“Masakan kamu enak kok, tapi kalau pakai penyedap kayaknya tambah enak deh”

Gleg. Itulah komentar suami ketika mencoba masakan pertama saya. Komentar pertama menyenangkan, tapi ekornya itu loh.. yang bikin saya gimanaaa gitu..

Saya memang kalau jajan diluar jarang beli yang pakai penyedap rasa. Beli bakso pun minta baksonya gak pakai fetsin atau orang biasanya menyebutnya dengan nama Sasa, sebuah merek fetsin terkenal dan menguasai pangsa pasar industri penyedap rasa di Indonesia.

“Bang, beli bakso kosongan ya, gak usah pakai mie dan sayur. Cukup baksonya aja, plus kuah. Oh ya, gak usah pakai fetsin ya. Pake mangkok juga Bang ya!”  Seloroh saya ketika saya beli bakso. Si abang bakso tersenyum geli.. hihihi.

Fenomena pemakaian penyedap rasa atau bahasa akademisnya dikenal dengan nama Monosodium Glutamat (MSG) di dapur memang merupakan isu lumrah rumah tangga. Ibu-ibu biasanya menambahkan zat aditif buatan ini ke masakan mereka, katanya biar masakan tambah enak, gurip, dan sedaaaappp. Memang sih rasanya tambah enak, enak dilidah, tapi gak enak buat kesehatan. Enak sekarang, tapi nanti sengsara.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh IPB dulu tahun 1975, meneliti pengaruh pemberian MSG kepada ayam. Eh ternyata ayamnya mati setelah di beri perlakuan MSG. Penelitian ini memang sudah lama, tapi tetap bisa di pakai kok sebagai rujukan. Hehe. Nah loh, saya gak mau donk nanti saya dan keluarga saya meninggal percuma gara-gara konsumsi MSG.

Selain dapat menyebabkan kematian, konsumsi MSG juga dapat menyebabkan mual, muntah, pusing. Yang paling terasa ketika saya *kecebur* mengkonsumsi MSG adalah mulut saya yang terasa kering dan kepala saya yang pusing tujuh keliling. Pengennya minum terus. Minum air putih bergelas-gelas, lidahnya tetap terasa aneh.

Sebenarnya boleh gak sih konsumsi MSG? Menurut saya, boleh-boleh saja, asal tidak berlebihan. Apapun kalau konsumsinya berlebihan pasti hasilnya tidak akan baik. Menurut BPOM-nya Amerika, konsumsi aman MSG adalah 2 gram. Jika lebih dari itu, bisa menyebabkan alergi.

Jika suami tetap memaksa saya untuk memakai MSG, nanti saya tetep akan ngeyel kalau saya gak mau pakai MSG. Mama mengajarkan saya bertahun-tahun untuk tidak menggunakan zat berbahaya ini di masakan. Saya juga sudah terbiasa dengan racikan masakan Mama yang non-penyedap. Rasa masakan Mama tetap enak-enak aja tuh. Sementara suami, di keluarganya terbiasa menggunakan penyedap rasa di setiap masakannya. Ya saya gak heran, ketika dia mencoba masakan saya, eh rasanya hambar dan kurang mak nyuzz. Hahaha..

Triknya, kita bisa pakai kombinasi gula (bisa gula merah/gula jawa atau pun gula pasir) dan garam sebagai pengganti MSG ini. Gak ada MSG, gula garam pun jadi.

Keluarga yang sehat dan cerdas di mulai dari rumah yang sehat.

Rumah sehat berasal dari makanan yang sehat.

Makanan sehat di olah di dapur yang sehat oleh Ibu yang cerdas.

Mau keluarga kita sehat? Jadilah Ibu yang cerdas dengan mengolah makanan yang sehat.

🙂 🙂 🙂

Salam sabtu minggu,

Armita

Saatnya berkumpul dengan keluarga.



7 Komentar

Admin · 22/10/2011 pada 12:59 pm

eh, iki blog ya?

Admin · 22/10/2011 pada 1:00 pm

wah, dimoderasi ik

    Armita - Pupung · 23/10/2011 pada 1:34 am

    Hi luthfi, iya.. ini blog. hehee.. isinya tulisan aku sama suami,, ho oh tak moderasi, soale ben kalo ada yg komen tersaring dulu.. hehehe… piye ara? lagi apa?

Yustika Muharastri · 23/10/2011 pada 10:22 am

emakku di rumah juga ndak biasa masak pake vetsin, mbak.
karena kebiasaan gak banyak konsumsi vetsin, tiap makan makanan di luar yang mengandung banyak vetsin pasti jadi batuk terus radang tenggorokan.
dan biaya berobatnya pasti lebih mahal daripada harga vetsinnya, hehehe..
jadi aku agak mengontrol konsumsi MSG.. 😀

Armita - Pupung · 23/10/2011 pada 1:32 pm

setuju yus, radang tenggorokannnya itu loh bikin gak nahan..

astri hapsari · 24/10/2011 pada 11:20 am

aku juga anti vetsin
si doi juga Alhamdulillah gak suka pakai vetsin
jadi kalau jajan di luar ampun deh bawelnya
pernah dibilang aneh pas beli bakso gak pakai vetsin
‘Aneh gak pakai vetsin. Mana enak, Mb.’
dalam hati, ‘Si Masnya yg aneh. Makanan berpenyakit kok dipakai.’
Hihihi
tapi emang sih, rasanya beda loh pakai vetsin sama gak
hambar banget
biar gak enak yg penting sehat
hidup no MSG!!!!!!!!!
😀 😀 😀

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.