Cara Mendaftar Haji. Ketika kami mengikrarkan janji untuk naik haji tahun 2013 lalu, kami meyakini bahwa hal ini bukan hanya sekedar mimpi. Jika Allah mengijinkan dan memampukan kami, Insya Allah kaki-kaki kami sampai di tanah suci.

Baca: Bismillah… Ingin Memenuhi Panggilan Kedua

Di blogpost kali ini saya mau cerita mengenai bagaimana cara mendaftar haji. Jika ada yang sudah berhaji atau sudah mendaftar, mungkin blogpost saya kali ini tidak terlalu berguna. Silahkan skip saja gak papa kok karena blogpost saya kali ini akan panjang dan mungkin saja membosankan, sampai harus saya pecah menjadi dua bagian. Hihihi. Tapi ini saya mau berbagi kepada mereka yang belum pernah berhaji dan belum pernah mendaftar namun punya keinginan besar untuk mewujudkannya.

Jadi, hari Kamis 14 Januari 2016 lalu, kami (saya dan suami) mendatangi perwakilan Kementrian Agama Kabupaten Bandung untuk mendaftar sebagai calon jamaah haji. Kami mendaftar berdua karena saya gak mau berangkat haji sendiri. Saya mau berangkat bareng berdua dengan suami. Kalau suami sih bisa berangkat sendiri toh laki-laki kalau bepergian tidak perlu ditemani. Lain lagi dengan perempuan yang apabila bepergian sebaiknya ditemani dengan mahramnya. Apalagi ini bepergiannya jauh, lintas negara dan dalam waktu yang lama.



Persiapan mendaftar sebagai calon jamaah haji ini sudah kami lakukan sejak 2,5 tahun lalu. Dimulai dari mimpi ingin naik haji dan kemudian diwujudkan dengan membuka tabungan khusus haji. Ini saya tuliskan langkah-langkahnya ya:

  1. Membuka Tabungan Haji

Tahun 2014, kami membuka tabungan haji di Bank Muamalat Indonesia/BMI. Alasan memilih BMI ini karena saya sebelumnya sudah memiliki akun di bank ungu ini dan sudah menjadi loyal customer sejak 2004. Lama ya 😉 Terus, bank ini juga salah satu bank yang lokasinya dekat dengan rumah saya. Saya gak perlu jauh-jauh dan tidak memakan waktu lama jika ingin menabung. Yang paling saya suka, kantor BMI dekat rumah saya ini gak terlalu banyak pengunjung. Kantornya kecil sih macam kantor kas gitu. Artinya, saya tidak perlu terlalu lama antri. Kan males banget tuh kalau antri lama-lama apalagi saya bawa 2 krucils yang mudah bosan kalau dibawa antri lama.

Baca: Merencanakan Keberangkatan ke Tanah Suci

Nominal pertama untuk membuka tabungan haji ini kalau gak salah seratus ribu. Ada yang lima puluh ribu. Beda-beda sih. Tergantung kebijakan masing-masing bank. Gak perlu uang banyak untuk bisa membuka tabungan haji. Cuma butuh konsisten dan rajin untuk mengisinya sampai terkumpul nominal 25 juta.

Syarat-syaratnya juga mudah kok. Bawa KTP, NPWP, dan sejumlah uang untuk pembukaan pertama. Nanti di bank diminta untuk mengisi form pembukaan rekening haji. Tenang aja, pasti akan dipandu kok oleh customer service di banknya. Gak perlu khawatir.

Ohya, tentang pemilihan bank untuk tabungan haji bisa pilih di mana aja ya. Sekarang sudah banyak bank yang buka tabungan haji. Hampir semua bank saya kira. Saya milih BMI hanya alasan kemudahan saja dan salah satu bank syariah. Tidak ada unsur sponsored post di blogpost ini ya.

 

  1. Tahap 1 (SPPH) Mendaftar ke Kantor Kementrian Agama

Jika uang senilai 25 juta sudah terkumpul, maka calon jamaah haji siap untuk mendaftar ke kantor Kementrian Agama yang ada di wilayah masing-masing. Domisili saya di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Maka, untuk mendaftar haji ini, kami harus ke kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung.

