Anak-anak adalah aset masa depan yang paling berharga karena anak-anak inilah yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa. Di tangan merekalah negara kita dibentuk. Apakah akan menjadi negara yang kuat, sejahtera, dan mandiri atau justru sebaliknya. Sebagai komponen penting kemajuan bangsa, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak harus kita perhatikan benar-benar. Bahkan sebelum mereka lahir.

Periode kehamilan adalah salah satu fase penting penentu tumbuh kembang optimal anak, terutama pada trimester pertama. Karena pada trimester pertama ini atau dikenal sebagai masa organogenesis, janin sedang membentuk organ-organ vitalnya. Sangat disarankan kepada ibu hamil untuk menjaga asupan nutrisi yang baik dan seimbang serta melakukan kontrol teratur pada trimester satu ini. Jangan seperti saya, yang justru melewatkan masa keemasan trimester pertama pada kehamilan kedua saya tiga tahun lalu.

Ya. Saya memang sedikit menyesali tidak merawat janin yang ada dalam kandungan saya pada 3 bulan pertama kehamilan. Ini karena ketidaktahuan saya akan hadirnya benih suci di rahim saya. Tahu-tahu kehamilan sudah memasuki bulan ke empat. Sempat timbul kekhawatiran apakah nanti tumbuh kembang putra kedua saya ini akan optimal atau tidak. Mengingat pada trimester pertama saya tidak menjaga asupan nutrisi untuknya dan juga tidak pernah melakukan kontrol kehamilan ke dokter kandungan maupun bidan.

Saat ini, putra kedua saya sudah lahir. Bahkan sudah berusia 2 tahun. Alhamdulillah ia tumbuh normal meskipun pada awal-awal kelahirannya saya sempat merasa was-was. Meskipun situasi ini tidak selalu menjamin tumbuh kembangnya akan selalu normal di masa mendatang. 

Saya yakin saya tidak sendiri. Ada juga beberapa ibu di luar sana yang tidak menyadari kehadiran janin dalam rahimnya. Untuk itulah, saat saya diundang oleh Morinaga untuk menghadiri sebuah Konferensi Ayah Bunda Platinum yang bertajuk “Siapkan Kecerdasan Multitalenta Si Kecil Sejak Dini” nurani saya seperti terpanggil. Ingin sekali rasanya hadir dalam parenting seminar tersebut dan bisa belajar mengenai tumbuh kembang anak langsung pada ahlinya.

Maka pagi itu, Sabtu 5 Agustus 2017, saya bergegas dari rumah berangkat menuju Harris Hotel Lantai 3A, Festival Citylink, Bandung. Seperti ada rasa tidak ingin terlambat dan Alhamdulillah saya bisa datang tepat waktu saat acara belum dimulai. 

Bandung adalah kota ke-8 dari rencana 25 kota yang akan didatangi oleh Morinaga. Sebagai informasi, konferensi Ayah Bunda Platinum yang pertama diselenggarakan tanggal 6 Mei 2017 di Kota Jakarta tepatnya di Mall Kota Kasablanka Lantai 3. Dengan demikian berarti masih ada 17 kota lain yang akan didatangi oleh Morinaga ya.

Begitu sampai di lokasi, saya segera bergabung dengan ribuan Ayah Bunda lain (sekitar 1000 orang partisipan) dan beberapa teman blogger dari Bandung. Kami mengisi formulir registrasi dan juga angket/kuesioner sambil menunggu pintu ruangan konferensi dibuka. Ada juga beberapa photobooth yang sengaja disediakan sehingga anak-anak dan ayah bunda bisa berfoto ceria. Selain itu, di luar ruangan ada pula tempat bermain untuk anak-anak sehingga mereka tidak akan bosan saat orang tuanya sedang menuntut ilmu di dalam ruangan. Nah berikut ini beberapa foto menjelang dimulainya acaranya ya. 

Antrean Ayah Bunda di Meja Registrasi
Anak-Anak Bermain Tenda
Anak-Anak Bermain Api Unggun
MI Plan
Salah Satu Anak yang Ceria Saat di Foto

Tepat pukul 10.00 WIB, saat para Ayah Bunda sudah mulai memenuhi ruangan, pembawa acara segera membuka konferensi ini. Suaranya yang renyah sungguh menggugah semangat kami semua.

