY. Hobi ngumpulin bahan-bahannya aja misalnya kardus bekas susu, sedotan, pewarna, dan sebagainya. Tapi eksekusinya gak jalan.

Jadi weh itu bahan-bahan nganggur di rumah, numpuk di pojokan, lalu lama-lama dibuang karena gak sempet bikin mainan sendiri.

Walaupun saya di rumah, tapi Alhamdulillah punya aktivitas lumayan padat di balik layar komputer: mengerjakan dokumen terjemahan dan pesanan nama bayi dan perusahaan.

Sekarang sedang merambah bisnis baru dengan berjualan kaos keluarga. Sekali-kali ngeblog untuk menyeimbangkan hidup.

Seringnya, deadline satu kerjaan dengan kerjaan yang lain itu tumpuk-tumpukan. Mau gak mau saya kudu atur-atur waktu supaya kerjaan tetap beres tapi tetap bisa sambil ngasuh anak-anak.

Ohya, saya gak pakai jasa ART di rumah. Karenanya, anak-anak saya kondisikan biar mereka bisa main berdua di rumah dan saya bisa ngetik tenang di depan komputer.

Berikut beberapa aktivitas permainan rumahan ala anak-anak saya. Propertinya gak ribet. Cukup gunakan apa aja yang ada di rumah. Semua bisa jadi bahan permainan:

1. Bermain Pancuran Air

Namanya anak-anak, mereka paling suka kalau mainan air. Kalau dua anak saya mainan air, saya biarkan aja. Yang penting mereka pas lagi dalam kondisi sehat, tidak bermain terlalu lama, dan selalu dalam pengawasan saya.

2. Bermain Sepeda/Sekuter

Selain air, permainan favorit Akmal adalah sepedaan dan main sekuter keliling komplek. Sepedanya masih yang roda empat, belum berani di copot roda bantunya. Bermain sepeda lumayan melatih aktivitas motorik kasarnya loh.

3. Bermain Pasir

Awal tahun lalu, saya pulang kampung ke Purworejo, Jawa Tengah. Saat mudik ini, kami sempat main ke pantai, kebetulan Purworejo memang memiliki wisata pantai. Saya kepikiran untuk membawa pasir pantai selatan Jawa ini ke rumah di Bandung supaya nanti anak-anak bisa bermain pasir di rumah. Pasirnya lembut, bagus, dan mengkilap.

Benar saja, setibanya di rumah, Akmal tidak henti-henti bermain pasir. Favoritnya adalah imajinasi truk yang sedang mengangkut pasir. Dia sedang membayangkan akan membangun bangunan yang tinggi dan besar.

Rumah berantakan penuh pasir

4. Bermain Gunting

Ketika mengijinkan Akmal bermain gunting, saya sudah memastikan bahwa Akmal sudah tau bahaya jika terkena gunting. Maka ketika Akmal sudah memahami hal ini, saya memberinya kesempatan untuk main gunting kertas. Alhamdulillah dia suka dan sampai saat ini belum pernah terkena gunting. Permainan ini bagus untuk melatih motorik halusnya.

5. Bermain Peras Santan

Ini salah satu life skill yang saya ajarkan kepada Akmal: memeras santan. Meskipun sekarang sudah banyak pilihan santan instan yang tinggal tuang, tapi tetap lebih bagus santan segar. Belajar sambil bermain supaya kelak ia juga cakap di dapur.

Akmal masih belum terlalu mengerti santan. Yang ia bayangkan adalah memeras susu untuk diminum. Mungkin karena warna santanya putih kental sama dengan warna susu jadi ia pikir ini sama dengan susu. Gak papa, nanti juga lama-lama ia akan mengerti. Ayo kita belajar sama-sama lagi ya, Akmal.

6. Bermain Ulekan

Kemampuan life skill lain yang saya ajarkan adalah mengulek bumbu dapur. Permainan ini bisa melatih kesabaran Akmal bagaimana menumbuk sesuatu yang besar menjadi bagian yang lebih kecil-kecil lagi. Walupun tidak sampai halus beneran, tapi lumayan banget ini loh bisa menjawab kepenasaran dia akan alat ulek yang ajaib.

7. Bermain Cuci Baju/Sepatu

Anak laki-laki bukan berarti tidak pandai di sumur. Setelah Akmal belajar cakap di dapur, ia juga perlu diajari bagaimana mencuci baju dan sepatu. Sekarang memang baru belajar sambil bermain sih. Namun suatu saat ketika dewasa ia akan ingat bagaimana survive dengan bekal ilmu kehidupan yang sudah diperolehnya di rumah.

