[Adv.] Halo. Sore ini mendung di Bandung. Bahkan dari pagi mendungnya. Matahari kayaknya males banget keluar ya. Ketutupan awan tebel. Akibatnya, suasana di rumah jadi adem.

Adem-adem gini, enaknya minum yang hangat-hangat atau yang panas sekalian. Kopi panas memang cocok ya. Heuheu, sampai sore ini saya sudah habis 1,5 cangkir kopi. 😀 Buat nanti malam jatahnya tinggal setengah cangkir lagi.

Mumpung masih sore, saya mau cerita dikit tentang kopi dan sebuah coffee shop baru di Bandung ya. Bagi sebagian orang, tak lengkap rasanya jika melewatkan malam tanpa secangkir kopi. Kopi adalah teman yang selalu setia menemani. Kopi menjadi salah satu teman yang setia menemani saya saat mengerjakan tugas terjemahan, mengerjakan pesanan nama bayi dan perusahaan, atau menulis di blog. 

Dulu, sebelum era third wave, kopi hanya dinikmati oleh sebagian kalangan. Itupun mayoritas bapak-bapak atau orang tua berusia lanjut. Kebanyakan dari mereka mengonsumsi kopi tubruk yang dibuat dari kopi sachet yang dijual secara bebas baik di warung atau supermarket. Bapak saya dulu penikmat kopi tubruk/kopi hitam.

Namun, seiring dengan merebaknya coffee shop, anak-anak muda pun mulai menyukai kopi. Awalnya mereka memanfaatkan keberadaan coffee shop sebagai tempat nongkrong, berkumpul bersama teman, atau memanfaatkan wi-fi yang biasanya disediakan oleh coffee shop. Lalu, mereka pun mulai addict dan tak bisa lepas dari kopi. Sehingga hampa rasanya jika sehari tanpa kopi.

Ohya, teman-teman, sudah tau belum kalau baru-baru ini, ada sebuah coffee shop baru di Bandung, namanya adalah Kopital. Sebagai pendatang baru, Kopital cukup bisa merebut hati masyarakat Bandung terutama kaum muda. Hampir setiap malam, tempat ini ramai dikunjungi oleh anak-anak muda. Bahkan ada yang betah berlama-lama di sini hingga larut malam.

Ya, Kopital tempat nongkrong yang asyik di Bandung [sponsored post, read disclosure ya] ini buka selama 24 jam. Tak heran jika banyak anak muda nongkrong di sini hingga larut malam. Selain tongkrongannya yang asyik, Kopital juga memiliki berbagai varian menu kopi dan makanan yang menarik.

Untuk teman-teman yang menyukai kopi single origin, Kopital memiliki varian robusta, Java Preanger, Bali Kintamani, Luwak Arabica, Gayo Winey, Toraja, Mandailing, Papua, dan Robusta Lampung. Tentunya semua jenis kopi ini memiliki aroma dan rasa yang berbeda. Java Preanger memiliki aroma yang sweet, sedangkan Bali Kintamani aromanya akan sedikit lebih fruity. Adapun jenis kopi single origin yang recommended adalah Gayo Winey. Kopi dari Aceh ini memiliki aroma wine yang khas. Tentunya kopi jenis ini tetap halal untuk dikonsumsi.

Di Kopital juga teman-teman bisa memilih berbagai tipe manual brew sesuai dengan keinginan. Ada 6 pilihan manual brew seperti tubruk, vietnam drip, frensh press, V60, aeropress, dan syphon. Biasanya tiap orang memiliki kesukaan yang berbeda. Bagi yang menyukai kedalaman rasa, biasanya akan lebih memilih untuk menyeduh kopinya dengan teknik tubruk. Sementara jika ingin seduhan yang bertekstur ringan dan rasa yang lebih bernuansa biasanya akan lebih memilih V60. Lain halnya dengan Syphon yang digunakan untuk mendapatkan hasil seduhan yang lebih kuat dibandingkan dengan alat seduhan yang lain.

Tentunya hasil seduhannya akan berbeda sesuai dengan kreasi barista. Namun secara garis besar, itulah yang terjadi dengan kopi hasil seduhan beberapa manual brew tadi.

So, buat teman-teman para nocturnal yang sulit memejamkan mata di malam hari, teman-teman bisa datang ke Kopital yang terletak di Jl. WR. Supratman Bandung untuk mencoba beberapa jenis varian kopi dan cara seduh manualnya. Di sana teman-teman tidak akan merasa sendiri karena tanpa disadari, banyak manusia nocturnal lain yang bisa teman-teman temui.

Sudah pernah ke sana? Cobain yuk!


14 Komentar

ndop · 04/11/2016 pada 11:54 pm

Huahahhaa diriku khan gak ngopi ngopi amat walaupun doyan sih ngopi (pakai gula, atau mesennya kopi kapucino). Walaupun ga ngopi di rumah, diriku tetep begadanger sejati. Hahahah

indah nuria savitri (@indahnuria) · 08/11/2016 pada 4:02 am

Bandung maaah penuh dengan tempat kereen yah 🙂

Witri Prasetyo Aji · 08/11/2016 pada 10:21 am

Aku juga penikmat kopi loh, kadang ngopi di coffee shop jugaaa…
tapi aku ggsuka kopi hitammm

Yasinta Astuti · 08/11/2016 pada 7:06 pm

Wah aku belum pernah coba kesana nih teh. Suka kopi, apalagi ngopi bareng. Berasa kopi nya ehehhe

Haeriah · 11/11/2016 pada 6:12 am

Ngopi…ngopi. Saya suka kopi, sih…

Rolif Refo · 13/11/2016 pada 4:00 pm

Mau coba ah cita rasa kopinya gimana. Penasaran

muhammad arifudin · 13/11/2016 pada 4:14 pm

Ngopi itu dah jadi rutinitasku, sejak kapan ya sampe lupa. .

Rumusan Masalah · 14/11/2016 pada 12:45 pm

kalau sehari enggak ngopi itu, rasanya kaya ada yang kurang gitu hehe. Kalau ke coffee shop enggak begitu sering sih, lebih enak di angkringan lebih merakyat bareng teman 🙂

Anime terkuat · 17/11/2016 pada 8:27 am

Ngopi bareng temen sambil ngomongin hobi tuh paling seru, kadang sampe lupa waktu hahaha

Pecinta Coffee · 19/11/2016 pada 10:04 am

saya paling suka ngopi bareng istri, rasanya itu gimana yah, enak banget deh, romantis sih

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.