Tidak lama, ia pun memperkenalkan moderator acara yang akan semakin menambah keseruan acara. Dialah Teuku Zacky, seorang artis kebanggaan negeri ini yang kiprahnya sudah malang melintang. Ia juga seorang ayah dari 2 orang anak sehingga cocok sekali jika ia didaulat sebagai moderator di acara parenting seminar kali ini.

Ayah Bunda Peserta Konferensi
Teuku Zacky Memoderatori Konferensi

Untuk membentuk generasi penerus yang cerdas dan adaptif di masa datang, anak dengan kecerdasan multitalenta sangatlah diperlukan. Kecerdasan multitalenta adalah kemampuan pribadi dalam memecahkan masalah serta kemampuan berkarya dan menghasilkan sesuatu yang berharga, sebagaimana dituturkan oleh Howard Gardner. 

Kecerdasan multitalenta ini dibentuk melalui proses yang panjang dan perlu perencanaan yang baik. Perlu sinergi antara nutrisi dan stimulasi serta peran orang tua dalam mengasah kecerdasan anak. Memahami pentingnya hal ini, Morinaga melalui Konferensi Ayah Bunda Platinum, mengajak para orang tua di Kota Bandung untuk belajar bersama-sama dan mempraktekkan secara langsung berbagai aktivitas stimulasi anak. 

Ada 2 ahli yang didatangkan langsung oleh Morinaga untuk mengedukasi Ayah Bunda di Kota Bandung, yaitu:

1. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K) – Dokter Ahli Tumbuh Kembang Anak yang menyampaikan materi mengenai “4 Faktor Pembentuk Anak Generasi Multitalenta”.
2. Dr. Rose Mini M. Psi – Psikolog dan Konsultan Multiple Intelligence yang menyampaikan materi mengenai “Kekuatan Bermain Untuk Membentuk Kecerdasan Multitalenta di Era Milenial”.

Khusus bagi teman-teman pembaca blog saya yang kemarin tidak sempat hadir di konferensi ini, berikut saya rangkumkan ya materi dari kedua pembicara ini. 

Sesi 1. DR. dr. Ahmad Suryawan, SpA(K)

Beruntung sekali minggu lalu saya dan ayah bunda dari Bandung bisa belajar langsung dari dr. Wawan (sapaan akrab dr. Ahmad). Beliau adalah salah satu dari 51 dokter spesialis tumbuh kembang anak di Indonesia. Bahkan untuk bisa berkonsultasi secara pribadi di tempat prakteknya di Surabaya, pasien perlu mengantre sampai 4 bulan lamanya. Wow, lama sekali ya. Begitu larisnya dr. Wawan. Maka, membahagiakan sekali saat Morinaga berhasil mendatangkan dr. Wawan sebagai narasumber konferensi ini.

Menurut dr. Wawan, masa anak-anak merupakan masa yang rentan terhadap serangan yang berpotensi menganggu atau merusak. Untuk itu, perlu tameng perisai untuk melindungi agar tumbuh kembang anak dapat optimal hingga mereka dewasa. 

Pembentukan tameng perisai ini sudah dimulai sejak awal kandungan dan diharapkan telah terbentuk kokoh saat si kecil berusia 2 tahun. Jika ada gangguan dalam pembentukan tameng ini, anak beresiko mengalami gangguan tumbuh kembangnya di masa depan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk membentuk perisai pelindung sejak dini.

Tameng pelindung tumbuh kembang anak ini terdiri dari 3 sisi yang saling terkait dan berdiri di atas sebuah pondasi (jadi total ada 4 sisi), yaitu:

  1. Perkembangan otak.
  2. Sistem pertahanan tubuh.
  3. Tumbuh kembang optimal.
  4. Kesehatan saluran cerna.

Detailnya, ada di keterangan di bawah ini ya.

PERISAI 1. PERKEMBANGAN OTAK

Otak adalah organ utama terpenting penentu kecerdasan anak dan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mempunyai otak cerdas. Pembentukan otak dimulai sejak dalam kandungan dan terus meningkat pesat sampai usia dini. Bahkan puncaknya terjadi sebelum anak mencapai usia 2 tahun. Saat usia ini, kepadatan sirkuit otak sudah tercapai dan volume struktur bangunan otak anak telah mencapai 80% otak orang dewasa.