Yang saya amati dari Akmal dan Azril ketika bermain permainan rumahan ini mereka merasa gembira. Tidak ada paksaan harus melakulam ini dan itu. Atau ini dulu baru itu, dan sebagainya.

Saya biarkan mereka bereksplorasi dan berimajinasi sesuai keinginan mereka asal keduanya tidak saling menyakiti ketika bermain bersama.

Perasaan gembira ini berdampak dengan pola makan mereka yang baik. Tidur siang pun teratur. Ibu mana yang gak suka kalau anaknya makan banyak, lahap, dan diakhiri dengan tidur siang yang nyenyak.

Habis main-main kan mereka capek. Biasanya minta makan. Disuapin lap lep, banyak yang masuk. Alhamdulillah. Selesai makan, bersih-bersih badan lalu naik ke kasur. Tidur.

Sebelum makan, Akmal sudah tau ritual apa yang harus ia lakukan. Apalagi jika habis bermain yang kotor-kotoran. Ia akan otomatis mencuci tanganya dengan sabun.

Dulu, Akmal adalah tersangka utama ketika sabun cepat habis. Masalahnya, ia seneng banget pencat-pencet botol sabun cair baik untuk cuci tangan ataupun mandi. Stok sabun keluarga jadi sering menipis. Uang keluar terus deh demi beli sabun cair.

Dua bulan terakhir ini, keluarga kami sudah mencoba memakai sabun dalam bentuk gel konsentrat dari Lifebuoy Clini-shield 10. Inovasi barunya lumayan canggih dengan menghadirkan sabun dalam bentuk gel. Saya jadi tidak khawatir sabun shower gel ini akan cepat habis seperti riwayat sabun cair kami sebelumnya.

Saya sekeluarga suka dengan hadirnya sabun shower gel anti kuman dari Lifebuoy ini. Selain bentuknya yang berupa gel konsentrat, sabun yang dikemas dalam wadah berbentuk tube ini memiliki aroma yang segar.

Favorit saya yang warna merah. Kalau suami yang warna hijau. Akmal yang mana aja boleh. Hehehe.

Dengan menggunakan sabun anti kuman yang memberikan perlindungan 10x lebih baik ini, bisa dipastikan bahwa setelah selesai bermain, Akmal dan Azril bisa kembali bersih tanpa ada kuman-kuman yang menempel di badannya. Bye-bye kuman, welcome sehat!

Bermainlah dengan bahagia ya anak-anak karena kebahagiaan itu menyehatkan.


11 Komentar

Sekar · 01/04/2016 pada 5:08 pm

wuah ulasannya asik banget. meskipun ada merk sabunnya, hihi

ndop · 03/04/2016 pada 11:46 pm

Aku suka nama nama anakmu itu, akmal dan azril. Gak terlalu lebay kayak nama anak jaman sekarang haha. Lebih gamoang diingat pula.

Btw suka sama pilihan mainan pasir itu. Jaman sekarang anak kecil nyentuh tanah aja dilarang ya sama ibunya. Haha

    Armita Fibriyanti · 04/04/2016 pada 5:42 am

    Anak sekarang susah-susah ya namanya. Iya, anakku tak bolehin main pasir, main tanah, main air. Biarin aja. Yang penting anteng, dalam pengawasan 😀

Ujang Ophi · 15/04/2016 pada 7:31 am

cocok dengan mba armi, biarkan anak mengekplore aktivitasnya di luar biar motorikya terlatihhh. salam kenal

Iqbal Rois · 24/04/2016 pada 12:53 am

Wah menarik nih.. Kebetulan anak saya mulai besar. Makasih tipsnya mbak.

Salam kenal

Busy Book Untuk Anak – Armita Fibriyanti · 20/04/2017 pada 12:02 pm

[…] Baca: Inspirasi Permainan Rumahan untuk Balita […]

Jika Orang Tua Terlalu Banyak Melarang Anak – Armita Fibriyanti · 24/05/2017 pada 10:58 am

[…] Baca: Inspirasi Permainan Rumahan untuk Balita […]

Aman dan Nyaman Bermain Bersama Anak di Rumah dan Lingkungan Sekitarnya – Armita Fibriyanti · 13/06/2017 pada 7:20 am

[…] Baca: Inspirasi Permainan Rumahan Untuk Balita […]

Busy Book Untuk Anak - Armita Fibriyanti · 13/10/2019 pada 4:55 am

[…] Baca: Inspirasi Permainan Rumahan untuk Balita […]

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.