Tergopoh-gopoh saya dorong kereta bayi siang hari itu dari tempat parkir mobil Trans Studio Mall Bandung menuju Mozaik & Co Restaurant, sebuah tempat di mana saya akan bertemu dengan para blogger lain yang juga turut menghadiri undangan Jumpa Blogger Sunlife. Kereta bayi melaju dengan kecepatan sedang sampai cepat. Saya memang mendorongnya dengan sedikit cepat karena siang itu waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 dan saya takut telat menghadiri seminar yang sudah saya tunggu-tunggu ini.

Di samping kereta dorong bayi, ada seorang laki-laki dewasa berjalan beringingan sambil menggendong balita berumur sekitar 3 tahun. Ia pun nampak terburu-buru terbukti dari derap langkahnya yang cepat dan nafas yang memburu seolah-olah ia pun tidak mau terlambat.

Senyum ramah dua orang wanita menyambut kedatangan kami berdua seraya memastikan bahwa kami adalah peserta seminar yang diselenggarakan oleh Sunlife ini. Anggukan kepala menandai bahwa kami memang salah dua dari sekitar seratusan blogger lain yang sudah terdaftar dalam acara dengan tajuk  “Yuk Kelola Keuangan dengan Bijakbersama Safir Senduk dan Sun Life.

Kami pun mengisi daftar hadir yang telah disediakan dan kemudian salah seorang dari wanita tersebut membekali kami dengan sebuah tas kuning berlogo Sunlife. Saya penasaran dengan isinya. Hmmm… apa ya kira-kira isi goodie bag-nya.

Saya pendam sementara rasa penasaran tersebut karena saya harus mengangkut kereta dorong bayi dan bayinya menuju lantai dua restoran di mana acara ini digelar. Saya cantolkan goodie bag tersebut di kereta dorong, saya gendong si adik bayi dengan tangan kiri, dan tangan kanan menggandeng balita umur 3 tahun. Kereta dorong di angkut ke atas oleh sang lelaki kekar, suami saya.

Rempong? Iya!

Tapi mau bagaimana lagi, anak-anak tidak bisa ditinggal di rumah tanpa pengasuhan orang tua karena mereka masih terlalu kecil. Kami tidak punya pengasuh atau saudara yang bisa dititipi anak-anak. Maka, jalan satu-satunya adalah membawa anak-anak ke seminar ini sekaligus mengakrabkan anak-anak dengan profesi yang digeluti kami selaku orang tuanya.

Kerempongan ini tentu berani kami tebus dengan banyaknya benefit yang akan kami peroleh setelah mengikuti acara ini. Tentu jika kami pikir acaranya kurang berbobot kami memilih di rumah saja dan tidak akan hadir. Namun, acara Jumpa Blogger Sunlife ini begitu menggoda, sampai-sampai kami hadir berdua sebagai sepasang suami istri dan anak-anak. Tidak lain tidak bukan, tujuannya supaya kami lebih bijak dalam mengelola keuangan.

Acara dimulai dengan santap siang bersama. Makanan disajikan secara prasmanan. Peserta bebas boleh memilih makanan yang disajikan sesuai dengan seleranya. Saya sendiri memilih menu nasi, cah brokoli, ayam, dan tempe serta segelas es teh manis yang mampu menyegarkan tubuh di siang yang terik itu.

Selesai makan, saya buka-buka goodie bag untuk menjawab rasa penasaran saya. Ternyata isinya adalah sebuah handuk kecil, ringkasan materi dan selembar kertas survey yang harus diisi sebelum acara dimulai. Alhamdulillah, rejeki blogger solehah yang mendapatkan goodie bag menarik. Handuknya bisa dipakai ketika travelling, ringkasan materinya bisa dipakai sebagai bahan bantuan saat seminar nanti maupun pengingat post seminar, dan lembaran survei tentu saja dikembalikan ke panitia.

Perkenalan Sunlife

Kira-kira pukul 13.00, pembawa acara membuka seminar, membacakan run down acaranya, menyampaikan adanya door prize, kompetisi live tweet dan hadiahnya, serta lomba blog setelah selesai acara. Acara ini memang bertabur hadiah, asyik kan?!

Saya beberapa kali pernah mendengar tentang Sunlife ini, namun tidak terlalu kenal dengannya secara mendalam. Siapa sangka kalau ternyata umurnya sudah 140 tahun di dunia dan 20 tahun umurnya di Indonesia. Kawakan juga ya untuk sebuah usaha yang bergerak di bidang asuransi ini. Umurnya saja sudah ratusan tahun, pasti sudah sangat matang karena telah melewati berbagai fase naik turunnya perekonomian global.

Setau saya, Sunlife beberapa tahun terakhir ini aktif bekerja sama dengan para blogger dan mengadakan lomba kompetisi kepenulisan. Sehingga bisa dikatakan bahwa jalinan persahabatan antara Sunlife dan blogger ini sudah cukup baik.