Oleh karenanya, kita sebagai orang tua wajib memenuhi zat nutrisi yang seimbang. Apabila kita gagal memenuhi nutrisi pada 2 tahun pertama usia anak, dapat menyebabkan berbagai gangguan fungsi otak jangka panjang hingga anak mencapai usia dewasa. 

Suplai nutrisi untuk pembentukan kecerdasan otak sudah dimulai sejak masa kehamilan. Setelah lahir, pemberian nutrisi untuk otak anak dapat diberikan dalam bentuk ASI sampai usianya mencapai 6 bulan. Setelah itu, anak dapat mulai didampingi dengan MPASI.

Stimulasi pada anak dipercaya dapat merangsang pembentukan jaringan sirkuit otak untuk kemampuan anak yang positif dan akan bertahan permanen selama hidupnya kelak. Stimulasi dapat dilakukan dalam suasana pengasuhan sehari-hari. Misalnya sambil bermain, sambil menyusui, saat memandikan, atau saat menyuapi. Stimulasi harus diberikan dalam kondisi yang menyenangkan, tidak memaksa dan sesuai dengan kemampuan perkembangan anak.

Secara mudah, pertumbuhan otak anak dapat dipantau dengan mengukur lingkar kepala dan dicocokkan dengan standar grafik baku di buku KIA yang diterbitkan oleh Depkes RI atau kurva pertumbuhan WHO. Dapat juga dengan mencocokkan kemampuan perkembangan anak di setiap tahapan usia anak. Bila dilakukan pemantauan dengan teratur, orang tua dapat segera waspada apabila ada gangguan/keterlambatan tumbuh kembang anak lebih dini. 

PERISAI 2. SISTEM PERTAHANAN TUBUH

Sistem pertahanan tubuh sangat diperlukan untuk melindungi anak dari serangan berbagai penyakit dan juta mendukung perkembangan otak dan proses tumbuh kembangnya. Ketahanan tubuh anak dapat dicapai dengan pemberian nutrisi yang seimbang, pemberian ASI eksklusif, imunisasi, menjaga kebersihan lingkungan yang sehat dan menghindari polusi.

Mengoptimalkan ketahanan tubuh anak juga dapat dilakukan dengan bermain yang menyenangkan dan istirahat yang cukup. Bermain dapat merangsang otak untuk menghasilkan sel kekebalan sedangkan beristirahat dapat menggantikan sel tubuh yang rusak.

Wah ternyata bermain manfaatnya baik juga ya. Di saat ada beberapa orang tua yang khawatir anaknya terus bermain, padahal bermain itu bagus. Asalkan permainannya yang sehat dan tetap memperhatikan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan. Di bagian bawah blog post ini, nanti akan saya tuliskan apa saja manfaat bermain untuk anak.

dr. Ahmad Suryawan, SpA(K)

PERISAI 3. TUMBUH KEMBANG OPTIMAL

Proses pertumbuhan fisik anak tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan otak dan sistem pertahanan tubuhnya. Jika anak mengalami tumbuh kembang yang baik, maka anak akan jarang sakit. 

Anak yang tumbuh dengan normal, tubuhnya akan terus bertambah secara proporsional meliputi berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Perkembangan normal seorang anak juga merupakan awal perkembangan selanjutnya yang lebih rumit. Misalnya kemampuan anak memegang pensil pada usia 1 tahun akan berlanjut dengan kemampuan menggambar saat usia 4 tahun. 

Pola perkembangan anak juga berurutan. Misalnya perkembangan motorik kasar anak dimulai dari tengkurap – duduk – merangkak – berdiri – berjalan – berlari – melompat. Setiap anak yang normal akan mengalami pola yang sama meskipun kecepatannya berbeda-beda. Perkembangan anak adalah hasil dari proses belajar yang kontinyu, konsisten dan berkesinambungan dalam pengasuhan sehari-hari.

Orang tua tidak perlu membandingkan perkembangan antara setiap anak karena tumbuh kembang anak berbeda-beda dan unik. Perbandingan dapat dilakukan dengan menggunakan standard baku khusus untuk melihat apakah anak tersebut normal atau tidak. Misalnya dengan menggunakan buku KIA dimana banyak terdapat informasi pendukung tumbuh kembang anak di dalamnya.

Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak (terutama pada masa 2 tahun pertama), cukupi kebutuhan nutrisinya dengan baik. ASI tetap menjadi sumber makanan yang utama untuk bayi sampai usia 6 bulan dan didukung dengan MPASI setelah bayi berusia 6 bulan ke atas.