Jam Kerja Kementrian Agama Kabupaten Bandung

Sebelum ke Kementrian Agama Kabupaten Bandung, ada dua berkas yang perlu kami urus yaitu surat keterangan sehat dari dokter/puskesmas dan juga surat pernyataan domisili dari desa. Karena belum punya, maka kami perlu mampir dulu ke Kantor Desa Cileunyi Wetan untuk meminta surat pernyataan domisili dan ke Puskesmas Kecamatan Cileunyi untuk memperoleh surat keterangan sehat. Untungnya, letak Kantor Desa Cileunyi Wetan dan Puskesmas Kecamatan Cileunyi ini bersebelahan. Jadi kami bagi-bagi tugas. Suami ke kantor desa dan saya ke Puskesmas.

Di kantor desa, suami langsung menuju ke petugas jaga dan menyebutkan untuk minta surat keterangan domisili dengan menunjukkan KTP dan KK. Jangan lupa bawa materai Rp 6.000 ya. Alhamdulillah dilayani dengan baik sehingga tidak perlu berlama-lama di sini.

Yang lama justru saya. Antrian di Puskesmas Cileunyi ini ternyata lumayan panjang. Belum dapat panggilan untuk pendaftaran administrasi, suami sudah selesai di kantor desa. Bahkan dia sudah memfotokopi surat pertanyaan domisilinya. Kalau tau antrian di Puskesmas bakalan panjang kayak gini, saya mendingan minta surat keterangan sehat dari dokter depan rumah. Kebetulan tetangga saya dokter yang sebenarnya boleh minta surat keterangan sehat dari beliau. Tapi ya sudahlah, ini sudah terlanjur antri di puskesmas.

Lihat antrian panjang di Puskesmas yang mengular, suami gak tahan. Langsung minta cabut aja dari Puskesmas menuju ke Kemendag Kab Bandung. Daripada lama di Puskesmas dan harus kehilangan waktu berjam-jam untuk antri, kami putuskan untuk langsung saja ke Kemendag. Lagian jarak rumah ke Kemendag lumayan jauh dan waktu tempuhnya pun lama. Jalannya macet pula ke sana. Huaa… takutnya nanti sampai sana keburu siang dan gak selesai dalam sehari. Kalau gak selesai sehari, kasian suami yang harus ijin/off dari kantor lagi. Well, nanti surat keterangan sehat bisa minta di Puskesmas atau klinik di sepanjang jalan menuju ke Kemendag Kabupaten Bandung.

Perjalanan dari Cileunyi sampai ke Kantor Kemendag Kabupaten Bandung ditempuh selama 2 jam. Padahal jaraknya sebenarnya cuma 36 km. Waks, lama banget. Iyaaa… nyasar donk! Kami kepedean dengan lokasi Kemendag. Tanpa browsing-browsing dulu, kami langsung aja berangkat menuju ke Soreang. Lah, kami kira alamat Kemendag Kabupaten Bandung itu ada di Soreang eh ternyata ada di Baleendah donk. Huahahaa. Sudah sampai di Soreang baru sadar. Wakakak.

Walhasil, kami harus muter lagi cari jalan dari Soreang ke Baleendah. Modalnya map dan waze. Dari Soreang, kami menyusuri jalan di pinggiran Sunga Citarum. Jarak dari Soreang ke Baleendah 15 km. Tapi, jalannya kecil dan berkelak kelok. Plus musim hujan pula, jadi jalannya cukup kotor karena becek tanah. Rrrr… leason learned.

Saran: cari tau alamat tujuan dulu dengan jelas sebelum pergi kemana pun, kecuali sudah benar-benar tau dan hafal dengan lokasi tujuan.

