LOMBA BLOG tEMPRA

Menjadi Ibu yang bekerja dariΒ rumah ternyata menantang saya bagaimana agar kehadiran saya di rumah bermanfaat sepenuhnya sebagai teman bagi anak. Bisa menjadi madrasah pertama bagi anak yang bisa menemani masa-masa keemasan mereka. Sambil bekerja dari rumah, sambil juga bisa menjadi kawan asyik saat bermain bersama.

Sedikit flash backΒ perjalanan saya menjadi Ibu ya. Setelah menikah, saya tidak langsung hamil. Ada jeda waktu kosong sekitar 8 bulan. Baru pada bulan ke sembilan setelah pernikahan, Allah mempercayai hadirnya janin kecil di rahim saya. Janin yang kemudian tumbuh dan berkembang sempurna sesuai umur bulannya.

Empat tahun lalu, saya dan suami akhirnya dikaruniai dengan anugerah terindah berupa hadirnya seorang bayi laki-laki di tengah-tengah keluarga kami. Bayi yang kemudian kami beri nama Akmal ini hadirnya semakin melengkapi kebahagiaan kami. Dua tahun setelah kelahiran Akmal, kebahagiaan kami berlipat dengan bertambahnya satu orang anggota keluarga kami. Bayi laki-laki dengan nama panggilan Azril semakin meramaikan rumah mungil kami.

Tidak bisa dipungkiri bahwa hadirnya anak dalam kehidupan rumah tangga kami adalah berkah yang harus senantiasa dijaga. Mensyukuri nikmat Allah akan hadirnya anak adalah dengan cara membesarkannya dengan penuh kasih sayang dan memenuhi hak-haknya.Β Salah satu hak anak yang wajib dipenuhi oleh orang tua adalah bermain. Dunia anak-anak memang lekat sekali dengan bermain. Masa kecil yang menyenangkan dan menyisakan memori positif adalah kehidupan anak yang penuh dengan permainan.


Memori Waktu Kecil

Saya masih ingat sekali bagaimana bahagianya saya saat dulu kecil sering bermain. Baik main dengan adik saya atau teman-teman masa kecil. Sering juga saya dan adik laki-laki saya diajak bermain di kebun oleh Bapak. Di kebun kami yang tidak terlalu luas, ada beberapa batang pohon singkong. Bapak memetik beberapa helai daun singkong beserta pelepahnya. Dengan tangannya yang sangat cekatan, Bapak menyulap pelepah-pelepah daun singkong tersebut menjadi sebuah wayang. β€œIni Gatotkaca” kata Bapak sembari memberikan wayang-wayangan tersebut kepada adik laki-laki saya.

Bapak tahu, saya sedang menunggu giliran dibuatkan mainan juga dari bahan pelepah daun singkong. Teman-teman tahu tidak, hadiah mainan apa yang Bapak kemudian buatkan untuk saya? Yap, Bapak membuat kalung cantik dari pelepah daun singkong. Mainan yang mudah dan murah tapi masih teringat sampai sekarang.

Dari Pelepah Daun Singkong Ini, Bapak Membuatkan Kami Berbagai Mainan Tradisional.

Lain waktu, Bapak mengajak saya dan adik ke sawah. Ada banyak yang kami lakukan di sawah sambil menunggu Bapak bekerja. Main layang-layang, mencari belut, mencari telur bebek, tangkap ikan, berenang di kali, dan lain sebagainya. Sekali-kali kalau sedang musim panen, kami akan berburu sesajen yang diletakkan di pinggir sawah oleh sang pemilik lahan sebagai ucapan syukur sudah tiba saat panen. Waktu kami kecil, mana tahu kalau itu adalah milik β€œsang penunggu”. Yang kami rasakan adalah bahagia bisa dapat makanan dan membagi makanan tersebut kepada kawan-kawan kami.

Begitulah, masa kecil yang selalu manis untuk dikenang. Masa kecil dimana kami bisa menjelajah rumah dan lingkungan sekitar kami tinggal. Kami saling beradu tawa dan bisa menemukan hal-hal istimewa saat bermain yang kadang melebihi dari apa yang orang dewasa ajarkan.

Saya dan suami memiliki kenangan masa kecil yang berbeda karena kami berasal dari lingkungan dengan latar belakang yang berbeda. Tapi masa kecil kami menyisakan benang merah yang sama: bahagia dengan bermain. Dengan berbekal kenangan yang membahagiakan saat masa kecil dulu, maka saat harus membesarkan anak kami sendiri, saya dan suami ingin juga anak-anak kami memiliki memori terbaik akan masa kecilnya. Memori yang membahagiakan.


Mengapa Bermain Untuk Anak Itu Penting?

Menurut Wikipedia 1), yang disebut dengan anak-anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami pubertas. Sedangkan menurut psikologi, anak adalah periode perkembangan dari bayi sampai dengan usia 5 atau 6 tahun. Periode ini sering disebut dengan periode prasekolah.

Dunia anak adalah dunia bermain. Setiap hari tidak pernah lepas dari bermain. Kadang kala, orang dewasa sering merasa khawatir jika anaknya sering bermain. Mereka beranggapan bahwa bermain hanya sebagai kesenangan semata dan tidak ada gunanya. Padahal, banyak sekali manfaat dari bermain. Berikut ini beberapa manfaat dari bermain bagi anak, terutama bagi anak yang usia dini (0-6 tahun):

Belajar menentukan pilihan

Saat bermain, biasanya anak akan memilih ia mau main apa, main di mana, dengan siapa ia mau bermain, dan bagaimana cara memainkan mainannya.

Meningkatkan rasa percaya diri

Saat bermain, anak akan berinteraksi dengan temannya. Ia bisa belajar berkompromi dan bernegosiasi. Ada kalanya saat bermain ia juga gagal. Saat seperti ini, anak akan terlatih percaya diri dan juga berlatih bertanggung jawab.