PERISAI 4. KESEHATAN SALURAN CERNA

Ketiga perisai di atas ditentukan kekuatannya oleh kesehatan saluran cerna. Apabila saluran cerna baik, sistem imunitas juga akan baik dan sangat terkait dengan pola pertumbuhan fisik anak dan berpengaruh terhadap pembentukan sirkuit otak. Mekanisme ini dikenal sebagai gut-brain-immunity-growth axis.

Apabila saluran cerna anak sehat, anak tidak pernah mengalami gangguan saluran cerna. Misalnya diare, muntah atau konstipasi. Proses tumbuh kembang anak juga akan berjalan sesuai dengan pola dan kecepatan normalnya. 

Pembentukan saluran cerna mirip dengan pembentukan jaringan otak manusia karenan sama-sama harus melewati periode kritis dalam pembentukannya, struktur persarafannya, dan saling ketergantungannya satu sama lain. Oleh karena itu, saluran cerna juga sering disebut sebagai “otak kedua”

Kurang lebih selama 1,5 jam, dr. Wawan dan dr Eddy (ketua spesialis tumbuh kembang anak, yang kemudian datang menyusul) menyampaikan materinya. Mendengarkan materi yang disampaikan oleh dr. Wawan seperti yang saya tuliskan di atas, saya jadi sedikit flash back tentang pola pengasuhan untuk kedua anak saya. Ada yang memang belum sesuai seperti yang disarankan oleh dr. Wawan. Tapi mumpung anak-anak saya masih kecil (2 tahun dan 4,5 tahun), Insya Allah belum terlambat untuk memperbaiki pola asuh demi mewujudkan anak-anak yang cerdas dan multitalenta.

Menjelang akhir sesi pertama ini, Teuku Zacky membuka kesempatan yang diberikan kepada ayah bunda untuk melayangkan pertanyaan kepada dr. Wawan maupun dr. Eddy. Partisipan terlihat antusias sekali. Banyak dari mereka yang mengacungkan jarinya. Namun karena keterbatasan waktu sekitar 8 penanya saja yang diberi kesempatan bertanya. 

Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah tentang penggunaan gadget pada anak. Apakah gadget mempengaruhi tumbuh kembang anak? dr. Wawan menjawab bahwa gadget adalah bagian dari perkembangan zaman. Anak bukan dilarang menggunakan gadget tapi lebih ke dibatasi/ditunda. Misalnya menerapkan aturan hanya boleh 1 jam per hari untuk anak di atas 2 tahun. 

Sesi 2. Dr. Rose Mini M. Psi

Setelah istirahat makan dan sholat, konferensi dilanjutkan dengan sesi kedua tentang edukasi mengenai stimulasi. Dr. Rose Mini A. Prianto, M.Psi (Bunda Romi) selaku Ketua Program Studi Psikologi Terapan, Fakultas Psikologi Indonesia Universitas Indonesia dan Presiden Direktur ESSA mengedukasi ayah bunda di Bandung mengenai kekuatan bermain untuk membentuk kecerdasan multitalenta di era digital.

Sebelumnya, di sesi pertama, kami sudah belajar mengenai apa itu kecerdasan multitalenta dan bagaimana cara memperolehnya dari sisi nutrisi. Nah Bunda Romi kali ini lebih mengulas dari sisi stimulasinya. Oleh karena itu, sisi nutrisi dan stimulasi dapat saling bersinergi bersama dengan peran orang tua untuk mengembangkan generasi yang multitalenta. Perfect combo, ya 🙂

Sebelum masuk ke materi, Bunda Romi mengajak ayah bunda untuk sejenak bermain bersama. Permainan yang sederhana, murah meriah, dan tanpa paksaan. Permainan yang sebenarnya juga dapat diterapkan untuk anak-anak. Dalam permainan tersebut, anak akan dilatih menggunakan kekuatan memorinya. 

