Bu-ibu, apa yang dilakukan jika melihat anak tiduran di lantai beralas karpet seperti ini? Melarangnya atau membiarkannya?

Anak saya Azril (2 tahun), seperti tampak pada foto di atas, dia senang sekali tidur-tiduran di lantai. Kebiasaan ini sudah mulai terlihat ketika usianya menginjak satu tahun. Tidak hanya tidur-tiduran di lantai beralas karpet saja, tapi dia juga tampak bahagia saat tidur-tiduran di ubin, di paving block, kadang juga tiduran di jalan komplek rumah. Pernah juga dia tiduran di lantai mall yang dingin. Pokoknya di mana dia nemu spot nyaman untuk tiduran, dia akan merebahkan badannya di situ dan lalu gulang-guling sesuka hatinya.

Awal-awal, saya suka melarangnya tiduran di tempat yang bukan semestinya untuk tiduran. Saya angkat dia dari lantai dan coba gendong. Tapi cuma bertahan sebentar, lalu Azril akan kembali tiduran di lantai.

Tapi lama-lama saya biarkan dia kalau mau tiduran di lantai.

Saya paham, mungkin sikap saya membiarkannya tiduran seperti ini dipandang aneh oleh beberapa orang lain. Biasanya, orang-orang tersebut akan berkata “Aduh Bu, itu anaknya kok dibiarin tiduran di lantai sih. Nanti kotor loh!”

Kekhawatiran lain mengapa mereka tidak mengizinkan anaknya tiduran di lantai karena takut menganggu orang lain, takut si anak sakit, takut cidera, dan lain sebagainya.

Kekhawatiran seperti ini sebenarnya wajar. Tapi kekhawatiran ini bisa loh diatasi. Bagaimana caranya? Pengen tahu kan ya, nanti saya jelaskan di bawah ya. Makanya, baca terus tulisan saya sampai selesai.

Hari Sabtu 20 Mei 2017 lalu, saya berkesempatan hadir di sebuah parenting seminar yang diselenggarakan oleh Dancow Parenting Center. Bertempat di The Trans Luxury Hotel, beratus-ratus orang tua hadir untuk menyerap ilmu dari para ahlinya. Mengangkat tema “Berkata Iya Boleh untuk Eksplorasi si Kecil” dengan dipandu oleh Shahnaz Haque sebagai pembawa acaranya, acara yang digelar selama kurang lebih 2 jam ini bisa terbilang sukses. Ada 3 pembicara yang menyampaikan materi sesuai dengan keahliannya masing-masing, yaitu:

  1. DR. dr. Rini Sekartini, Sp(A)k.
  2. Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, Psi.
  3. Rita Ramayulis, DCN, MKes.

Selain larangan tiduran di lantai, saya sering menemukan beberapa kasus sehari-hari dimana orang tua sering melarang anaknya saat bermain-main. Misalnya:

Jangan main hujan ya!

Gak boleh main tanah!

Sepedaannya jangan jauh-jauh!

Aduuuh, awas jatuh! Jangan naik-naik tangga!

Familiar kan ya, ibu-ibu sering dengar pastinya. Menurut Ibu Vera sebagai seorang psikolog anak, terlalu banyak melarang anak jangan ini, jangan begitu, gak boleh ini, gak boleh itu bisa berdampak buruk terhadap perkembangan si kecil. Kecemasan orang tua yang terlalu berlebihan ini bisa membatasi perkembangan anak. Karena rasanya seperti meragukan kemampuan anak, tidak mempercayai bahwa anak bisa, membuat anak merasa tidak mampu dan anak jadi ikut-ikutan cemas. Jika sudah seperti ini, terlalu banyak melarang anak akan berdampak anak bisa menjadi kurang percaya diri, penakut, dan dependen.

Shahnaz Haque

Saat anak berada pada tahap eksplorasi, izinkan anak untuk melakukan yang dia inginkan. Ada baiknya kita sebagai orang tua menerapkan pola asuh yang “demokratis” artinya kita membebaskan anak melakukan apa saja namun tetap memberikan batasan-batasan yang sudah disepakati.

Contoh penerapan pola pengasuhan demokratis dalam kehidupan sehari-hari seperti ini. Anak boleh main sepedaan di komplek perumahan, tapi tidak sampai keluar komplek. Anak boleh main masak-masakan, tapi tidak sambil menyalakan kompor. Anak-anak boleh main hujan, tapi cukup 10 menit saja.

Ibu… aku boleh main pasir? Iya boleh…

Ibu… aku boleh mandi bola? Iya boleh…

Ibu… aku boleh hujan-hujanan gak? Iya boleh…

Baca: Inspirasi Permainan Rumahan untuk Balita

Dengan mengizinkan anak-anak bereksplorasi dan berkata iya boleh, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan, yaitu:

  • Anak jadi memiliki kesempatan untuk belajar.
  • Anak hidup di lingkungan yang positif.
  • Anak belajar aturan/batasan yang membuat dirinya nyaman dan aman.
  • Anak merasa dirinya mampu.
  • Anak menjadi berani menghadapi tantangan dan tidak mudah frustasi.
  • Anak menjadi percaya diri dan mandiri.

Ternyata banyak ya manfaatnya.