Melatih mental anak

Imajinasi sering kali terasah saat anak bermain. Ia akan juga mengekspresikan pengetahuan yang ia miliki sekaligus bisa juga mendapatkan pengetahuan lain dari permainannya.

Meningkatkan kreativitas

Kreativitas akan berkembang saat bermain. Kadang, ia bahkan akan menciptakan mainan sendiri yang seringkali tidak terpikir oleh orang dewasa.

Anak bisa belajar bersosialisasi

Ketika bermain, terutama saat bermain bersama teman-temannya, anak akan belajar bagaimana berteman, bagaimana cara berbincang dengan teman, dan juga bagaimana bernegosiasi dengan teman ataupun orang tua.

Melatih motorik dan kemampuan analisisnya

Melalui permainan, anak bisa menyeimbangkan kemampuan motorik kasar dan halusnya. Begitu pula saat ia menghadapi masalah, ia berusaha menemukan bagaimana caranya untuk memecahkan masalah di permainannya tersebut.

Menyalurkan energi dan meningkatkan ketangkasan

Anak-anak tenaga sungguh luar biasa. Terutama anak laki-laki. Biarkan anak bermain karena kalau tidak ia justru akan membuat kekacauan. Permainan seperti bermain bola, melompat satu kaki, melempar balon adalah beberapa permainan rumahan yang teruji dapat meningkatkan ketangkasan anak.

Mengenal baik/buruk

Saat bermain, anak bisa sambil dikenalkan, mana sikap yang baik dan mana sikap yang kurang baik.

Meningkatkan fungsi panca indra

Dengan bermain, anak akan mengetahui jenis – jenis warna, suara, rasa, dan tekstur (halus/kasar).

Meningkatkan kecerdasan emosi dan berbahasa

Saat bermain, anak-anak akan berbicara dengan mainannya ataupun juga dengan temannya. Permainan seperti bermain balok, puzzle, petak umpet, main tebakan, membaca buku bisa meningkatkan kemampuan berbahasa dan emosi anak.

Mengetahui banyak manfaat saat mengajak anak bermain, saya menjadi tidak ragu untuk mengajak Akmal dan Azril bermain bersama.

Hari-hari saya sekarang memang banyak dihabiskan di rumah. Ini karena pekerjaan saya sebagai penerjemah dan konsultan nama bisa dikerjakan dari balik meja komputer di rumah. Sedikit banyak saya bersyukur bahwa profesi saya ini fleksibel waktunya. Bisa kerja dari mana saja tanpa terikat harus masuk kantor.

Bekerja dari rumah berarti setiap saat saya bisa bertemu dengan anak-anak. Berbeda dengan suami yang waktunya lebih banyak dihabiskan di kantor. Dengan saya ada di rumah, kapan pun Akmal & Azril mau main dengan saya, seharusnya saya bisa menemani mereka setiap saat.

Namun, ada kalanya saya tidak sempat menemani mereka. Deadline pekerjaan yang saling susul menyusul, mau tidak mau memaksa saya untuk pintar-pintar membagi waktu di rumah antara menyelesaikan pekerjaan dan menemani anak bermain.

Dengan waktu yang ada dan di sela-sela kesibukan saya menyelesaikan pekerjaan, paling tidak saya tetap berusaha menemani Akmal dan Azril main di rumah dan lingkungan sekitar rumah. Permainan yang kami lakukan kebanyakan adalah permainan yang sederhana saja tanpa terlalu banyak membutuhkan bahan dan alat. Yang terpenting, kami bisa efektif dan berkualitas dalam bermain dengan aman dan nyaman sehingga tetap terciptaΒ bondingΒ dan jugaΒ engagementΒ antara kami.

Selain itu, saya juga sekaligus mengajarkan kepada anak-anak bahwa bermain di rumah dan lingkungan sekitarnya sangat perlu supaya anak-anak lebih mengenal lingkungan mereka tinggal. Lebih mengenal tetangga dan jadi lebih berinteraksi dengan mereka. Saya dan suami percaya bahwa hubungan yang baik dengan lingkungan dan tetangga akan mendorong tumbuh kembang yang baik pula bagi anak-anak kami.

Saatnya Anak Bermain dengan Aman dan Nyaman

Bermain dengan aman artinya anak bebas dari bahaya, bebas dari gangguan, tidak beresiko, tidak merasa takut atau khawatir dan terlindungi. Sedangkan bermain dengan nyaman artinya anak bisa menikmati saat-saat bermain, merasa tentram, dan tidak ada paksaan dalam permainan tersebut.

Memiliki waktu nyaris 24 jam bersama anak, menantang saya untuk bisa menciptakan permainan yang aman dan nyaman tapi tidak membosankan bagi kedua anak saya. Ada beberapa jenis permainan anak rumahan nan sederhana yang biasa kami lakukan di rumah dan di lingkungan tempat tinggal kami. Permainan yang murah meriah namun tetap aman dan nyaman.

Dokter Kecil

Bermain Peran
Bermain Sepeda atau Bola
Bermain Lego
Menggambar, Mewarnai, Melukis
Mencari Putri Malu
Bermain Peran

Di rumah ada stetoskop bekas. Azril suka sekali memainkan stetoskop ini dan berpura-pura menjadi dokter. Stetoskop yang ia sering masukkan ke dalam perut/dada sendiri, pura-pura sedang memeriksa pasien. Kadang juga stetoskopnya dimasukkan ke perut saya, saya yang pura-pura jadi pasiennya.

Selain aman, bermain peran seperti ini bisa membangun kepercayaan diri anak, melatih kemampuan bahasanya, meningkatkan kreativitas dan akal, dan bisa memberi kesempatan anak untuk memecahkan masalah.

Bermain Sepeda atau Bola

Si sulung Akmal sedari kecil sudah terlihat sekali dominan motoriknya. Di usia yang baru 14 bulan, ia sudah bisa naik sepeda roda 4. Sampai usianya yang sekarang menuju 4,5 tahun, ia masih sangat suka naik sepeda.