Bahkan Ibu Elin Wati (Direktur & Chief Distribution Officer PT. Sun Life Financial Indonesia) dalam Jumpa Blogger Sunlife kali ini menegaskan bahwa blogger bisa mengubah Indonesia lebih baik lagi ke depan karena blogger selalu berusaha menulis informasi dengan benar kemudian menyebarkannya kepada pembaca blognya. Begitu berperannya para blogger sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dari Sunlife. Sampai disini, senyum blogger terkembang dan wajah kami merona mendapatkan sanjungan dari Ibu Elin Wati.

Sebagai salah satu tombak penyampai berita, blogger berhak mendapatkan edukasi juga bagaimana mengelola keuangan dengan bijak agar blogger memiliki masa depan yang cerah. Apalagi nanti blogger akan menyampaikan pengetahuannya melalui media blog. Fatal jika blogger sampai salah dalam menyampaikan informasi karena ada banyak pembaca yang dipengaruhinya. Jika blogger cerdas, maka pembacanya pun bisa ketularan ilmunya. Cerdas berjamaah.

Bijak Mengelola Keuangan

Sudah lima tahun ini saya bekerja sebagai freelancer dengan pendapatan berfluktuasi tiap bulannya. Sudah empat tahun ini pula saya dipercaya sebagai manajer keuangan rumah tangga dengan pendapatan yang Alhamdulillah dari suami tercinta. Berapapun yang ia kasih diterima dengan tangan terbuka.

Saya memang punya pendapatan sendiri dan ditambah dari pendapatan suami. Walaupun pendapatan saya adalah hak saya dan pendapatan suami adalah hak bersama, tetap saja perlu dikelola. Selama ini, saya mengelolanya dengan kadar semampunya dan lebih mengandalkan naluri. Tidak jarang saya kebobolan. Huhuhu. Ini menyakitkan.

Contoh, bulan lalu, kami harusnya bayar pajak kendaraan. Tapi karena saya kurang teliti, lewat deh jatuh temponya. Akibatnya kami kena denda. Lagi, masih di bulan yang sama. Harusnya asuransi kendaraan juga diperpanjang, tapi (lagi-lagi) saya lupa memasukkannya dalam daftar pengeluaran rutin tahunan. Terpaksa, saya harus menggunakan dana darurat untuk membayar pos pajak (dan dendanya) dan asuransi tersebut. Jika saya teliti, saya tentu tidak harus mengeluarkan dana banyak-banyak.

Apakah dalam kasus ini saya bijak? Tentu saja tidak! Failed.

Makanya, saya perlu yang namanya pengelolaan keuangan yang bijak.

Mendengarkan Safir Senduk menyampaikan materi tentang mengelola keuangan dengan bijak, saya seakan tersentil dan termotivasi untuk lebih mengelola keuangan menjadi lebih baik lagi. Berikut yang bisa saya bagikan.

Mengatur keuangan dengan bijak tujuannya adalah menjadi orang yang kaya yaitu orang yang banyak investasinya, baik bagi karyawan, profesional maupun pengusaha. Siapapun berhak kaya, termasuk saya yang seorang freelancer plus istri pegawai pun berhak kaya.

Agar bisa punya banyak investasi, berarti saya harus pintar atur-atur arus keluar masuknya uang agar saya bisa berada di posisi orang kaya. Posisi cashflow orang kaya adalah 20% pendapatan digunakan untuk investasi, 30% untuk barang konsumtif, dan sisanya sebanyak 50% untuk biaya hidup. Jadi, jika nanti saya tidak berpendapatan lagi, investasi yang 20% ini bisa dimanfaatkan. Asyik ya 🙂

1. Miliki Investasi Sebanyak Mungkin

Bentuk investasi bermacam-macam. Yang paling mudah adalah emas dan deposito. Jika tertarik, bisa membeli saham, reksadana atau unit link. Namun, ada lagi yang lebih menjanjikan adalah tanah dan properti. Lahan kan ketersediannya hanya itu-itu saja, tidak akan bertambah. Sementara kita beranak pinak dan kebutuhan papan semakin meningkat. Tips dari Safir Senduk, jika ingin mengambil invetasi properti, ambil yang tenant-nya banyak dengan masa sewa yang singkat. Mengelola kos-kosan adalah jawabnya.

2. Siapkan Dana Untuk Masa Depan

Dana masa depan itu macam-macam. Untuk yang masih single, pengeluaran terbesarnya adalah biaya menikah. Sudah bukan rahasia lagi jika menikah di Indonesia membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jika untuk yang sudah menikah, dana masa depan itu meliputi dana kepemilikan rumah, pendidikan anak, pensiun, liburan dan perjalanan ibadah.

Prioritas kami sekarang adalah membayar cicilan rumah dan pendidikan anak. Dana pensiun sudah ada, diambil dari gaji suami tiap bulannya. Liburan dan perjalanan ibadah penting juga sih, saat ini sedang diatur-atur alokasi dananya.

3. Atur Pengeluaran

Lima tahun sebagai freelancer dan empat tahun berumah tangga setidaknya membekali saya dimana saja pos pengeluarannya. Biasanya itu-itu saja. Tapi… kalau penyakit lupa dan tidak teliti saya sedang kambuh, ini yang jadi masalah. Dana darurat siap terkuras. Hiks.

