Tubuhnya membiru. Nafasnya tidak teratur. Tidak ada satu jam setelah lahir, dia langsung di bawa ke rumah sakit (RS). Belum sempat aku menciuminya, suamiku sudah terlanjur mengendongnya untuk segera di bawa ke rumah sakit. Anakku, Akmal, harus segera dirujuk ke rumah sakit karena ada gangguan pernapasan.

Proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang aku idam-idamkan selama ini ternyata cuma bisa dilakukan tak lebih dari 15 menit. Sedih banget, soalnya kan aku menginginkan paling tidak bisa IMD selama 1 jam. Kenyataannya cuma 10 menitan.  Padahal menurut artikel-artikel yang aku baca, IMD bermanfaat untuk merangsang keluarnya Air Susu Ibu (ASI) sehingga bayi kelak bisa lebih berhasil menyusu secara ekslusif.

Seminggu lamanya Akmal di rawat di RS. Selama itu pula aku gak bisa menyusui Akmal secara langsung. Tiga hari pertama, ASIku masih sedikit sehingga aku meminta bantuan saudara sepupuku untuk mendonorkan ASInya untuk Akmal. Selanjutnya aku harus memompa ASI siang malam untuk memenuhi kebutuhan minum Akmal. Tega gak tega aku cuma bisa lihat ASIku masuk lewat selang ke mulut Akmal.

Akmal (1.5 tahun) masih aktif menyusu

Cobaan menyusui datang lagi ketika Akmal berumur 1.5 tahun. Ketika dia sedang bermain di masjid, dia terjatuh. Satu gigi Akmal yang atas patah karena terantuk teras masjid. Patahnya itu membentuk sudut lancip sehingga kalau Akmal sedang menyusu, aku merasakan sakit yang teramat. Sambil meringis kesakitan aku tetap menyusui Akmal. Ditahan-tahan rasa sakitnya. Gak tega lihat wajahnya mengiba setiap kali minta susu dan aku juga belum tega kalau harus menyapihnya dini.

Bulan Januari 2015 kemarin, Akmal berulang tahun yang ke dua. Aku pikir, inilah saat yang tepat untuk mulai menyapihnya. Toh kewajibanku untuk memberikannya ASI selama 2 tahun penuh sudah tercapai.

Aaakk… ternyata perjuangan menyapih tak seindah bayangan. Prosesnya perjuangannya hampir sama susahnya dengan awal-awal menyusui. Banyak drama dan air mata. Sampai tulisan ini terbit, Akmal belum berhasil juga disapih. Selain faktor Akmal yang belum siap untuk berpisah dari ASI, aku sendiri juga belum tega sih mau menyapih Akmal.

Beberapa orang mengusulkan cara-cara untuk menyapih. Ada yang bilang disuruh menutupi puting pakai tensoplast biar si anak gak bisa ngenyot. Ada lagi yang nyuruh pakai pahit-pahitan misalnya brotowali, obat merah, kunyit. Pokoknya apa aja yang bikin anak jadi takut gak minta nenen lagi. Ada lagi nih yang paling parah. Saudaraku sampai ada yang nyuruh pergi ke orang pintar biar Akmal gak mimik ASI lagi. Big NO buat saya pergi ke dukun apalagi masalah beginian. Kayaknya gak logis ya. Ohya, menyapih anak dengan cara-cara ini menurut saya sama dengan melakukan kekerasan pada sang anak. Rasanya seperti mengambil paksa ‘kepemilikannya’ akibatnya bisa menimbulkan luka batin.

Yang paling gak kuat dari acara menyusu dan menyusui ini adalah ketika Akmal sudah mulai gigit-gigit puting. Sakitnya sumpah gak ketulungan. Beberapa kali saya sampai menangis tersedu-sedu kena gigitan Akmal. Akhirnya aku sempat melarang Akmal mimik ASI. Tapi Akmal terus-menerus menangis minta mimik sementara aku masih menangis menahan sakit. Berdua sama-sama nangis. Kalau sudah kayak gini, biasanya aku suka telpon suami. Walaupun dia gak bantu banyak, tapi setidaknya bisa melegakan perasaanku.

Sambil menunggu waktu yang tepat untuk menyapih, aku terus belajar dan menggali informasi dari berbagai sumber mengenai cara penyapihan yang tidak menyakitkan bagi ibu dan anak. Hasil cari info sana-sini, baca ini-itu, weaning with love (WWL) atau menyapih dengan cinta adalah metode penyapihan yang paling cocok untuk diterapkan.

Kata metode ini, WWL adalah menyapih dengan sukarela dan ikhlas antara ibu dan anak, tanpa paksaan, dan tanpa kebohongan. Kunci suksesnya ada di kata “rela” bahwa antara ibu dan anak harus sama-sama saling rela.

Menyapih dengan WWL harus dilakukan dengan cinta.  Saya tanya ke beberapa teman yang sudah sukses WWL dan juga sambil baca-baca beberapa sumber, proses WWL bisa dilakukan dengan cara berikut ini.