Pun begitu dengan aktivitas motorik kasar seperti bermain bola. Sekali-kali berenang. Akmal suka sampai kadang kesusahan bagi kami untuk menghentikannya bermain sepeda, bola, atau aktivitas renangnya.

Untuk anak balita, bermain sepeda atau bermain bola bisa menjadi permainan yang aman, asalkan tetap diawasi oleh orang tua. Jika anak belum bisa terlalu bermain sepeda dan masih membutuhkan roda bantu, biarkan roda bantunya terpasang. Lepas sampai ia merasa percaya diri bersepeda tanpa bantuan roda bantu.

Bermain Lego

Akmal memainkan legonya saat ia bosan dengan aktivitas rumahan lainnya. Saat memainkan lego dan menggabungkan potongan-potongan blok yang tersedia, Akmal bisa duduk tenang sambil berkonsentrasi. Favorit dia adalah lego berbentuk pesawat.

Azril juga sekali-kali ngerecokin Akmal saat ia main lego. Ingin ikut-ikutan kakaknya main lego. Hanya saja, saya baru memberikan lego yang ukurannya agak besar. Saya belum berani memberikan lego yang kecil-kecil. Saya khawatir Azril menelan lego yang kecil tersebut. Di usianya yang masih 2 tahun, Azril memang masih suka memasukkan barang-barang/mainan apapun ke dalam mulutnya. Oleh karena itu, supaya aman, saya hanya mengizinkan Azril bermain lego yang ukurannya besar. Mungkin nanti jika ia sudah usia 4 atau 5 tahun, ia boleh memainkan lego yang kecil-kecil.

Menggambar, Mewarnai, Melukis

Aktivitas ini diketahui dapat merangsang kemampuan seni dan kreativitas serta imajinasi anak. Meskipun saya tidak terlalu punya bakat dibidang ini, sesekali saya ajak anak-anak menggambar. Jika ada suami di rumah, mereka lebih senang menggambar bersama ayahnya karena ayahnya memang lebih pintar di bidang ini daripada saya.

Saat anak suka dengan kegiatan menggambar/mewarnai/melukis, sebaiknya pilihkanlah alat menggambar/mewarnai yang aman karena bisa saja alat gambar yang tidak aman dapat menyebabkan anak iritasi tangannya atau mungkin cedera lain. Misalnya, pilih pensil warna yang ujungnya tidak terlalu lancip sehingga tidak berpotensi melukai anak. Pilih karet penghapus yang ukurannya agak besar supaya tidak tertelan oleh anak. Pilih krayon atau pensil warna yang bahannya aman, tidak mengandung bahan beracun, dan mudah dibersihkan. Ukuran krayon dan pensil warna juga perlu diperhatikan. Lebih baik pilih yang ukurannya agak besar supaya tidak mudah terlelan.

Mencari Putri Malu

Ada kalanya anak-anak bosan main di dalam rumah. Kalau sedang bosan seperti ini, saya sering ajak mereka bereksplorasi ke luar rumah. Paling gampang adalah bermain putri malu. Mereka senang sekali karena bisa melihat daun putri malu yang tertutup saat mereka sentuh. Mereka akan betah jongkok berlama-lama sampai semua daun putri malunya tertutup.

Permainan ini selain murah juga mudah didapatkan. Putri malu mudah tumbuh di mana-mana. Namun harus diperhatikan bahwa daun putri malu ada durinya. Jika tidak berhati-hati, anak-anak bisa saja tertusuk duri.

Mainan Tradisional

Meniup Bunga Gulma
Membuat Kalung
Masak – Masakan
Memanfaatkan Barang Bekas
Membuat Es Batu
Meniup Bunga Gulma

Lalu setelah bosan dengan daun putri malu, kami berkeliling komplek lagi mencari bunga gulma. Bunga yang berwarna putih dan sudah mekar sempurna. Karena bunga gulma ini tumbuh liar, maka kami berani petik dan lalu meniup gulmanya. Anak-anak bahagia karena bunganya bisa terbang saat mereka tiup.

Bermain meniup gulma ini Insya Allah aman karena tidak ada duri. Namun tetap berhati-hati karena serbuknya khawatir masuk ke mata dan menyebabkan perih.

Membuat Kalung

Membuat kalung dari daun singkong permainan tradisional yang sering saya mainkan dulu waktu kecil. Karena saya tidak bisa membuat wayang seperti yang biasanya Bapak buatkan, maka saya ajak Akmal dan Azril membuat kalung saja. Yang mudah, murah dan aman.

Meskipun anak laki-laki, tidak masalah buat saya mengenalkan kepada mereka tentang permainan tradisional ini. Agar mereka tahu bahwa mainan itu tidak selalu beli. Bisa loh dibuat dari bahan – bahan yang ada disekitar kita.

Masak – Masakan

Saat usia 2 tahun, Azril senang sekali main masak-masakan dengan alat-alat rumah tangga. Panci, penggorengan, sutil, ulekan, dan lain sebagainya. Bahkan ia suka mengupas kulit bawang putih. Atau mengulek garam. Tangannya terlihat piawai memegang kendali alat-alat dapur.

Tidak masalah juga bagi saya anak laki-laki bermain masak-masakan. Asalkan ia anteng dan merasa nyaman memainkannya. Namun tetap saja saya pilihkan mainan yang aman untuk Azril. Misalnya, saya tidak memberikan pisau asli karena pisau itu tajam. Sebagai gantinya, saya memberikan pisau plastik. Contoh lain, saya tidak mengizinkan Azril mengupas cabai atau bawang merah karena pedas dan bisa menyebabkan mata perih.

Memanfaatkan Barang Bekas

Di rumah, saya doyan mengumpulkan kardus-kardus bekas. Mulai dari kardus bekas kulkas, bekas sepatu, dan lain-lain. Saat saya luang, saya ajak anak-anak membuat mainan dari bahan kardus bekas misalnya mobil-mobilan, puzzle, dan lain-lain.

