Hari ini adalah hari ke-33 saya mengungsi di rumah orang tua di Purworejo, Jawa Tengah. Tidak terasa sudah lebih dari sebulan saya meninggalkan rumah. Lusa akan tiba waktu bagi saya untuk kembali lagi ke rumah dan melanjutkan kehidupan keluarga kecil kami secara normal kembali. Tiket kereta Purworejo (Kutoarjo)-Bandung sudah dipesan dan saya siap meluncur bersama rombongan penumpang lain ke Kota Kembang.

Ini bukanlah momen pertama atau kedua kalinya saya meninggalkan rumah untuk mengungsi di rumah orang tua. Sejak menikah, hampir tiap sebulan atau dua bulan sekali, saya pasti pergi mengungsi ke rumah orang tua. Paling singkat selama seminggu dan yang terlama adalah lima minggu, seperti yang sekarang sedang saya jalani.



Profesi suami saya sebagai abdi negara sering mewajibkannya bepergian ke luar daerah untuk menjalankan tugasnya. Daripada saya sendirian tinggal di rumah hanya berteman seorang anak batita (bawah tiga tahun), saya lebih memilih tinggal sementara di rumah orang tua sampai tugas suami saya selesai dan beliau sudah kembali lagi ke rumah.

“Enaknya tiap bulan bisa jalan-jalan”

“Beruntung sekali ya bisa berkunjung ke rumah orang tua tiap bulan”

“Apa gak capek bolak balik terus sambil bawa-bawa anak tuh”

Begitulah sedikit komentar orang-orang tentang aktivitas saya yang sering menginap di rumah orang tua.Β Alhamdulillah,Β kemudahan ini bisa saya dapatkan karena waktu saya yang fleksibel dan tidak terikat. Ya, saya adalah seorang ibu rumah tangga di mana saya bisa mengatur sendiri kapan waktunya bersilaturahmi dengan orang tua, kapan bermain dengan anak dan suami, kapanΒ me time,Β kapan bersosialisasi dengan teman dan tetangga, dan kapan saatnya bekerja. Iya, betul, kapan saatnya saya bekerja.

Meskipun berlabel Ibu Rumah Tangga, saya tidak melulu mengurusi urusan domestik rumah tangga. Saya juga menyibukkan diri dengan bekerja dari rumah (mompreneur)Β sebagai konsultan nama dan penerjemah. Profesi sebagai blogger juga terkadang saya jalani di sela waktu menjalani profesi utama saya.

Dulu, sewaktu masih gadis, saya pernah menjalani kehidupan dengan bekerja kantoran di sebuah lembaga konsultasi di bidang lingkungan. Namun, semenjak menikah, saya memutuskan untuk lebih fokus dengan berkarir dari rumah. Suami juga tidak mengijinkan saya bersusah payah di luar rumah karena tugas utamanya lah untuk mencari nafkah. Suami begitu mengistimewakan saya dengan menyediakan semua kebutuhan keluarga dan tidak rela saya bermandi peluh di luar. Walaupun ada keinginan mendasar saya untuk berkerja kantoran, tapi bagaimana lagi jika suami tidak meridhoi. MakaΒ saya pun menuruti titahnya untuk bekerja dari rumah supaya keberkahan selalu tercurah untuk keluarga kami.



Kelebihan Wanita Yang Bekerja dari Rumah

Pernikahan saya dilaksanakan bulan September 2011. Berarti sampai sekarang sudah hampir 3.5 tahun saya menjalani profesi sebagaiΒ mompreneurΒ dengan bekerja dari rumah. Sejauh ini, masih asyik-asyik saja dan saya menikmati profesi saya tersebut. Ada banyak sekali keuntungan yang saya peroleh dengan bekerja dari rumah, bisa sering-sering menginap di rumah orang tua seperti yang saya ceritakan di atas adalah salah satu keuntungannya. Ini saya ceritakan beberapa kelebihan lain yang saya dapatkan.

  1. Bisa mengatur waktu sendiri.

Dengan bekerja dari rumah, saya bisa berperan sebagai boss-nya. Saya sendiri yang atur-atur waktu kapan harus ini dan itu. Biasanya siang saya gunakan untuk bermain dengan anak, silaturahmi ke tetangga dan mengerjakan urusan domestik rumah tangga. Malamnya, seringnya dini hari, saya gunakan untuk mengerjakan pesanan nama bayi dan perusahaan ataupun menerjemahkan. Akhir pekan adalah saatnya pergi keluar dengan suami dan anak. Enak kan, keluarga dan pekerjaan jadi seimbang.