Itulah, saya harus rajin membuat catatan dan mengatur mana yang sesuai kebutuhan dan mana yang tidak, sesuai yang disarankan Safir Senduk.

***

Pulang dari acara Jumpa Blogger Sunlife, saya dan suami berdiskusi di dalam mobil. Kami pun menjadi berfikir ulang bahwa kami harus menata ulang pos-pos pengeluaran kami. Dengan  kondisi pendapatan yang hampir sama dan sedikit fluktuasi, berarti yang harus diatur adalah pengeluaran dan investasinya. Tidak perlu merombak, tata ulang agar lebih sip dan baik. Supaya apa? Supaya kami bisa masuk ke golongan orang kaya dengan banyak investasi.

Kami juga terpikir untuk memiliki proteksi yang mampu menjamin hidup kami lebih baik kelak. Tidak khawatir jika ada musibah ataupun sesuatu yang tidak diinginkan terjadi di masa depan.

Terimakasih Sunlife sudah memberikan pencerahan kepada kami para blogger Bandung sehingga kami berkesempatan menjadi lebih kenal dengan asuransi, lebih bijak lagi mengelola keuangan, dan menjadi lebih cerdas sebagai salah satu ujung tombak penyampai berita. Mari cerdas berjamaah.

***

Alhamdulillah, tulisan ini diapresiasi sebagai salah satu pemenang hiburan pada Lomba Menulis Jumpa Blogger Sun Life Bandung 2015. Terimakasih Sunlife!


19 Komentar

echaimutenan · 04/11/2015 pada 11:58 pm

iya kit aharus bisa ya mak ngatur keuangan masuk keluar..berasa kalau lagi butuh ada dana simpenan

ayanapunya · 05/11/2015 pada 7:24 am

saya kayaknya juga masih kacau banget mbak pengaturan keuangannya. padahal saya dan suami sama-sama kerja. tapi setelah nikah ini sudah mulai investasi tanah. pengennya sih investasinya ke emas juga

    Armita Fibriyanti · 05/11/2015 pada 7:49 am

    Saya belum kalau ke tanah nih. Pengen beli tapi belum ada yg sreg..

diah siregar · 07/11/2015 pada 6:29 am

kalau acara ini diadain di Medan, kayaknya saya mesti datang deh, soalnya masih berantakan juga manage keuangan 😀

    Armita Fibriyanti · 07/11/2015 pada 7:11 am

    Medan sudah belum ya? Kayaknya beberapa waktu yang lalu saya pernah baca postingan Mba Windi ttg kelola keuangan juga deh. Tapi gak tau, tulisan Mba Windi ini bagian dari acara Sun Life atau bukan.

Astin Astanti · 07/11/2015 pada 6:51 am

Yang dominan mengatur keuangan malah suami, dia memiliki system pengeluaran dan pemasukan, jadi saya hanya mengontrol pengeluaran harian saja. Untuk investasi, suami saya juga yang menyisihkan dananya untuk saham dan katanya saya mau diajari, tapi masalah piring dan wajan menguras waktu..heheee. Investasi yang mudah, emas juga dipilih, sekalian dipake kan kecil-kecil (itu investasi sederhana menurutku, kalau sedang butuh dana, bisa disekolahin dulu atau dijual kembali)

Proteksi, ini juga perlu sekali, menggingat suami saya seorang pengusaha yang masih merintis usahanya, jadi proteksi merupakan salah satu hal yang harus difokuskan juga

    Armita Fibriyanti · 07/11/2015 pada 7:14 am

    Nah ini nih, saham, saya belum terjun ke sini. Emas sudah dikit-dikit. Ngincer tanah dan properti juga.

fida · 07/11/2015 pada 9:29 pm

Aku paling suka jualan. Sisa gaji suamiku, aku putar lagi dengan berjualan. Alhamdulillah, daripada jadi emak sosialiita yang spender…mending jualan dan menghasilkan,

Anggarani Ahliah Citra · 07/11/2015 pada 11:38 pm

Siapin list, ngincer investasi yang pas

hidayahsulistyowati · 08/11/2015 pada 8:07 am

Aku belum punya investasi nih mbak, kami juga freelance kerjanya. SElama ini hanya nabung biasa, pengen beli tanah tapi lagi ngumpulin duit dulu.

@HEYDEERAHMA · 02/12/2015 pada 6:13 am

Alhamdulilah sudah mulai investasi dari yang kecil-kecil…
Makasih mba tulisannya sebagai pengingat saya untuk terus konsisten menabung dan investasi 😉

Revorma · 14/01/2016 pada 10:14 am

Pengen sih invest tanah, cuman masih nabung dulu, sambil nyari tanah yang pas lokasinya buat invest, biar kalo mau jual lagi harganya udah melambung… hehehe

Belajar Mengelola Keuangan Melalui Digital Financial Literacy for Children – Armita Fibriyanti · 21/04/2017 pada 6:47 am

[…] Baca: Cerdas Berjamaah Mengelola Keuangan […]

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.