Kalau sedang ada rezeki beli jeruk bali, kulitnya tidak saya buang. Tapi saya manfaatkan membuat mainan. Kemarin baru saja Akmal saya buatkan kapal-kapalan berbahan dasar kulit jeruk bali.

Membuat Es Batu

Membuat es batu adalah salah satu permainan rumahan lain yang sering Akmal mainkan. Cara membuatnya mudah, hanya bermodalkan air yang dibekukan dan mainan yang pura-puranya terperangkap di dalam es batu (mainan ikut dibekukan).

Supaya lebih aman, sebaiknya pakai air matang karena jika pakai air mentah, takutnya air mentahnya tertelan oleh anak saat bermain.

Sebenarnya, banyak sekali permainan rumahan yang Akmal dan Azril mainkan. Namun sepertinya 10 itu saja dulu ya yang bisa saya ceritakan kali ini. Beberapa waktu yang lalu, saya pernah juga share 7 inspirasi permainan rumahan ala Akmal di blog.

Baca:Β Inspirasi Permainan Rumahan Untuk Balita

Dengan tinggal di rumah dan selalu bersama anak selama 24 jam penuh, bukan berarti anak selalu aman terkendali. Baru seminggu yang lalu, ada kejadian Azril tersengat listrik.Β  Ia menangis menjerit keras sekali. Saya yang sedang tertidur sampai terbangun. Saya langsung gendong dia dan beri ASI supaya ia lebih tenang.

Tidak ada yang menyangka ternyata ia justru tersengat listrik saat kedua orang tuanya ada di rumah. Siang itu saya mengantuk sekali karena malamnya tidak tidur mengerjakan tugas yang deadline. Azril main dengan ayahnya. Saat ayahnya lengah karena ia mengantuk juga, Azril main-main pinset yang ia masukkan ke saklar listrik. Dari situlah awal mulanya bagaimana ia bisa kena setrum.

Takut sekali saya saat itu mengetahui Azril tersengat listrik. Masih untung dia tidak cedera atau kena luka bakar. Bagaimana jika mengalami luka? Saya tidak tega membayangkannya.

Saat bermain seperti ini, potensi anak terkena bahaya memang ada. Oleh karenanya tetap awasi anak selama bermain. Kemarin, kami memang agak sedikit lengah. Dari sini kami bisa belajar bahwa lain kali anak kalau sedang bermain harus diawasi supaya acara mainnya tetap aman dan nyaman.

Bermain dengan nyaman dan aman, membuat anak sehat secara fisik dan mental. Mainan adalah sarana yang bisa merangsang tumbuh kembangnya. Kita sebagai orang tua sebaiknya perlu memperhatikan mainan yang aman untuk anak.

Memilih mainan yang aman untuk anak sebenarnya bisa dipilah-pilah berdasarkan range usianya. Namun di blog saya kali ini akan fokus ke memilih mainan yang aman dan nyaman untuk anak balita ya. Berikut tips memilih mainan anak yang aman dan nyaman berdasarkan pengalaman kami selama 4 tahun ini mengasuh Akmal dan Azril:

  • Pilih mainan yang agak besar, tidak terlalu kecil.
  • Pilih mainan yang tidak beracun. Jika ada mainan yang dilengkapi dengan baterai, sebaiknya tutup rapat tempat baterainya. Awasi anak jangan sampai menelan baterainya.
  • Pilih mainan dengan suara yang lembut dan tidak terlalu keras karena bisa mengagetkan anak dan malah membuat anak menjadi takut. Bisa juga mainan yang bervolume keras berpotensi merusak pendengaran anak.
  • Hindari mainan yang ujung dan sudutnya tajam.
  • Hindari mainan yang ujung dan sudutnya tajam.
  • Hindari memilih mainan yang mudah lepas.
  • Hindarkan anak dari area api/kompor. Simpan setrika di tempat yang tidak bisa dijangkau oleh anak. Tutup saklar/sumber listrik supaya anak tidak bermain-main dengan listrik.

Selain potensi terkena bahaya, acara bermain anak kadang terhenti. Padahal anak lagi senang-senangnya main. Namanya juga anak-anak, kadangkala ia mengalami sakit sampai-sampai tidak bisa main.

Lomba Blog Tempra
Akmal Tidak Bermain karena Demam

Akmal dan Azril juga beberapa kali pernah sakit. Alhamdulillah sih bukan sampai sakit yang berat kayak gimana gitu. Sakit yang paling sering diderita adalah panas, batuk, dan pilek. Ada yang karena tertular temannya, ada yang memang karena habis imunisasi, ada yang karenanya anaknya mau β€œpintar”. Misalnya karena mau tumbuh gigi, mau bisa jalan, jatuh, dan lain sebagainya.

Saat terkena demam seperti ini, Akmal atau Azril biasanya akan lemas dan kurang bergairah untuk main-main. Sama juga dengan anak lain. Sebagai orang tua, tentu saya merasa sedih karena sakit panas, anak-anak jadi kurang ceria dan tidak bebas bermain.

Demam pada anak sebenarnya adalah salah satu pertanda bahwa tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap kuman yang menginfeksi. Disebut demam apabila suhu tubuhnya sudah lebih dari 37,5Β°C. Berdasarkan beberapa referensi yang saya baca, demam pada anak memang lebih sering terjadi dibanding pada orang dewasa. Hal ini wajar mengingat sistem kekebalan tubuh anak yang masih dalam proses perkembangan.

Sebagai orang tua, apalagi saat dulu baru pertama kali punya Akmal, tentu kami sempat panik saat mendapati buah hati kami panas tinggi. Di rumah kami memang selalu sedia thermometer sehingga saat Akmal panas, kami langsung cek suhunya dengan termometer. Jika panasnya tidak turun-turun selama dua hari berturut-turut, biasanya kami langsung akan membawa Akmal ke dokter.