  1. Mengurangi frekuensi menyusui secara bertahap dimulai pada siang hari. Sudah dilakukan ke Akmal. Di siang hari, Akmal sibuk main, makan, dan eksplorasi sana sini. Kalau banyak temannya dan aktivitasnya sibuk, biasanya dia lupa minta mimi ASI.
  2. Makan 3-4 kali sehari untuk mengurangi pemberian ASI di siang hari. Alhamdulillah record makan Akmal selama ini cukup baik. Jarang GTM (Gerakan Tutup Mulut). Makanan bisa gampang masuk ke mulutnya, bahkan sering nambah. Petai, jengkol, pare yang pahit pun lahap disantap Akmal.
  3. Menyusui hanya pada satu tempat, misalnya di kamar. Hehe, kalau yang ini belum sih. Kadang di depan TV, kadang di mobil, kadang di kamar, masih dimana-mana. Dimanapun dia minta dan gak bisa dialihkan, ya disitulah proses menyusui berlangsung.
  4. Bulatkan tekad. Ya ampuuun.. ini yang susah banget. Sampai sekarang masih ragu-ragu mau sapih Akmal. Katanya sih kalau mau menyapih harus mantap luar dalam, tapi aku sendiri masih ragu. Gimana donk, kudu mantepin hati dulu ini mah.
  5. Sapih anak saat ia dalam keadaan sehat dan situasi yang tenang. Semoga Akmal dan Ibunya selalu dikaruniai kesehatan jadi proses menyapih lebih gampang ya. Doakan ya.
  6. Libatkan keluarga. Suami sampai sekarang sudah aku minta bantuannya untuk  menghibur dan mengalihkan perhatian apalagi ketika Akmal sudah menunjukkan tanda-tanda dia rewel minta ASI.
  7. Berikan penjelasan. Sounding  sih sudah saya lakukan sejak Akmal umur 18. Hehe, sampai sekarang soundingnya belum berhasil. Tapi masih kok saya jelasin ke Akmal kenapa ia harus disapih. Alhamdulillah masih diberikan kesabaran sama Allah sampai sekarang dan gak bosan untuk memberikan alasan padanya.
  8. Menyibukkan anak. Kalau siang sih udah, Akmal saya ajak main ke rumah tetangga atau main di dalam rumah aja. Sekarang aktivitas yang paling disuka Akmal adalah menggambar dan mengupas telur. Lumayan, mengalihkan perhatiannya dari aktivitas menyusu. Yang masih susah itu kalau sudah malam, dia tetap masih minta mimi ASI dan yang ini belum bisa dialihkan.

Menggambar, kegiatan Akmal di siang hari untuk mengalihkan dari menyusu Mengupas telur: melatih kesabaran dan menyalurkan energi yang berlebih

Penelitian Dewey KG, Pediatric Clinics of North American, tahun 2001, ASI masih boleh diberikan pada anak usia 2 tahun karena masih mengandung: 43% protein, 36% kalsium, 75% vitamin A, dan 60% vitamin C [1]. Baiklah, melihat masih banyaknya kandungan ASI di tahun kedua, dan melihat kenyataan kami belum siap untuk saling melepaskan ketergantungan pada ASI, aku masih menyusui Akmal sampai umurnya yang 2 tahun ++ ini. Doakan ya teman-teman, supaya impianku untuk menyapih Akmal dengan cinta ini bisa terwujud. Entah bulan ini atau bulan depan. Inshaa Allah terwujud dalam waktu yang tepat ya.

Postingan ini diikutsertakan dalam #evrinaspGiveaway: Wujudkan Impian Mu”

Sumber:

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/kelahiran/tips/tips.menyapih.dengan.cinta/001/005/575/1/1


29 Komentar

Inda Chakim · 18/02/2015 pada 11:30 am

Aku jg mak 2 tahun lebih. Sempat berhasil 2 minggu an. Abis tu, si kecil sakit. Menyusulah dia lagi. Sembuh. Menyapih lg semakin susah.
Skrg alhmdulillah udh nggak nyusu lg sih mak. Si kecil dikasih minum air doa2 sm suami. Berhasil. Tanpa wajah melas, tanpa nangis2 lg.
Semangat mak mita. Semoga brhasil menyapih si kevil dg wwl. Sukses yak.

    Armita Fibriyanti · 18/02/2015 pada 12:08 pm

    Iya semoga kami juga segera menyusul Mak Inda ya.. makasih sudah mau mampir ke blog saya

rahmiaziza · 18/02/2015 pada 12:23 pm

Hmm bisa jadi tips menyapih untuk anak kedua saya nanti nih mak, yang pertama, ngga terlalu sukses, pake sedikit ancaman halus hehe

    Armita Fibriyanti · 18/02/2015 pada 1:01 pm

    Boleh, mangga disimpan mak buat anak keduanya. Skrg udah umur berapa ya si kecil?

enci harmoni · 18/02/2015 pada 1:07 pm

tos dengan akmal, januari ini torik juga 2 tahun, dan pas 30 januari iseng di sapih, alhamdulilah berhasil, gak perlu dukun, yang penting tega mak, anak pertama jatohnya berhenti asi juga sama dengan yg kedua, emang anak pertama gak tega banget, makanya begitu, pas si toriq, ditega-tegain, dan berhasil….

