Siapa yang tidak mau menjadi orang yang selalu beruntung setiap saat. Dimana-mana ia selalu memperoleh keberuntungan. Tak peduli di manapun posisinya, keberuntungan seolah tak mau pergi darinya.  Apakah keberuntungan ini adalah harga mati? Bahkan sebuah produk obat di Indonesia berani menggunakan tag line yang berkaitan dengan keberuntungan itu.

Siapa yang tak kenal dengan tag line Orang Pintar Kalah Sama Orang Bejo“. Nyaris tiap hari muncul di layar kaca, spanduknya bisa ditemui dimana-mana. Bukan, saya bukan akan membicarakan mengenai tag line ini. Saya hanya akan mengulas mengenai kata “beruntung”.

Sebegitu terkenalkah kata beruntung? Apakah benar ada orang yang selalu beruntung?

Menurut saya, beruntung adalah ketika pucuk di cinta ulam pun tiba. Ketika apa yang kita inginkan menjadi kenyataan. Ketika peluang bertemu dengan kesempatan. Supaya mudah, kita ilustrasikan ya. Tahun lalu saya dan suami mendapat rejeki. Ya lumayanlah untuk tersebut bisa kami gunakan sebagai uang DP untuk membeli rumah secara kredit. Beberapa bulan setelah rumah tersebut terbeli, ada pengumuman mengenai lomba menulis yang terkait dengan pembelian rumah. Wah kebetulan nih, ini peluang, pikir saya. Pas banget dengan situasi saya saat itu yang baru saja menempati rumah baru. Bolehlah saya ikut menjemput peluang ini, siapa tau saya beruntung dan ini kesempatan saya untuk mendapatkan sejumlah uang tunai. Lumayan, kalau menang, uang tunai tersebut bisa saya gunakan untuk membeli isi rumah, pikir saya dalam hati. Maka demi menjemput peluang itu, saya berusaha mengikuti syarat dan ketentuan lomba penulisan tersebut. Syaratnya cukup mudah, cuma menceritakan proses bagaimana membeli rumah dan meyakini bahwa setiap orang sekarang mudah punya rumah. Yap.. yap.. setelah berusaha menuangkan pengalaman membeli rumah di beberapa lembar kertas, saya kirimkan tulisan tersebut ke panitia penyelenggara. Seminggu saya menunggu proses penjurian, deg-degan rasanya, apakah saya berhasil menang atau tidak. Saya berharap bisa menang supaya bisa membeli peralatan rumah tangga. Tunggu menunggu pengumuman pemenang dan yay! Tuhan pun memberikan kesempatan kepada saya untuk mencicipi uang tunai yang langsung dikirimkan ke rekening saya. Bersyukur. Beberapa peralatan rumah tangga pun terlaksana untuk dibeli.

Beruntungkah saya? Saya pikir iya, karena saya berhasil menemukan peluang dan kesempatan.

Dari ilustrasi di atas, kita bisa ketahui bahwa, orang yang beruntung adalah:

      • Berani menciptakan peluang
      • Berani mengambil kesempatan
      • Berusaha keras untuk mewujudkan mimpi.
      • Berpikir positif. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika kita mempercayai bahwa kita akan memenangkan lomba penulisan tersebut, niscaya kita juga mendapatkan hal yang setimpal.
      • Berdoa dan percaya bahwa ada peran Tuhan dalam setiap kejadian
      • Bersyukur

Keberuntungan tidak datang dengan sendirinya namun banyak faktor yang mempengaruhi, seperti yang saya tuliskan di atas. Intinya bahwa beruntung adalah berusaha, berdoa dan bersyukur.

  • Berusaha. Hasil kita adalah apa yang kita usahakan. Jika usahanya keras, niscaya hasilnya pun baik.
  • Berdoa. Kalau usaha yang kita lakukan sudah maksimal, maka usaha yang perlu kita lakukan selanjutnya adalah berdoa. Sebagai makhluk yang percaya akan Tuhan, kita perlu berserah diri bahwa Tuhan akan menentukan yang terbaik untuk kita. Berdoalah agar apa yang kita inginkan menjadi kenyataan. Jika tidak dikabulkan saat ini, akan datang waktu yang lebih baik suatu saat nanti. Sperti kata pepatah bahwa semua akan indah pada waktunya.
  • Bersyukur. Ketika kita pandai mensyukuri hal yang kecil, maka Tuhan akan memberikan kepercayaan kepada kita akan hal yang lebih besar. Bersyukur agar keberuntungan itu terus datang.

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.