Namun sebelum dibawa ke dokter, kami akan beri ia obat penurun panas dulu. Saya realistis saja. Daripada anaknya demam tinggi terus-terusan dan lemas, saya memilih memberikannya obat penurun panas. Dengan cara seperti ini, saya juga jadi tidak terlalu panik.

Obat penurun panas yang kami andalkan sampai saat ini adalah Tempra khusunya Tempra Syrup yang Rasa Anggur. Kami memilih Tempra Syrup karena mengandung paracetamol yang langsung bekerja menurunkan panas di pusatnya. Β Saat ini usia Akmal 4 tahun sehingga ia cocok menggunakan jenis Tempra Syrup ini. Untuk Azril yang usianya lebih kecil (2 tahun), kami menggunakan Tempra Drops.

Tempra Syrup ini memang khusus ditujukan untuk si kecil yang sudah berumur 1-6 tahun. Akmal masuk ya ke range usia ini. Tempra Syrup dengan rasa anggur ini memiliki gelas takar di setiap kemasannya. Kami selalu menggunakan gelas takar ini setiap akan memberikan Tempra Syrup kepada Akmal. Dengan menggunakan gelas takar yang juga berfungsi sebagai tutup kemasan, kami tidak khawatir kelebihan atau kekurangan dosisnya.

Kami usahakan untuk tidak menggunakan sendok dapur sebagai alat penakar obat. Kami menghindarinya karena dosis obat yang diberikan besar kemungkinan tidak sesuai dengan saran dokter atau dosis yang disarankan. Selain itu, pemberian yang kurang tepat dapat mengakibatkan lamanya waktu penyembuhan, lebih parahnya lagi bisa mengakibatkan overdosis. Β Ada juga potensi terjadi kerusakan pada organ yang belum sempurna.

Oleh karenanya, selalu perhatikan range usia dan dosis yang diberikan ya, supaya lebih efektif pemberian obatnya. Berikut perhitungan dosis yang benar menurut berat badan si kecil untuk setiap konsumsi Tempra Syrup.

Dosis Tempra Syrup

Tempra Syrup dibuat olehΒ PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. Depok, Indonesia dibawah pengawasan Taisho PharmaceuticalΒ  Co. Ltd. Tokyo,Β  Japan. Ohya, Tempra Syrup rasa anggur ini bebas alkohol ya, bisa dibaca keterangannya di kemasan.

Sekitar 4 tahun merawat anak, beberapa kali Akmal dan Azril terkena demam. Dari pengalaman selama ini, beberapa hal dibawah ini yang biasa kami lakukan saat anak demam:

Tidak Panik

Kami usahakan agar tidak kemrungsung saat anak sakit. Karena dengan tetap tenang, tidak panik, kami bisa berpikir jernih. Orang tua yang tetap tenang dan pintar menata perasaannya meski anak sedang sakit kami yakini sebagai kunci pertama sembuhnya anak. Anak itu pintar sekali membaca gelagat dan perasaaan orang tuanya. Selain itu, sikap tenang ini juga menular ke anak. Jadi anak relative tidak terlalu rewel saat ia demam.

Pantau Terus Perkembangan Demamnya

Selalu cek suhunya dengan termometer.

Cukup Minum

Memberikan minum air putih untuk menghindari dehidrasi dan juga bisa membantu menurunkan panas tubuhnya.

Kenakan Baju yang Mudah Menyerap Keringat.

Dalam keadaan demam seperti ini baju yang nyaman, tidak panas, adem, tidak terlalu sempit dan tidak terlalu kebesaran/longgar akan sangat membantu dalam menenangkan anak.

Obat Tradisional

Mengolesi punggungnya denganΒ parutan bawang merahΒ yang telah ditetesi dengan minyak kayu putih. Resep tradisional ini dipercaya mampu menurunkan demam pada anak. Memang aromanya agak menyengat dan kurang sedap tapi demi kesembuhan si kecil tidak mengapa deh bau-bau sedikit.

Kompres

Mengompres dengan air hangat di bagian lipatan paha dan ketiak. Kompres dengan air hangat dapat membuka pori-pori sehingga panas tubuh dapat keluar melalui pori-pori tersebut. Jangan mengompres menggunakan air dingin karena es justru meningkatkan panas tubuh.

Tempra Syrup

MemberiΒ obat penurun panas Tempra Syrup tiap 4 jam sekali jika suhunya mencapai 37,5Β°C

Bawa Anak Ke Dokter

Membawa ke dokter jika anak masih tetap demam selama 2 hari berturut-turut.

Jangan menyepelekan demam pada anak ya. Meskipun kelihatannya ringan, namun demam bisa menjadi salah satu gejala dari penyakit yang lebih serius misalnya demam berdarah, tifus, flu singapura, tuberculosis, cacar air, dan lain sebagainya.

Secara garis besar penyakit infeksi penyebab demam pada anak disebabkan oleh infeksi virus dan infeksi bakteri. Infeksi virus merupakan penyebab demam terbanyak, virus ini menyebabkan banyak penyakit seperti pilek, batuk, flu, diare, dll. Namun terkadang infeksi virus dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius. Infeksi bakteriΒ lebih jarang dibanding infeksi virus tetapi juga dapat menyebabkan demam dan biasanya lebih serius. Contoh penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri antara lain: pneumonia, infeksi saluran kencing (ISK), septikemia dan meningitis (2).

Mengajak anak bermain adalah salah satu quality time bagi kami sekeluarga. Meskipun saya setiap hari bisa bertemu dengan anak, suami kadang baru bisa bermain efektif bersama anak saat akhir pekan. Oleh karena itu, kami tidak ingin saat kami harus bermain bersama, keceriaannya berkurang karena anak sakit. Supaya anak terus sehat dan tidak gampang sakit, ada beberapa kebiasaan yang kami lakukan sebelum dan sesudah mengajak anak bermain.

Makan dan minum sebelum bermain.