lina · 18/02/2015 pada 4:50 pm

sama dong, 30 Januari kemarin Rakey 2 tahun. dan baru hari ini disapih, tadi pagi saya oles puting dengan botrowali terus pas dia minta ASI, saya bilang ASInya pahit. dia coba satu kali…pas minta ASI lagi, saya bilag pahit, dan sampai sore ini, dia tahu kalau ASInya pahit, sehari tadi saya kasih selain makan saya buatkan susu hangat, teh manis terus saya kasih ngemil, dari mulai roti, biskuit, jagung, singkong.. 🙂 mudah2an sukses. ada perasaan kasihan. iya sih, tapi insyaallah untuk kebaikannya juga 🙂
suksesya mak Armita…eh iya lam kenal deh hehe…

    Armita Fibriyanti · 18/02/2015 pada 4:58 pm

    Halo, Rakey… salam kenal dari Akmal ya.. Saya pernah ditawarin brotowali juga mak, malah suami saya sendiri yang nawarin. Tapi kok ya saya sendiri malah gak tega ya mau ngolesin brotowali ke puting saya sendiri. Heu, ngebayangin aja, saya sendiri gak suka brotowali, apalagi anakku. ya udah deh mak, aku sabar aja sekarang, pelan-pelan. Btw, makasih ya sharingnya..

Sri Soenarto Putrie · 18/02/2015 pada 9:56 pm

Kalau saya pilih cara gampang dalam menyapih , meski mungkin kurang tepat. Ketika anakku masuk usia 1,5 th, aku memberinya susu botol tapi ASI tetap diberikan. Setelah memasuki usia 2 tahun, baru benar-benar di sapih, dan cara ini ternyata cukup ampuh 🙂

    Armita Fibriyanti · 19/02/2015 pada 6:40 am

    Hehehe saya gak berani pakai susu botol Mak, kuatir nanti malah repot lagi nyapih dari botol

bunda raka-alya (sulis) · 19/02/2015 pada 4:24 am

Anak saya 2 thn 4 bln, blm lolos penyapihan juga Mak. Bbrp kali tak kasih pait2an gitu….biasanya sih klo dah jengkel kerjaan rmh numpuk, tp ni anak maunya nyusu mlulu…tak kasih mahoni mb…sampe sore berhasil mb. Tp susahnya saat mau tidur…bingung dia. Akhirnya saya yang menyerah….dikasih ASI lagi..

    Armita Fibriyanti · 19/02/2015 pada 6:44 am

    Mahoni? Itu kan pahit banget Mak.. hehehe kalau saya gak berani Mak 🙁

Harie Khairiah · 19/02/2015 pada 6:57 am

semoga berhasil yaa sapih akmalnya 🙂

Ety Abdoel · 19/02/2015 pada 10:42 am

Semoga sukses menyapih Mak Armita, harus tega sih, hehehe.

Astri Hapsari · 19/02/2015 pada 5:21 pm

nak aku ora digigit
tapi suka dimainin, ditarik-tarik pakai mulut
bikin kesel soalnya geli hahahaha

ndop · 20/02/2015 pada 9:18 pm

Jadi inget dulu aku aku mimik ASI ibuk sampe 3,5 -_-

Pantesan aku sekarang cerdas bandel!

evrinasp · 25/02/2015 pada 6:23 am

Alfi dulu disapih karena keadaan, sewaktu prajab selama 3 minggu itu udah disapih otomatis, pengennya sih 2 tahun, tapi apa mau dikata ASI ku kering karena selama 3 minggu gak diminum langsung sama Alfi. Semoga Akml dan Armita bisa WWL ya, itu salah satu moment ibu dan anak soalnya. terimakasih atas partisipasinya

    Armita Fibriyanti · 25/02/2015 pada 7:17 am

    Rewel gak kak pas disapih?
    Trus masih keingetan minta ASI gak?

      evrinasp · 25/02/2015 pada 9:14 am

      masih inget sih, tapi dialihkan aja mita, cuman kalo tidur suka megang sumber ASI nya lagi hehe

gustyanita pratiwi · 27/02/2015 pada 10:22 am

Klo aku dulu kelas tk masih biyungen mbak..,hihihi…waduh mauk ikutan ga nya tapi uda telat ya…hhuhuu…kabar2 ya mb mith klo ada ga lagi

    Armita Fibriyanti · 27/02/2015 pada 11:24 am

    Wkwkwkw.. TK masih ngempeng Gus? Ya ampuuunn… Oke gus, nanti di Kabari ya. Bisa ceki ceki di blog aku..

TYRA · 27/09/2018 pada 9:53 pm

artikel nya sangat menginspirsi bagi seorang ibu.

Daftar Peserta #evrinaspGiveaway | Evrina Budiastuti · 19/02/2015 pada 6:06 am

[…] URL postingan yang dilombakan:https://menarahati.wordpress.com/2015/02/17/menyapih-anak-dengan-cinta-impian-di-tahun-2015/ […]

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.