Lokasi Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung:

Jalan Adipati Agung no. 42 Baleendah, Bandung. Telepon (022) 5942155

Blog: http://urhajkabbandung.blogspot.com (sayang blognya gak update nih)

Cek Kelengkapan Dokumen

Sampai di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bandung, kami menuju gedung khusus pendaftaran haji dan menyerahkan beberapa persyaratannya, sebagai berikut:

  • Fotokopi KTP 1 lembar (beserta aslinya)
  • Fotokopi KK 1 lembar (beserta aslinya)
  • Foto ukuran 3 x 4 = 15 lembar
  • Foto ukuran 4 x 6 = 5 lembar (foto berlatar belakang putih dengan fokus wajah 80%)
  • Fotokopi rekening tabungan haji dengan saldo minimal Rp 25 juta (beserta asli)
  • Surat keterangan sehat dari dokter/puskesmas setempat
  • Surat pernyataan domisili dari desa di atas materai Rp 6.000 yang diketahui kecamatan (difotokopi 5 lembar)
  • Fotokopi akte kelahiran/ijazah non sarjana/surat nikah/kenal lahir 3 lembar

Tentang foto untuk pendaftaran haji ini memang ada ketentuan khusus yaitu berlatar belakang putih, tidak berpakaian dinas, wajah 80%, bagi wanita wajib berjilbab (jilbab tidak berwarna putih), bagi pria tidak berpeci dan tidak berkacamata. Saya rasa ketentuannya cukup jelas ya.

Saya sendiri dan suami untung punya softfile pas foto meskipun latar belakangnya tidak putih. Gampang, tinggal bawa aja softfilenya ke studio foto. Minta diedit backgroundnya jadi warna putih dan tampak wajah 80%. Studi foto umumnya sudah tau ya tentang foto untuk ketentuan haji ini. Untungnya, studio foto tempat saya mau cetak foto kemarin ini sudah tau perihal foto untuk haji, jadi tanpa banyak kompromi si masnya langsung edit dan cetak foto sesuai permintaan kami.

Tentang surat keterangan sehat dari dokter atau puskesmas. Di awal saya menuliskan bahwa kami belum punya surat keterangan sehat dan akan mencari surat keterangan sehat di puskesmas/klinik di sepanjang jalan menuju kantor Kemendag. Kenyataannya: kami belum mendapatkan surat keterangan sehat sampai kami tiba di meja registrasi. Hihi, nemu sih ada puskesmas satu di daerah Soreang, tapi kata suami nanti aja lah dekat-dekat Baleendah saja. Eh tapi pas di Baleendah malah gak nemu Puskesmas atau klinik. Yo wes, kami nekad mendaftar tanpa surat keterangan sehat.

Pas dicek oleh petugas jaga di meja registrasi kan ditanyain surat keterangan sehatnya, kami bilang aja kalau kami belum punya. Hehehe, rencananya mau disusulkan. Alhamdulillah, petugasnya membolehkan 🙂

Mengurusi pendaftaran dan berurusan dengan birokrasi seperti ini jadi mengingatkan saya saat mendaftar untuk membuat surat pindah penduduk dan membuat SKCK. Sedikit ribet karena harus ke sana ke mari.

Baca: Membuat Surat Pindah Penduduk dan SKCK

Saran: untuk rekan-rekan yang mau daftar haji, lengkapi persyaratannya semua ya, termasuk surat keterangan sehat ini. Tidak harus dari puskesmas kok, minta ke dokter praktek biasa juga boleh.

Cek dokumen lagi setelah dokumen di input di komputer

Setelah dicek oleh petugas jaga, Alhamdulillah semua syarat lengkap. Kami disuruh duduk kembali dan nanti akan dipanggil lagi. Selang 10 menit, kami dipanggil oleh petugas lain dan diminta masuk ke sebuah ruangan. Nama ruangannya saya lupa -__- Yang jelas di dalam ruangan tersebut data-data yang sudah di input via computer dicocokkan kembali dan kami juga diminta sidik jarinya. Cukup jempolnya saja gak perlu keseluruhan jari seperti bikin passport.

Untuk memperoleh SPPH/Surat Pendaftaran Pergi Haji ini, calon jamaah harus datang sendiri ke Kantor Kementrian Agama ya. Tidak boleh diwakilkan karena ada yang harus ditanda-tangani sekaligus ada pemeriksaan/pendokumentasian sidik jari.