Asupan gizi yang baik dan menyantap menu yang seimbang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh anak. Selain itu, anak yang makan dulu sebelum bermain bisa membuat ia lebih bertenaga dan tidak lemas saat bermain.

Membersihkan arena permainan di dalam rumah dengan cara menyapu atau mengepel.

Tempat yang bersih mendukung daya eksplorasi anak.

Pakaian yang melindungi.

Mengenakan pakaian dan sandal yang dapat melindunginya dari bahaya. Jika cuaca sedang terik, anak-anak saya pakaikan topi untuk melindunginya dari terik matahari.

Jauhkan dari asap rokok.

Menjauhkan anak dari paparan asap rokok karena asap rokok tidak baik untuk kesehatan terutama kesehatan si kecil.

Bermain sambil berolahraga.

Olahraga dan aktivitas fisik anak dapat melancarkan sirkulasi darah sehingga daya tahan tubuhnya makin kuat. Contoh permainan anak yang bisa sekalian berolahraga adalah bersepeda, main bola, lompat tali, berenang dan sebagainya.

Cuci tangan dan kaki.

Setelah selesai bermain, ajak anak untuk cuci tangan dan cuci kaki. Jika sangat kotor, saya ajak anak-anak sekalian untuk mandi.

Tidur teratur.

Ajak anak untuk tidur siang. Tidur teratur juga penting untuk agar anak tidak mudah sakit.

Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan di atas, Alhamdulillah Akmal dan Azril tidak sering sakit. Mereka bisa bermain sepuas mereka mumpung masih kecil. Mendapatkan anak-anak yang sehat dan aktif adalah investasi terbaik kami.

Lomba Blog Tempra

Keluarga adalah madrasah pertama dan utama bagi anak. Rumah dan lingkungan sekitarnya juga berperan penting bagi tumbuh kembang anak yang baik. Bermain dengan aman dan nyaman di rumah dan lingkungan sekitarnya bisa meningkatkan kedekatan kami sebagai anggota keluarga dan juga kedekatan dengan tetangga dan lingkungan.

Dengan menyediakan ruang bermain yang aman dan nyaman di rumah dan lingkungan sekitarnya, diharapkan anak-anak bisa tumbuh dan berkembang dengan maksimal, sehat secara fisik dan jasmani. Mereka bisa memiliki masa kecil yang membahagiakan, penuh semangat dan juga memori yang indah untuk dikenang. Mereka tumbuh menjadi pribadi lebih percaya diri dalam bergaul, cerdas, dan mandiri di masa depan. Aamiin.

Semoga usaha kami sebagai orang tua dalam mengajak anak bermain aman dan nyaman di waktu kecil tidak berakhir sia-sia. Semoga dengan usaha kami untuk membuat anak sehat bisa terlihat hasilnya kelak. Semoga yang sudah kami lakukan selama ini mampu menjadi pondasi yang kuat saat kelak mereka bermasyarakat. Aamiin.

Doakan kami terus, ya! Jangan lupa tonton videonya πŸ™‚

TEMPRA



Sumber Tulisan

(1) https://id.wikipedia.org/wiki/Anak
(2) https://mediskus.com/penyakit/penyebab-demam-pada-anak-dan-cara-mengatasinya

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan professional


82 Komentar

Nurul Rahmawati · 12/06/2017 pada 2:48 pm

Wah, mama kreatipp bingits niih
Kereen kereeeen πŸ™‚

    Armita Fibriyanti · 12/06/2017 pada 3:38 pm

    Makasih, Mbak πŸ˜‰

Yasinta Astuti · 12/06/2017 pada 4:19 pm

Teh Mita keren banget, selain tulisannya lengkap dan enak dibaca
Ini keren banget keseluruhan blogpost nya sukaaa
Btw aku juga selalu sedia Tempra πŸ˜€
Good luck ya teeh

    Armita Fibriyanti · 12/06/2017 pada 8:19 pm

    Makasih, Yas πŸ™‚

Damar Aisyah · 13/06/2017 pada 6:43 am

Mbak Armita so kreatif dan care dengan anak-anaknya, good job, Mom!

    Armita Fibriyanti · 13/06/2017 pada 6:58 am

    Terima kasih yaa ^^

Uwien Budi · 13/06/2017 pada 8:36 am

Soal keamanan saat bermain emang penting ya, teh. Bagus tulisannya. Sehat-sehat terus yaa seluruh keluarga

herva yulyanti · 13/06/2017 pada 9:42 am

keren banget mba lengkap syekali ulasannya πŸ™‚ aku juga sll sedia tempra

Tian Lustiana · 13/06/2017 pada 11:39 am

Marwah juga kalau demam saya kasi Tempra,

.Rani R Tyas · 13/06/2017 pada 1:54 pm

Iya ih kadang anak kecil mah suka mainin saklar atau hal-hal yang berbau listrik. Perlu cari penutup saklar lah nanti.

    Armita Fibriyanti · 13/06/2017 pada 1:56 pm

    Betul Mbak, perlu banget. Apalagi kalau anaknya termasuk yang tipe suka ngoprek πŸ™‚

Ika Maya Susanti · 13/06/2017 pada 3:39 pm

Wah, samaan Mbak. Dulu waktu kecil, aku juga suka bikin kalung dari daun singkong. Kapan-kapan bikin blogpost yang khusus permainan-permaianan zaman dulu yang bisa dibikin dari tanaman di sekitar dong Mbak…

    Armita Fibriyanti · 13/06/2017 pada 3:51 pm

    Wah, iya. Saya jadi ada temannya nih. Kenangan banget tuh ya Mbak, kalung dari daun singkong πŸ˜‰

Efi Fitriyyah · 13/06/2017 pada 7:28 pm

Jaman aku kecil mainannya juga lebih seru, walau sekarang udah pada ngilang jejaknya hehehe Aku salfok sama pop up linknya. Keren deh.