Selesai ice breaking, Bunda Romi masuk ke materi. Beliau menjelaskan bahwa kecerdasan anak dapat mencakup banyak hal (multiple intelligence). Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, memahami lingkungan dan memecahkan masalah, jadi tidak melulu berbicara tentang akademik. Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Dr. Howard Gardner, psikolog dari Universitas Harvard. Menurut beliau, ada 8 kecerdasan yaitu:

  • Kecerdasan bermusik, yaitu kemampuan dalam mengekspresikan diri melalui musik. Cikal bakal dari penyanyi dan pemusik.
  • Kecerdasan kinestetik, yaitu kemampuan menggunakan kecekatan tubuh. Cikal bakal dari atlet.
  • Kecerdasan logika dan angka, yaitu kemampuan berhitung dan aritmatika. Cikal bakal akuntan, dokter.
  • Kecerdasan gambar dan ruang, yaitu kemampuan mengimajinasikan dan membanyangkan sesuatu, cikal bakal drafter, pembuat peta, pelukis.
  • Kecerdasan berbahasa, kemampuan berekspresi secara verbal. Cikal bakal MC, pembaca berita, reporter, penulis.
  • Kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan berinteraksi dengan orang lain, mampu berempat dan bekerja sama.
  • Kecerdasan intrapersonal, yaitu kecerdasan menganalisis diri sendiri, kemampuan membuat keputusan.
  • Kecerdasan naturalis, kemampuan mengenal alam sekitar.

Selain 8 kecerdasan di atas, ada juga kecerdasan moral yaitu kemampuan dalam membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kecerdasan moral ini penting, namun kadang tidak diajarkan oleh orang tua kepada anaknya. Banyak orang tua yang hanya mengejar kecerdasan akademik saja. Padahal penelitian dari mahasiwa Bunda Romi menunjukkan bahwa orang yang sukses biasanya mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. 

Seluruh kecerdasan tersebut merupakan anugerah dari Allah SWT dan setiap anak memiliki kecerdasan yang beragam. Ada yang logikanya menonjol, ada yang bahasanya menonjol. Namun untuk mencapainya, perlu stimulasi dengan baik agar talentanya berkembang. 

Stimulasi harus memperhatikan karakteristik perkembangan anak. Karena stimulasi anak 2 tahun akan berbeda dengan meraka yang usianya 4 tahun. Stimulasi juga dapat diasah melalui kegiatan bermain karena suasananya menyenangkan dan tanpa beban. 

Saat bermain, sebaiknya tidak ada paksaan dari luar, fleksible, lebih menekankan pada proses daripada hasil, anak bebas memilih, dan ada kualitas pura-pura. Berbeda dengan kehidupan nyata sehari-hari.

Bunda Romi juga menyampaikan bahwa bermain itu banyak loh manfaatnya. Antara lain dapat melatih kemampuan fisik, sosial-enisu dan berpikir pada anak. Bisa menjadi sarana rekreasi untuk anak. Belajar memahami dan menaati peraturan. Bahkan anak juga bisa sambil belajar keberka sama dengan temannya untuk mempersiapkan peran sebenarnya dalam kehidupannya kelak. 

Dalam beberapa slide nya, Bunda Romi juga menunjukkan beberapa jenis permainan anak. Berikut ini coba saya rangkumkan untuk teman-teman, ya. 

Permainan Fungsional
Permainan Konstruktif
Bermain Peran
Permainan dengan Peraturan
Permainan Fungsional

Bermain dengan gerakan pengulangan untuk mengembangkan kemampuan otot dan fisik. Misalnya membunyikan krincingan. Bisa dimainkan oleh anak dengan usia baru lahir sampai 2 tahun.

Permainan Konstruktif

Bermain dengan menggunakan material yang ada di sekeliling. Misalnya memainkan puzzle. Bisa dimainkan oleh anak dengan usia 2 – 3 tahun.

Bermain Peran

Bermain dengan berpura-pura menjalani peran tertentu, misalnya berpura-pura menjadi pedagang bakso. Bisa dimainkan oleh anak dengan usia 3 – 7 tahun.

Permainan dengan Peraturan

Bermain dengan adanya aturan yang harus dipatuhi. Misalnya petak umpet. Dapat dimainkan oleh anak yang berusia 7 tahun ke atas.

Dari tabs di atas bisa kita lihat ya bahwa semakin bertambah usia anak, semakin pula kompleksitas permainannya karena kemampuan kognitif anak juga semakin berkembang. 

Lagi-lagi saat mendengarkan materi dari Bunda Romi ini saya menjadi tersentil bahwa ternyata saya kurang bervariasi dalam memfasilitasi anak bermain. Insya Allah setelah selesai meghadiri konferensi ini saya semakin bersemangat untuk mengajak anak bermain dan memperhatikan keseimbangan jenis-jenis permainannya. 