2. Mandiri finansial.Β 

Tidak bisa dipungkiri, saya juga suka jika bisa mendapatkan uang dari tetesan keringat sendiri. Meskipun suami sudah memberi kecukupan, tapi rasanya kok ya lebih puas dan gurih jika seorang istri bisa dapat uang pemasukan sendiri. Hitung-hitung buat membantu keuangan suami supaya target-target rumah tangga lebih cepat tercapai.

3. Mengurangi pengeluaran biaya transportasi, baju, dandan.

Dalam seminggu, bisa dihitung dengan jari kapan saya keluar untuk urusan pekerjaan. Paling cuma dua atau tiga kali. Pergi keluar pun tentu bisa sambil bawa-bawa anak. Saya juga gak pernah pakai seragam atau baju yang mentereng berlabel internasional kalau sedang bekerja di rumah, buat saya yang penting bajunya bersih, wangi, dan nyaman. Dandan juga sekenanya, paling pelembab, bedak, dan lipstik tipis. Ohya kalau sudah mandi, bersih, rapi dan wangi di pagi hari, bisa jadiΒ mood booster/pelecut semangat bekerja seharian. Biaya untuk transportasi, baju, dan dandan bisa sampai 30% sendiri loh dari pengeluaran keluarga. Dengan bekerja dari rumah, uangnya bisa saya simpan, lumayan buat nambah-nambah tabungan haji. Hehehe.

4. Bisa bekerja dimana-mana.Β 

Saya punya meja kerja sendiri tapi seringnya saya tidak bekerja di meja saya tersebut. Meja kerja saya tersebar dimana-mana, kadang di kasur, kadang di meja makan, kadang di mobil, di taman. Dimana saja asalkan nyaman.

Numpang kerja di rumah adik

5. Tidak terkena hujan, panas, dan polusi.

Paling males kalau sudah musim hujan seperti sekarang harus berangkat kerja keluar rumah. Berangkat sepatu ditenteng dan pakai sandal jepit supaya sepatu gak kehujanan. Baju kerja jadi lecek, basah. Bedak luntur. Belum lagi kalau kelupaan bawa mantel atau payung. Makin stress deh. Untungnya saya bisa bekerja dari rumah. Ketika yang lain kehujanan, kepanasan, kena polusi asap kendaraan, UV (momok banget nih buat wanita), saya masih dirumah. Buka laptop dan bisa langsung kerja. Nikmatnya.

6. Tidak banyak tekanan dan stress.Β 

Namanya juga kerja sendiri, bisa atur-atur posisi sendiri. Tidak punya boss besar atau pihak-pihak lain yang sering menghujani dengan tuntutan ini dan itu.

Cara Mengatasi Blog WordPress Yang Kena Hack

Kelemahan Wanita Yang Bekerja dari Rumah

Tuh, asyik kan bisa kerja dari rumah, ada banyak keuntungannya. Tapi tentunyaΒ kurang adil donk kalau saya hanya cerita masalah kelebihan dan keuntungannya saja. Ini saya coba berbagi kekurangan bekerja dari rumah.

1. Bosan dan pergaulan terbatas .Β 

Kerjaannya di rumah terus hanya bertatap dengan laptop. Ketemunya sama anak dan tetangga yang itu-itu aja. Intensitas bertemu dengan orang baru sangat jarang. Saya pun gak munafik kalau saya juga sering bosan dengan keadaan ini dan merasa teman saya gak bertambah. Saya pernah cerita di blog bahwa saya juga pernah frustasi menghadapi situasi ini.

2.Β Terganggu urusan rumah tangga.Β 

Lagi asyik kerja, eh tiba-tiba anak minta main. Entah dia yang merebut laptop saya (padahal sudah disediakan sendiri) atau bosan main di dalam rumah, maunya main ke luar. Kalau sudah begini, terpaksa saya tutup laptopnya dan melayaninya untuk bermain. Gangguan lain misalnya ada tetangga atau anak tetangga yang main, anak minta dibikinkan kue dan lain sebagainya.

Begini Cara Saya Mengatasinya

Setiap permasalahan pasti datang dengan pemecahannya masing-masing. Untuk mengatasi dua masalah saya di atas, saya berusaha menerapkan beberapa cara ini.