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 5:05 am

    Mainan apa aja Teh Efi pas kecil dulu?
    Penasaran pengen tahu juga πŸ™‚

ijeverson.com · 13/06/2017 pada 8:30 pm

yap, dunia anak adalah dunia bermain. Pengawasan dari orangtua adalah hal yang sangat perlu ditekan kan πŸ™‚

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 5:06 am

    Betul, pengawasan tetap perlu πŸ™‚

Riska Ngilan Haryono · 14/06/2017 pada 6:24 am

Orang tua zaman sekarang harus kreatif ya mbak menciptakan suasana bermain yang aman dan nyaman buat anak-anaknya. πŸ™‚

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 9:51 am

    Iya, bener. Memang kudu kreatif Riska. Sebentar lagi Riska ngerasain ya ^^

lendyagasshi · 14/06/2017 pada 6:49 am

Aku juga sukaa banget sama tulisan dan tampilan tulisannya, teh Armita.
Bisa turu-turun macam slide gitu yaa…hiihhii *ajariiin….

MashaAllah,
ini lika-liku membersamai 2 anak saat bermain memang luar biasa. Selain dituntut kreatif, Bundanya juga harus selalu sabar.
Hehhe~~

Pun di saat anak sakit demam.
Aku suka diresepin Tempra syrup juga kalau ke Rumah Sakit ((tapi karena dasarnya anak-anak jarang sakit, kalau dikasih obat, alhamdulillah gak lama-lama, sembuh))

Terima kasih, Tempra.

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 9:52 am

    Hayu Teh Lendi, kapan kita belajar bareng?

rani yulianty · 14/06/2017 pada 11:02 am

Pengen bisa kerja di rumah kayak Mita, aish keren banget blogpost-nya, tulisannya bagus enak dibaca, trus ada yang muncul-muncul gitu

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 4:22 pm

    Makasiii Teh Rany πŸ™‚

Nuniek KR · 14/06/2017 pada 11:35 am

Baca artikelnya malah jadi flashback ke jaman baheula, saya juga suka dibikinin wayang-wayangan pake daun pisang, bikin kalung juga, kadang dikeriting juga. Hihi.

betewe ini menarik banget postingannya, lengkap trus banyak pop up (ato apalah yang muncul-muncul itu kurang paham istilahnya, hihi). kece badai, keren pisan!

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 4:23 pm

    Wah ternyata saya tidak sendiri ya bikin wayang dan kalung πŸ™‚
    Daun pisang dikeriting? Gimana caranya tuh?

Larasati Neisia · 14/06/2017 pada 11:46 am

Berguna ilmunya nih buat ntar kalo aku punya anak hehe..
Teteh maap pisan aku salah fokus sama tulisan list-list pop up yang bisa gerak-gerak ditulisannya bagus.. Apa itu cuma bisa di wordpress aja ya?

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 4:24 pm

    Iya Nesa, setahu aku cuma di WP aja πŸ™‚

Dina Mardiana · 14/06/2017 pada 12:14 pm

bikin animasi tulisannya keren ih, Mbak. Pake aplikasi apa ya?

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 4:24 pm

    Terima kasih. Iya, pakai aplikasi di WP.

vanisa · 14/06/2017 pada 12:15 pm

waah, sama teh1 dulu pas main ke rumah mbah. bikin kalung, gelang dari pelepah daun singkong. terus kita pura2 jualin deh di jendela umpak2 jaman dulu mirip etalase. bahkan sampe sekarang masih inget cara bikinnya. hihihi

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 4:25 pm

    Hayuk kita bikin lagi yuk πŸ™‚ Menyenangkan ya πŸ™‚

Astin Astanti · 14/06/2017 pada 12:18 pm

Aku terkaget dan terkagum kagum euy. Teh Mita menulisnya jelas banget dari hati banget. Tampilan blognya juga keren banget, anak-anak pasti seneng dech selalu diperkenalkan berbagai mainan yang aman dari lingkungannya

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 4:25 pm

    Makasih, Tes Astin πŸ™‚

Ida Tahmidah · 14/06/2017 pada 3:20 pm

jadi inget dulu sering dibikin wayang2 an dari pelepah daun singkong. Dan sy tak pernah bs sukses membuatnya hahha..

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 4:26 pm

    Saya juga gak bisa Teh bikin wayang dari daun singkong. Yang bisa Bapak πŸ™‚

Nchie Hanie · 14/06/2017 pada 4:04 pm

Akmal dan Azril, sehaat selalu yaa..
Untung Mamanya Kreatif ..

*suka banget sama pop up tulisannya mitaaa

    Armita Fibriyanti · 14/06/2017 pada 4:27 pm

    Ada Teh Nchie. Makasih ya Teh πŸ™‚

Helena · 14/06/2017 pada 5:48 pm

hwaaa lengkap banget. Keren!
banyak ide main buat mengasah kecerdasan naturalis di sini.

    Armita Fibriyanti · 15/06/2017 pada 6:45 am

    Terima kasih, ya πŸ™‚

Astri Hapsari · 15/06/2017 pada 3:58 am

Akmal… Azril… sehat-sehat yaaaa… biar bisa main terus

    Armita Fibriyanti · 15/06/2017 pada 6:46 am

    Aamiin.. makasih yaa πŸ™‚

Triani Retno A · 15/06/2017 pada 4:39 am

Waduh…kesetrum! Waktu anak-anak kecil, aku sering parno dengan colokan listrik gitu. Makanya yang kosong kututup pake lakban. Untung si kecil nggak apa-apa ya. Huuuft…. Deg-degan bacanya.