Terus terang, kadang saya juga bingung dalam menemukan ide permainan untuk anak. Padahal sebenarnya ide permainan kreatif itu ada banyak. Seperti yang telah disediakan oleh Morinaga MI Plan. Di website Morinaga MI Plan, saya bisa mencari ide permainan untuk Azril yang saat ini berusia 2 tahun. Ada permainan pasir garam berwarna, bermain es, monster pemilah warna, atau bisa pilih membuat es krim pelangi. Selain 4 mainan tersebut, masih ada banyak permainan yang bisa dicoba. 

Ide permainan seperti ini bisa kita download dengan mudah di website Morinaga lalu bisa kita cetak loh. Sanggat membantu untuk ibu-ibu yang kehabisan ide bermain seperti saya. Teman-teman bisa coba ya.

Menjelang ditutupnya acara, Bunda Romi juga membuka sesi tanya jawab seperti halnya dr. Wawan. Ada sekitar 3 penanya yang langsung bertanya dan diberikan jawaban oleh Bunda Romi. Tampak penanya puas dengan jawaban yang diberikan oleh Bunda Romi.

Keceriaan ayah bunda di akhir acara semakin bertambah tatkala panitia membagi-bagikan doorprize kepada ayah bunda yang beruntung. Alhamdulillah ya, saya ikut senang buat ayah bunda yang beruntung mendapatkan hadiah dari Morinaga.

SEKILAS TENTANG MORINAGA

Teman-teman, sudah pernah dengar tentang Morinaga kan? Kalau belum, ini saya mau cerita sedikit ya tentang penyelenggara konferensi keren ini. 

ASI adalah sumber ideal nutrisi lengkap bagi bayi dan anak. Namun karena adanya beberapa faktor penyebab, ada kalanya ASI tidak bisa keluar. Morinaga dapat menjadi salah satu alternatif susu pertumbuhan untuk bayi dan anak. Inovasi unggulan dari Morinaga yaitu Formula Platinum, dengan sinergi nutrisi lengkap yaitu untuk Kecerdasan Multi Talenta dan Pertahanan Tubuh Ganda, untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak-anak Indonesia menjadi Generasi Platinum.

Sejak tahun 1986 Kalbe Nutritionals & Morinaga Jepang, telah membentuk kerjasamanya untuk memformulasi, memproduksi dan menjual produk Morinaga di Indonesia. Ada beberapa produk yang ditawarkan oleh Morinaga yaitu berupa susu bubuk dan susu cair. Favorit anak-anak saya adalah susu cair Chil Go.

Produk Morinaga

Untuk lebih mengetahui tentang Morinaga, bisa mampir ke kontak Morinaga ini ya teman-teman:


Baiklah, sekian sharing dan oleh-oleh saya saat menghadiri Konferensi Ayah Bunda Platinum minggu lalu bersama Morinaga dan langsung bisa belajar dengan para ahlinya. Semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat ya dan teman-teman bisa ikut merasakan bisa belajar bersama juga.

Jika teman-teman mau hadir di Konferensi Ayah Bunda Platinum seperti ini, bisa juga loh. Masih ada 17 kota yang belum didatangi oleh Morinaga. Barangkali dekat dengan lokasi tempat tinggalnya, teman-teman bisa datang dan berpartisipasi aktif ya. Lumayan banget bisa dapat ilmu berharga langsung dari para ahlinya. Cek kota penyelenggarannya di sosial media Morinaga di atas ya.

Di bawah ini saya berikan cuplikan sekilas bagaimana keseruan acara Konferensi Ayah Bunda Platinum di Bandung minggu kemarin. Yuk, tonton keseruan kami 🙂

https://youtu.be/FkLWGW71MjU

Terima kasih dan sampai ketemu di tulisan parenting selanjutnya ya. Salam sayang untuk putra-putri teman-teman. Semoga kita bisa menjadi orang tua terbaik dan bisa mendidik mereka menjadi generasi multitalenta yang siap membangun bangsa. Aamiin.