1. Penyegaran.

Saya tetapkan hari kerja saya adalah hari Senin-Jumat. Hari libur sebisa mungkin saya gunakan sebagai family timeΒ sekaligus waktu untuk penyegaran dari aktivitas pekerjaan.Β Meskipun bekerja di Β rumah, saya juga perlu donk bikin aturan kerja sendiri. Biar gak capek dan disiplin terhadap waktu kerja.

2. Membuat blog.

Pertemanan tidak hanya sebatas di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Dengan membuat blog, saya bisa mencurahkan apa yang ada di pikiran saya sekaligus menambah teman baru.

3. Kerja dini hari.Β 

Karena siang hari banyak interupsi, saya lebih suka bekerja di malam hari, tepatnya dini hari. Pikiran lebih segar dan gangguan lebih minimal. Paling gangguan datang dari anakΒ yang minta minum. Setelah minumnya diberikan dan di puk-puk sebentar, anak akan tidur lagi dan saya bisa kembali ke laptop.

4.Β Terus belajar.Β 

Belajar tidak harus melalui sekolah formal. Salah satu cara mudah dan murah belajar adalahΒ dari buku. Ada satu buku yang ingin saya baca yaitu buku “Sukses Bekerja dari Rumah“. Membaca judulnya saja saya sudah tertarik ingin baca soalnya ini pas banget dengan saya yang memang menerapkan prinsip sukses bekerja dari rumah. Kadang saya merasa semangat bekerja dari rumah kendor mungkin karena anggapan saya bahwa bekerja bukan kewajiban wanita. Padahal jika ingin sukses, semangat harus terus dipelihara. Buku ini banyak membeberkan serba-serbi agar bagaimana perempuan bisa sukses bekerja dari rumah, misalnya strategi marketing yang harus dilakukan, trik membangun jejaring, manajemen waktu dan keuangan yang sangat saya perlukan.

Hhmm, panjang juga ya curhatan saya tentang bagaimana saya memulai berkerja dari rumah, alasannya, kelebihannya, kekurangan, dan menerapkan solusi atas permasalahan yang saya hadapi. Semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan. Siapa tau setelah ini ada perempuan lain yang mengikuti jejak saya dengan bekerja dari rumah. Atau ada juga kah yang mau berbagi dengan saya bagaimana asyiknya bekerja dari rumah?




39 Komentar

monda · 25/04/2015 pada 11:30 am

Alhamdulillah ya punya kegiatan yang bisa dikerjakan dari rumah
kerja sendiri ini perlu disiplin dan tekad yang kuat banget
sukses ya GAnya

    Armita Fibriyanti · 25/04/2015 pada 11:47 am

    Iya Mak betul, saya kadang masih suka naik turun nih semangatnya..

gustyanita pratiwi · 25/04/2015 pada 2:05 pm

Sukses mb mith ngontesnyaaa….aku ga jago ey…yang smartfren kemarin aja ga masuk 50 besar..,wwkkk langsung ngedown milih2 lomba ni aku

Oya bicara tentang judul di atas, itu salah satu impiankukelak mb mit hihihiiii…

evrinasp · 25/04/2015 pada 4:08 pm

tenang mit, saya udah berpikir untuk pensiun dini :p ternyata kerja itu capek hehe, positifnya ya wawasan luas sih, tapi kalo di abd negara macam saya kayanya lebih enak di rumah, blog adalah salah satu penghibur dikala jenuh kerjaan hehe

    Armita Fibriyanti · 25/04/2015 pada 4:13 pm

    Ibuku juga penyuluh pertanian kak, I know what you feel.

      evrinasp · 25/04/2015 pada 4:37 pm

      iyah makanya udah nanya2 pensiun dini bisanya kapan hehehe

        Armita Fibriyanti · 26/04/2015 pada 6:55 am

        Kata Ibuku kalau sekarang kerja terus, gak kebagian momong cucu. Qeqeqe. Mana skrg umur pensiun fungsional ditambah pula.. hadeuh.

          evrinasp · 26/04/2015 pada 7:11 am

          Iya kan slogannya kerja kerja kerja hehehe

          Armita Fibriyanti · 26/04/2015 pada 7:41 am

          Wkwkwkw. Semangat kak!

muharastri · 25/04/2015 pada 6:38 pm

Kece mbak Mita! Semoga menang kontesnya πŸ™‚

Vhoy Syazwana · 25/04/2015 pada 8:10 pm

Seneng ya jadi mompreneur, Mak.
Cita-cita sy (kalo udah nikah nanti -smg disegerakan, aamiin) jg pengen jadi momprenenur. Semoga terkabul ^_^

fitria · 26/04/2015 pada 11:32 pm

mantap mak, pengen juga segera berada di posisi seperti mak….
goodluck mak πŸ™‚ salam kenal yah πŸ™‚

damarojat · 30/04/2015 pada 10:12 pm

kerja dini hari. sama dengan menggeser am ke pm ya mbak. good luck.