    Armita Fibriyanti · 15/06/2017 pada 6:46 am

    Iya, ya Allah itu saja sampai kaget banget :((
    Untungnya anaknya gak papa

Anggraini Arda Sitepu · 15/06/2017 pada 8:39 am

Wah serunya, happy parenting Mom. Tempra memang keren banget cocok buat anak…

    Armita Fibriyanti · 15/06/2017 pada 8:53 pm

    Terima kasih ya πŸ™‚

Evi Sri Rezeki · 15/06/2017 pada 11:01 am

Teteh postingannya lengkap banget. Enak dibaca, sistematis. Oh iya, aku nanti mau ngikutin Teteh kl bikin postingan tentang kesehatan pakai ‘Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan professional’ πŸ™‚

    Armita Fibriyanti · 15/06/2017 pada 8:54 pm

    Hayu pakai, Teh πŸ™‚ memang masih tetap perlu konsultasi dengan dokter dan tenaga kesehatan ya.

evrinasp · 15/06/2017 pada 1:51 pm

Rumah menjadi salah satu tempat yang nyaman untuk bermain, tapi hati2 juga banyak kuman penyakit ya, kalau demam ada Tempra yang melindungi

    Armita Fibriyanti · 15/06/2017 pada 8:56 pm

    Betul, Kak πŸ™‚

Oci YM · 16/06/2017 pada 8:54 am

Mantaaaaap Mbak, kreatif. Sebagai sesama ibu yang 24 jam juga di rumah, tantangan banget gimana biar anak bisa main aman dan nyaman, kerjaan kita yang lainnya juga bisa beres yah πŸ™‚

    Armita Fibriyanti · 16/06/2017 pada 9:02 am

    Iya Mbak, harus pintar bagi-bagi waktu πŸ™‚

farida · 17/06/2017 pada 2:44 pm

wah, senangnya kalau anak sehat ya bisa tetap aktif bermain dan belajar πŸ™‚

    Armita Fibriyanti · 18/06/2017 pada 8:35 am

    Betul Mbak πŸ™‚

farida · 17/06/2017 pada 2:52 pm

great idea!
terimakasih sudah berbagi πŸ™‚

    Armita Fibriyanti · 18/06/2017 pada 8:38 am

    Sama-sama.

Inda chakim · 18/06/2017 pada 8:10 am

Mbaaakkk, kamu main daun singkong jd tho, samaaakk, tos. Hahayy
Skrg bs dipraktekin deh ke si kecil. πŸ™‚

    Armita Fibriyanti · 18/06/2017 pada 8:38 am

    Iyaa… toss!

Eva Sri Rahayu · 18/06/2017 pada 10:43 pm

ah iyaaa jadi inget dulu mama suka bikinin hiasan juga dari tumbuh-tumbuhan πŸ™‚

    Armita Fibriyanti · 19/06/2017 pada 6:06 am

    Wah sama ya kita, Teh πŸ™‚ Seru ya mainan gituan, aman lagi πŸ™‚

Yurmawita · 19/06/2017 pada 8:27 am

Paling susah kalau anak demam dan rewel ya mba, tidak panik salah satu hal yang membuat kita bisa berfikir positif sehingga anak merasa nyaman.

    Armita Fibriyanti · 19/06/2017 pada 8:56 am

    Betul, Mbak πŸ™‚

Yayah Rochayah · 20/06/2017 pada 4:49 am

Kereeeen Mbak, dan ada beberapa permainan yang saya lakukan juga dengan anak saya. Seperti meniup bunga gulma dan menyentuh putri malu.
Anak lebih suka bermain di luar ruangan. Jadi memang harus didampingi kalau lagi bermain.

    Armita Fibriyanti · 21/06/2017 pada 9:34 pm

    Asyiiik, samaan kita ya. Bermain putri malu dan meniup bunga gulma itu sederhana banget tapi anaknya hepiii πŸ™‚

Anggarani Ahliah Citra · 20/06/2017 pada 11:03 am

anakku yang bungsu laki laki kalau main lari-larian terus, bentar bentar jatuh. Kuncinya satu, jangan panik. Karena risiko anak main di luar seperti itu ya, mba.

Yang penting kita ibunya harus sigap setiap saat

    Armita Fibriyanti · 21/06/2017 pada 9:33 pm

    Iya betul, kita tidak boleh panik ya

andyhardiyanti · 20/06/2017 pada 7:17 pm

Postingannya keren mbak, ada vlognya juga nih. Good luck yaa!

    Armita Fibriyanti · 21/06/2017 pada 9:32 pm

    Terima kasih ya πŸ™‚

Leyla · 24/06/2017 pada 6:37 am

Banyak mainannya ya dan mainan-mainan zaman dulu yang kreatif.

    Armita Fibriyanti · 26/06/2017 pada 12:59 am

    Alhamdulillah, Mbak Ella. Kudu kreatif kita emang biar anak-anak tidak bosan.

Set Kamar Mewah · 01/07/2017 pada 8:16 pm

Wah, tulisannya lengkap banget Teh, serasa menemukan ilmu baru setelah bacanya, terasa lega.. Makasih teh,,,

    Armita Fibriyanti · 03/07/2017 pada 5:47 am

    Terima kasih. Semoga bermanfaat ya ^^

Galeri · 03/07/2017 pada 5:43 am

Senang baca tulisannya, panjang dan lengkap skali

    Armita Fibriyanti · 03/07/2017 pada 5:47 am

    Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Gigih · 04/07/2017 pada 10:46 am

Bagus kak menarik.. Lengkap
Simple dapat di mengerti.

    Armita Fibriyanti · 04/07/2017 pada 3:15 pm

    Makasih ya πŸ™‚

Kang Alee · 04/07/2017 pada 2:47 pm

Seru ya Teh main di sekitar rumah

    Armita Fibriyanti · 04/07/2017 pada 3:16 pm

    Iya, Kang, seru banget.. main gak perlu jauh-jauh πŸ™‚

Santi Dewi · 10/07/2017 pada 2:28 pm

memang rumah harus aman dan nyaman buat anak ya mba…. karena anak itu senang bereksplorasi dan rasa ingin tahunya tinggi

    Armita Fibriyanti · 11/07/2017 pada 11:29 am

    Betul, Mbak. Anak-anak sedang masanya bereksplorasi ya πŸ™‚

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.