Salam,

Armita 🙂

Sumber:

[1] http://hddfhm.com/clip-art/animated-clipart-of-children.html

47 Komentar

Tian Lustiana · 12/08/2017 pada 10:13 am

Senang banget ya bisa upgrade ilmu parenting di seminar kece ini

    Armita Fibriyanti · 13/08/2017 pada 1:30 pm

    Betul Teh. Semoga bisa kita praktekkan ya 🙂

Amy Zet · 12/08/2017 pada 3:11 pm

Teeeeh, ini blog meuni kereeeen. Lopelope <3

    Armita Fibriyanti · 13/08/2017 pada 1:31 pm

    Hehehe, makasih ya say 🙂

Ida Tahmidah · 12/08/2017 pada 5:14 pm

Acaranya keren ya..seneng bisa ikut acara oenuh manfaat 🙂

    Armita Fibriyanti · 13/08/2017 pada 1:31 pm

    Betul Teh. Semoga bisa kita praktekkan saat mendidik anak kita ya.

Ayu · 12/08/2017 pada 9:55 pm

Pembicaranya oke semua yaa.. apalagi bunda Romi, lucu n asiik

    Armita Fibriyanti · 13/08/2017 pada 1:32 pm

    Betul. Pas banget ya sesi Bunda Romi dipasang di akhir konferensi 🙂

Nunk Arif · 13/08/2017 pada 12:30 am

Huaaaa keren post nya…jadi tambah mupeng pake wp neh qiqiqi

    Armita Fibriyanti · 13/08/2017 pada 1:33 pm

    Hayu Teh pakai WP 🙂

Eva Sri Rahayu · 13/08/2017 pada 12:44 pm

Seru acaranya.
Semoga kita bisa praktikkin ya, Teh

    Armita Fibriyanti · 13/08/2017 pada 1:34 pm

    Aamiin. 🙂

herva yulyanti · 14/08/2017 pada 4:08 pm

selalu excited kalau acara kayak gini nambah ilmu, nambah wawasan dan juga bisa ketemu teteh-teteh blogger kece 🙂

    Armita Fibriyanti · 16/08/2017 pada 2:19 pm

    Betul. Bermanfaat banget ya Teh 🙂

Echi · 14/08/2017 pada 6:03 pm

Dapet ilmu baru Senang banget, Dari kandungan hingga lahir kedunia harus dijaga ya mba asupan nutrisinya agar menjadi generasi platinum

    Armita Fibriyanti · 16/08/2017 pada 2:19 pm

    Betul Mbak, supaya anak sehat selalu.

Adi pradana · 15/08/2017 pada 3:52 am

Dpt ilmu yg bermanfaat dr morinaga tentang parenting. Nice…

    Armita Fibriyanti · 16/08/2017 pada 2:20 pm

    Iya, Alhamdulillah 🙂

Ayu Oktariani · 15/08/2017 pada 8:56 am

wah berarti anakku punya kecerdasan kinestetik nih, she really in to sports!

    Armita Fibriyanti · 16/08/2017 pada 2:21 pm

    Anaknya sekarang usia berapa Mbak?

Evi Sri Rezeki · 15/08/2017 pada 11:48 am

Lengkap banget edukasinya, Teh 🙂

    Armita Fibriyanti · 16/08/2017 pada 2:21 pm

    Betul, Teh Evi.

lendyagasshi · 17/08/2017 pada 5:55 pm

Teh Armita,
aku juga ngerasain hal yang sama kaya teteh saat kehamilan kedua.
Bukan gak sadar siih…lebih tepatnya….tapi gak siap.
Karena gak direncanakan, karena kakaknya masih mungil, karena alasan duniawi lainnya.

Makin ke sini, makin bersyukur dan menemukan hikmahnya.
MashaAllah…

Senang baca tulisan teh Armita.
Lengkap dan detil banget…

    Armita Fibriyanti · 20/08/2017 pada 5:11 am

    Alhamdulillah sekarang anaknya bisa gede bareng-bareng ya Teh 🙂

Keke Naima · 20/08/2017 pada 5:05 pm

Narsum favorit saya semua. Saya suka dengan dokter Wawan dan bunda Romi kalau lagi menjelaskan. Jelas banget cara mereka menjelaskan tapi dnegan cara menyenangkan

    Armita Fibriyanti · 25/08/2017 pada 2:01 am

    Bagus-bagus ya Mbak, narsumnya. Keren 🙂

indah nuria savitri · 20/08/2017 pada 9:28 pm

banyak ilmu yang didapat ya mba..rame bangeet yang hadir di acaranya 🙂

    Armita Fibriyanti · 25/08/2017 pada 2:01 am

    Iya, ramai. Ada sekitar 1000an partisipant 🙂

beni · 21/08/2017 pada 9:56 am

bagus tuh artikelnya, mau nanya nih gan, bagaimana anak anak kita supaya sehat selalu???