    Armita Fibriyanti · 30/04/2015 pada 11:23 pm

    Betul Pak πŸ™‚ biasanya kalau pas kerja di waktu malam, jadi cepat selesai karena sedikitnya gangguan. hehe

ndop · 05/05/2015 pada 12:59 am

Wuih, kalau kerjanya dini hari, waktu tidurnya kapan kak?

Kalau aku khan belum berkeluarga jadi kerja dini hari pun gak masalah, soalnya paginya tidur hahahaa..

    Armita Fibriyanti · 05/05/2015 pada 2:34 am

    Tidur nya dari habis isya (Jam 8 malam) sampai jam 2 pagi. Siang pas anak tidur aku ikutan tidur.. wkwkwkw.

      ndop · 05/05/2015 pada 2:37 am

      Wuih keren. Kayak sekarang ya. Kamu baru bangun dan aku belum tidur haha selamat bekerja buat kita..

bundashidqi lia · 09/05/2015 pada 3:52 pm

wah itu aku bangeet, kerja di rumah sambil internetan πŸ™‚
good luck ya

sari widiarti · 09/05/2015 pada 6:20 pm

huwaaa…. baca postingan ini langsung cusss ke link konsultan nama dan penerjemah, jujur saja baru denger, buat nambah ilmu πŸ˜€

prima hapsari · 09/05/2015 pada 6:54 pm

Asyik ya tetep bisa krj n g a perlu keluar rumah, bisa ngasilin rupiah tapi ga perlu ninggal rumah. Idaman banget.

Mukhofas Al-Fikri · 12/06/2015 pada 10:56 pm

saya setuju apa yang telah mbak mita sampaikan.
sangat sarat motivsasi terutama buat calon emak emak yang kerja karir kerja di luar rumah.
setahuku kerja di luar rumah resiko lebih besar dari dalam rumah
jadi enakan yang di rumah ya?

    Armita Fibriyanti · 13/06/2015 pada 3:41 am

    Kalau untuk kasus saya, ya, lebih enak di rumah. πŸ™‚ Terimakasih sudah bersedia mampir ya.

@kakdidik13 · 16/06/2015 pada 7:46 pm

Tips menjadi mompreneur yang sangat bermanfaat. Semangatnya patut diapresiasi dan dijadikan motivasi untuk perempuan Indonesia. Salam kenal ya. Sukses selalu. Amin

    Armita Fibriyanti · 16/06/2015 pada 10:24 pm

    Terimakasih, semangat terus untuk para perempuan Indonesia. πŸ™‚

M. Fadhly · 26/09/2015 pada 9:20 am

Salam kenal. πŸ™‚

Ahmad · 11/12/2016 pada 12:04 am

aku pun ada rencana mau kerja dari rumah aja .. tapi blm berani … πŸ™‚

Suka Duka Menjadi Seorang Konsultan Nama Bayi – Armita Fibriyanti · 06/12/2016 pada 12:47 am

[…] Baca: Perempuan Bekerja dari Rumah? Mengapa Tidak! […]

Memutuskan Menjadi Freelancer, 5 Jenis Investasi Ini Adalah Modal Awal Saya – Armita Fibriyanti · 20/01/2017 pada 2:01 pm

[…] Baca: Perempuan Bekerja dari Rumah, Mengapa Tidak! […]

Menata Kantor di Rumah Agar Terasa Lebih Nyaman - Armita Fibriyanti · 20/03/2018 pada 12:54 pm

[…] Baca: Perempuan Bekerja dari Rumah, Mengapa Tidak! […]

Tips Mengatasi Blog Wordpress Yang Kena Hack - Armita Fibriyanti · 30/07/2018 pada 2:06 pm

[…] Baca: Perempuan Bekerja dari Rumah, Mengapa Tidak […]

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.