“Akmal, kalau besar, nanti mau jadi tentara?”

Iseng kulayangkan pertanyaan itu kepada Akmal anak saya yang kini menginjak umur 29 bulan. Pertanyaan tersebut disambutnya dengan jawaban “Nggak!”. Jawabannya yang selalu lantang, keras, dan tegas. Tidak hanya sekali atau dua kali, hampir tiap hari saya mencoba menanyakan hal tersebut dan jawabannya masih sama.

Lain lagi jika saya bertanya seperti ini “Akmal, kamu mau gowes?” dengan semangat menggelora bak pejuang 45 dia akan menjawab “Mau! ayo Bu”. Diraih sepeda jingganya dan segera digowes pedal sepeda menggelilingi rumah. Tak jarang dia mengajak bersepeda berkeliling komplek perumahan.

Satu setengah tahun yang lalu, ketika Akmal baru ulang tahun yang pertama, dia sudah menunjukkan ketertarikannya pada sepeda. Bukan sepeda roda tiga seperti yang biasa dimiliki oleh anak seusianya, namun dia justru tertarik dengan sepeda yang lebih besar ukurannya dan memiliki 4 roda.

Pertama-tama, saya mencoba untuk meminjam sepeda milik teman-teman kecil Akmal yang berusia 4-5 tahun jika sepeda tersebut sedang tidak digunakan oleh mereka. Senang sekali rupanya Akmal mencoba menggowes sepeda temannya. Sumringah dengan senyum lebar di bibirnya. Lama-kelamaan, mereka saling berebut dan terlihat bahwa Akmal ingin bersepeda bersama mereka.

“Sudahlah Bu, belikan saja Akmal sepeda baru” kata suami saya.

Saya pikir, ah nanti saja kalau sudah dua tahun. Toh dia baru bisa berjalan! Kakinya pun masih tergantung-gantung dan bahkan belum sampai pedal. Uang yang digunakan untuk beli sepeda juga masih bisa dipakai untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak.

“Kring..kring..kring.. Akmal ayo kita sepedaan!” Panggil teman-teman Akmal tiap pagi dan sore. Kemudian saya antar dia bermain sepeda dengan teman-temannya. Kadang cukup dengan nonton di pinggir jalan saja. Ada raut sedih dan tatapan harapan berbarengan tampak di wajah Akmal.

“Oh kamu ingin bersepeda roda seperti mereka juga ya Nak? Baiklah, tidak pantas Ibu membelenggu minat dan bakatmu untuk terus bersepeda. Ayo, kita buka celenganmu dan ambil beberapa lembar untuk beli sepeda. Semoga dengan sepeda roda empat yang baru ini, kemampuan motorikmu makin berkembang dan kamu bisa menjadi penikmat sepeda kelak.”

Akmal (14 bulan) di toko sepeda.

6 Komentar

Noorma · 20/06/2015 pada 6:49 am

Senengnyaa udah bisa sepedeaan. Hehehe

    Armita Fibriyanti · 20/06/2015 pada 7:06 am

    Iya, Alhamdulillah Mba, umur 15 bulan sudah bisa gowes sepeda roda 4

Mukhofas Al-Fikri · 26/06/2015 pada 4:12 pm

akmal sudah cerdik mengoperasikan komputer? hmmm ehh salah salah sepeda ding… selain melatih motorik kenapa tidak untuk mendengar suara yang baik baik? semisal muratal Quran? usia anak ibu itu usia emas yang harus di latih agar ketika dewasa nanti ia tidak membandel..

fanny fristhika nila · 29/06/2015 pada 7:22 pm

hebat 15 bln udh bisa gowes ^o^.. tp akmal kliatannya tinggi utk seumur dia ya mba… iya sih, aku jg ga mw ngebatasin apapun yg disuka anak…kalo memang itu bermanfaat dan ga merusak dia, kasih aja lah 🙂

    Armita Fibriyanti · 30/06/2015 pada 1:19 am

    iya, dia lumayan tinggi mak.. betul, betul, sepanjang itu bermanfaat dan baik, kasih deh buat anak ^^

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.