Selama ini, dia memang sering menghilang entah itu karena alasan kawin, main, atau sekedar jalan-jalan. Yang bikin kesel, perginya itu gak pake pamit. Kemarin sore, Beng-beng hilang untuk kesekian kalinya -_-!

Parahnya, penyakit suka kabur si Beng-beng muncul lagi kemarin sore ketika saya berniat membawa Beng-beng ke haribaan saya dan suami di Bandung. Seperti akan travelling jauh, saya dan beberapa teman di kost Bogor sudah mempersiapkan singgasananya Beng-beng.  Tas keranjang baru warna pink sudah ditutup dengan kertas sampul warna coklat. Hal ini untuk mengurangi tingkat stress kucing dalam perjalanan. Makanan dan batu zeolit sudah disiapkan di dalam keranjang pink tersebut. Makanan disediakan takutnya dia lapar di jalan, batu zeolit digunakan untuk tempat dia pipis dan pup supaya gak bau. Sebelum berangkat, Eka (teman di kos) sudah memberi makan Beng-beng kenyang-kenyang supaya nanti gak kelaparan dalam perjalanan 4 jam dari Darmaga – Bandung.

Peralatan tempur sudah siap, saya juga sudah siap berangkat. Akhirnya dengan tetesan air mata, kami pun berangkat meninggalkan kosan. Baru 500 meter dari kosan, makanan yang di dalam keranjang mau tumpah. Mungkin efek kegoncang-goncang oleh saya dan Beng-beng juga setres di dalam keranjang. Reflek saya buka tutup kandang sedikit utk mengembalikan wadah makanan ke posisi semula. Bukannya malah bener, eh si kucing abu-abu itu loncat keluar dari kandang dan lari secepat kilat. Saya langsung kelimpungan cari kemana si kucing jahil itu lari. 10 menit nyari sendiri gak berhasil. Akhirnya saya telpon Karlina, teman satu kos utk membantu mencari beng-beng. Tidak lama kemudian, Karlina, Putri, Eka, Pustika, Lina Yanti datang ikut membantu mencari Beng-beng. Bahkan Pak Mariman sang penjaga kos turut turun tangan mencari keberadaan kucing half-angora itu.

2 jam mencari gak ketemu. Saya sedih gak ketulungan. Sudah sore mau pulang ke Bandung, tapi Beng-bengnya gak mau muncul-muncul juga. Saya takut dia mati ketabrak mobil, soalnya tempat dia menghilang dekat jalan raya. Saya takut dia di culik orang, karena dia kucing ganteng dan eksotik. Dan saya takut di marahi adik saya karena dia yang pertama memberikan Beng-beng ke saya.

Masalah kehilangan kucing sudah seperti isu nasional strategik bagi saya. Bagaimana tidak, dialah hiburan saya dan teman-teman di kosan. Setiap penghuni kos diwajibkan menyayangi Beng-beng. Jika tidak, maka tidak lolos ospek kos. Siap-siap saja menerima sanksi sosial.

Kemarin memang hari yang agak kurang bersahabat bagi saya. Selain Beng-beng kabur, uang saya sejumlah Rp 50.000 juga menghilang dari saku celana. Saya gak tau uang itu hilang dimana, kemungkinan jatuh dari saku ketika saya masuk kebun saat mencari Beng-beng. Uang itu sebenarnya modal saya untuk pulang ke Bandung 🙁 Kehilangan uang Rp 50.000 tidak apa-apa, saya ikhlas, mungkin karena kurang sodaqohnya. Tapi jangan sampai Beng-beng hilang. Bisa remuk pikiran saya jika dia tak kembali.

Pagi ini, saya dapat kabar dari Eka, bahwa ternyata Beng-beng sudah pulang ke kosan dalam kondisi sehat. Namun badannya kotor apalagi kakinya. Kalung baru seharga Rp 24.000 juga hilang, tak lagi terkalungkan dileher kekarnya. Tidak apa-apa, yang penting Beng-beng kembali dalam pelukan.

Kandang baru kamu sudah menunggu di Bandung loh Beng, siap-siap ya.. 🙂 Jangan sampai kandang tersebut kosong tak berpenghuni.


2 Komentar

astri hapsari · 20/02/2012 pada 10:19 am

kali di bogor beng beng udah menemukan tambatan hati
makanya kabur pas tau mau diajak ke bandung
kata beng beng, “aku gak peduli… mau kandang baru… aku cuma tidak ingin dipisahkan darinya.”
hihihiiii

    Armita - Pupung · 20/02/2012 pada 4:01 pm

    hahahaaa.. dia tuh sukanya sama kucing kampung as, udah berkali kali di jodohin ma kucing bule tetep aja gak mau 🙁

    wkwkwk, jangan2 dia emang udah punya tambatan hati kali ya

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.