    Armita Fibriyanti · 25/08/2017 pada 2:03 am

    Terima kasih. Supaya sehat selalu, anak diberikan ASI, makanan sehat & berimbang, imunisasi, ajak bermain, dll. Semoga membantu ya.

rani yulianty · 21/08/2017 pada 4:38 pm

Ulasannya lengkap banget, yg ga bisadateng pun jadi punya gambaran jelas,makasih ya sharing-nya,btw itu gimana caranya gerak-gerak gitu, kece beuud

    Armita Fibriyanti · 25/08/2017 pada 2:04 am

    Sama-sama Teh. Semoga bisa bermanfaat ya 🙂

emanuella aka nyonyamalas · 24/08/2017 pada 5:03 pm

Saya jadi merenung, apakah saya dalam menstimulasi bayi sudah meliputi ke delapan kecerdasan. Terutama yang kecerdasan intrapersonal…. Hmmm…. sepertinya masih harus terus belajar kita ya mbak sebaga orang tua…. 🙂

    Armita Fibriyanti · 25/08/2017 pada 2:06 am

    Hayok kita sama-sama belajar 🙂

ulu · 24/08/2017 pada 8:40 pm

Seperti biasa tulisannya komprehensipppp! Stimulasi anak saya rasanya mah udah oke, tapi klo baca cerita orang lain atau literatur baru kok kayaknya saya ketinggalan jauh uhuhuhu. Never ending learning process banget ya jadi ibu 😀

    Armita Fibriyanti · 25/08/2017 pada 2:07 am

    Terima kasih Ulu.
    Hayu lah kita sama-sama belajar bareng-bareng 🙂

Frida Herlina · 25/08/2017 pada 10:00 pm

Tambah kece nih blognya, Mit.
Pangling!

Ulasan lengkap dan sistematis. Artikel penting utk para ortu. Awal punya anak sejak masih dlm kandungan hingga lahir memang PR banget utk beri stimulasi yg tepat. Dan yg terpenting, memastikan anak2 tumbuh kembang dgn sehat.

    Armita Fibriyanti · 26/08/2017 pada 5:17 am

    Terima kasih 🙂

evrinasp · 26/08/2017 pada 6:48 am

iya kecerdasan anak itu majemuk ternyata ya, kita harus tau mana yang menonjol dan mana yang kurang supaya seimbang untuk ditingkatkan, aku tau ini dari Morinaga

NunungYuniA · 26/08/2017 pada 3:06 pm

Aku pernah ikutan acara ini tahun lalu. Acara dan pembicaranya keren. Banyak manfaat .

    Armita Fibriyanti · 27/08/2017 pada 7:23 am

    Betul, memang top ya pengisi acaranya dan bermanfaat buat para orang tua.

Haya Aliya Zaki · 04/09/2017 pada 11:48 am

Mitaaa … kayaknya aku lama banget gak ke sini, ya. Blog Mita makin canggih. Sukses buat semua aktivitasnya, Mit! 🙂

    Armita Fibriyanti · 04/09/2017 pada 11:57 am

    Makasih banget Mbak Haya, duh saya terharu. 🙂 🙂

papap · 05/09/2017 pada 12:03 am

keren banget acaranya dan hasilnya wow.. anakku 3 mbak.. alhamdulillah selalu dinanti wlaau tidak berencana punya anak dalam jarak dekat (per 2 tahun) semoga anak-anak kita sehat selalu y mbak dn pintar2.. hehe btw tulisannya bagus mbak lengkap banget deh hehe.. dan interaktif ^^ salam kenal

Sugi Siswiyanti · 05/09/2017 pada 11:41 pm

Mantep infografisnya,teh. Ajarin dong,teh Bikin foto-foto bergerak gitu,caranya gimana?hehe…

Review Lipstik Revlon ColorStay Ultimate Suede Nomor 80 – Armita Fibriyanti · 28/11/2017 pada 8:58 am

[…] Baca: Menyiapkan Kecerdasan Multitalenta Si Kecil Sejak Dini Bersama Morinaga & Para Ahli […]

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.