Klarifikasi data selesai, lanjut ke pemeriksaan berkas-berkas menuju pendaftaran tahap 2. Jadi belum beres? Belummm… masih ada 2 tahap lagi yaa…

See… blogpost tentang cara mendaftar haji ini lumayan panjang ya. Yang mau berhenti sampai sini boleh kok. Yang mau lanjutin dan follow step by stepnya silahkan yaa…

Kelanjutan cerita Cara Mendaftar Haji Bagian Dua




22 Komentar

Pakde Cholik · 20/01/2016 pada 8:14 am

Ibadah haji yang sangat didambakan kaum muslim itu kini sungguh menyesakkan data karena antrian yang sangat panjang. Orang kampung sy banyak yg antri sampai tahun 2026 padahal umur mereka tak muda lagi. Alhamdulillah sy dan istri sudah menunaiikan rukun Islam kelima ini pd tahun 2006.
Terima kadih tipsnya.
Salam hangat dari Jombang

    Armita Fibriyanti · 20/01/2016 pada 12:30 pm

    Kalau yg sudah sepuh biasanya boleh mengajukan percepatan haji kan ya Pak de? Alhamdulillah Pakde dan Budhe sudah haji ya. Semoga kami segera menyusul.

Vita Masli · 20/01/2016 pada 8:37 am

Sy jg daftat di BMI mba, belum cukup 25 juta sih tapi mrngarah ke sana. Doain segera yah. Postingannya saya save dulu. Mudah2am besok2 ada versi singkatnya pake infografis. Thanks mak.

    Armita Fibriyanti · 20/01/2016 pada 12:29 pm

    Aamiin.. Semoga cepat lunas ya Mbak. Ada ringkasnya Mbak, sudah dibuatkan sama Kemenag. Sudah saya uploadkan gambarnya ya

selvy · 20/01/2016 pada 8:58 am

semoga bisa ikutan seperti mbak untuk mendaftar haji, aamiin

Irawati Hamid · 20/01/2016 pada 11:45 am

ternyata saldo awal untuk membuka tabungan haji sangat murah yah Mbak 🙂
semoga nanti kita semua bisa menjadi tamu di rumah Allah,amin..

leylahana · 20/01/2016 pada 12:27 pm

Subhanallah mak udah daftar haji aja. Doain saya dan suami nyusul yaa

Heni Puspita · 20/01/2016 pada 5:16 pm

Terima kasih infonya Mbak. Saya dan suami memang ada rencana buka tabungan haji. Pokoknya buka tabungannya dulu deh, supaya lebih semangat mengumpulkan dana demi bisa berangkat ke tanah suci. Aamiin…

ndop · 05/02/2016 pada 9:19 pm

Kayaknya pernah lihat tuh mas mas ganteng yg duduk pakai baju batik hitam itu

:p

fitria listie · 21/02/2016 pada 8:13 pm

wadaw, lengkap sekali ini informasinya! bookmarked! dan semoga jalannya dipermudah sampai selesai, yah! doakan saya cepat menyusul 🙂

echaimutenan · 15/08/2016 pada 9:07 am

Semoga bisa kesana ya Allah

fara · 16/04/2018 pada 12:13 pm

halo saya mau tanya kebetulan saya tinggal di luar kota, kalo surat keterangan sehat dari dokter yang beda kabupaten (dari kota yang akan saya daftar haji) boleh atau tidak ya?

terimakasih sebelumnya

    Armita Fibriyanti · 16/04/2018 pada 12:35 pm

    Boleh

Cara Mendaftar Haji (2) – Armita Fibriyanti · 20/01/2016 pada 6:50 am

[…] Cara Mendaftar Haji. Di blogpost sebelumnya, saya sudah menuliskan langkah-langkah awal untuk mendaftar haji. Nah di posting lanjutan ini saya akan meneruskan step by stepnya ya. Silahkan disimak. […]

Pengalaman Membuat Paspor Umroh - Armita Fibriyanti · 28/01/2018 pada 12:05 pm

[…] Baca: Cara Mendaftar Haji […]

Cara Mendaftar Haji (2) - Armita Fibriyanti · 22/06/2018 pada 7:35 am

[…] Cara Mendaftar Haji. Di blogpost sebelumnya, saya sudah menuliskan langkah-langkah awal untuk mendaftar haji. Nah di posting lanjutan ini saya akan meneruskan step by stepnya ya. Silahkan disimak. […]

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.