Baca: Cara Melatih Kecerdasan Sosial Anak

Walaupun sudah tahu beberapa manfaatnya, mungkin orang tua masih merasakan kekhawatiran saat mengasuh anak. Sebenarnya kekhawatiran ini bisa diatasi loh. Misalnya saat anak bermain di taman anak akan lari ke sana ke mari. Memanjat apapun. Main tanah serta main pasir. Kekhawatiran Ibu biasanya karena takut anak kotor, takut cedera, tidak aman, takut ada yang menculik dll. Tidak perlu khawatir anak main di taman taman. Solusinya, Ibu bisa mencarikan tempat permainan yang aman, awasi dalam jarak pandang yang terjangkau, dan ganti pakaiannya saat sudah selesai main. Gampang kan? Anak senang, ibu tenang.

Solusi ini mirip dengan kondisi Azril yang suka main tidur-tiduran di mana-mana. Saat seperti ini, saya akan mengizinkannya tiduran di tempat yang aman, asal tempatnya tidak becek, tidak terlalu kotor, dan bukan di tempat lalu lalang kendaraan. Saya biarkan tiduran, asalkan saya ada di situ mengawasinya. Setelah selesai main, saya mandikan Azril dan saya ganti bajunya dengan baju yang bersih.

Baca: Agar Anak Terbiasa Mandi Air Dingin, Ini Loh Caranya!

Dengan membiarkan Azril tiduran seperti ini saya melihatnya cukup bahagia. Karena kalau dilarang, dia terlihat kecewa. Saya biarkan saja dia tiduran, toh nanti kalau sudah puas tiduran di tempat itu dia akan bangun sendiri dan lalu lari ke saya untuk ganti main yang lain. Kalau sudah besaran dikit, dia juga nanti gak akan kok tidur-tiduran di lantai lagi. Emang ini lagi masanya dia. Ada masalah, pasti ada solusi.

Jadi gimana, sekarang izinkan anaknya untuk main-main dan eksplorasi sesuka dia ya buibu… Iya boleh… Main ini, main itu. Biarin aja asal tetap dalam pendampingan ya 🙂


16 Komentar

antung apriana · 24/05/2017 pada 10:16 am

aku kemarin juga ikut seminar Dancow ini. Alhamdulillah dapat banyak ilmu 🙂

    Armita Fibriyanti · 27/05/2017 pada 5:36 am

    Bermanfaat ilmunya ya Mbak 🙂

Intan Rastini · 24/05/2017 pada 10:30 am

Kebetulan anak saya juga minum susu Dancow? Tapi gimana ya caranya supaya dapat undangan ke seminar Dancow Parenting Center?
Anak saya yang kedua (2 tahun) juga suka tiduran di lantai tapi kalau di rumah. Di tempat umum tidak.

    Armita Fibriyanti · 27/05/2017 pada 5:38 am

    Coba aktif di Facebooknya Dancow Parenting Center ya Mbak, di sana banyak pengumumannya.

Shanty · 24/05/2017 pada 1:59 pm

Diriku juga yang rada males banyak melarang-larang anak. Bukan apa-apa, sayanya juga nggak enak rasanya kalau kebanyakan dilarang dan tidak mencoba sendiri.

    Armita Fibriyanti · 27/05/2017 pada 5:38 am

    Biarin anak nyoba sendiri ya Teh 🙂

Gita · 24/05/2017 pada 3:14 pm

Wahh..informasinya bermanfaat sekali..makasih tuk pencerahannya :)..kalo ngeliat kelakuan anak bawaannya emang suka pengen ngelarang aja padahal itu yg disebut dengan masa eksplorasi yah?

    Armita Fibriyanti · 27/05/2017 pada 5:39 am

    Iya, anak sedang dalam masa mencoba-coba dan rasa ingin tahunya besar sekali.

Dyah Prameswarie · 24/05/2017 pada 4:07 pm

Kalau aku lebih ke ‘ada syaratnya’. Jadi misalnya, “Al boleh main sepeda tapi hanya sekian menit ya.”

Gunanya untuk mendisiplinkan anak. Thank you for sharing ya, Mita 🙂

    Armita Fibriyanti · 27/05/2017 pada 5:44 am

    Iya Teh, tetap demokratis ya.

Rahayu Pawitri · 24/05/2017 pada 5:08 pm

Kok aku nggak diajak sih mbak ha ha ha…
Iya mbak, saya setuju dengan Dancow, nggak mudah nglarang anak untuk ini itu. Tapi kalau yang bahaya tetep saya larang sampe sekarang. Meski Hana udah 8 tahun, yang irisan sama listrik masih belum saya ijinkan.
Makasih sharingnya mbak… Nanti kalau Dancow bikin acara lagi colek ya he he he

    Armita Fibriyanti · 27/05/2017 pada 5:45 am

    Hayuk – hayuk ikutan lagi yuk..

ibnu · 28/05/2017 pada 9:28 am

wah mantap nie infonya
tapi kapan ya saya bsa praktekin kata “ia boeh” sama anak saya
nikah aja blum hehehee

Leyla · 29/05/2017 pada 1:36 am

Boleh main asal selalu diawasi ya Bu. Kasian kalau dengar anak celaka karena main tanpa pengawasan.

Kuma Seo · 30/05/2017 pada 4:32 pm

itu tandanya orang tua sayang sama anak mbak, tapi ya jangan kelewatan banyaknya, heheh

fidget spinner indonesia · 31/05/2017 pada 1:09 pm

Tulisan yang mencerahkan ssekali.. memang para ibu muda sering kali membatasi ruang gerak si kecil, bukannya tambah nurut tp si kecil malah tambah penasaran deh,..

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.