Sejak temenku Astri posting cerita di blognya tentang proses penyapihan Aleisha anaknya, aku seperti diingatkan bahwa aku pun harus sudah mulai menyapih Akmal. Hihihi, sebelumnya, aku masih males-malesan mau nyapih Akmal, antara gak tega sama sedih kehilangan momen menyusui.

Membaca tulisan Astri, aku jadi semangat (lagi) untuk menyapih Akmal. Sebenernya, pas adiknya Akmal mau lahir, dia sudah berhenti. Alhamdulillah aku sedikit lega setidaknya nanti pas si baby lahir aku gak perlu mengalami yang namanya tandem nursing. Di bayanganku, tandem nursing itu repot karena harus menyusui dua anak seperti menyusui bayi kembar. Pasti bakalan laper melulu dan kerjaanku nanti cuma nyusuin dua anak. Hahaha.

Aku sebenernya lelah ketika harus hamil (lagi) dan harus menyusui Akmal di waktu yang bersamaan. Aku positif hamil pas Akmal umur 20 bulan. Waktu itu memang Akmal belum disapih. Pelan-pelan mulai aku kasih pengertian untuk tidak minum ASI ketika nanti dia sudah dua tahun.

Hamil dan menyusui itu rupa-rupa warnanya. Swing mood, capek, seneng, campur-campur rasanya. Akmal tadinya mau aku sapih lebih dini tapi ngelihat anaknya belum siap disapih, akhirnya aku memutuskan untuk tetap menyusui Akmal, gak tega akunya.

Awalnya gak didukung bahkan suamiku pun sedikit memaksa untuk berhenti menyusui Akmal. Apalagi Mamaku, bersikeras untuk menghentikan. Belum lagi kalau ketemu orang yang lihat aku masih nyusuin sambil bawa perut yang sudah gede. Sering banget dapat cibiran dan lirikan tajam yang langsung tertuju ke anakku, perutku, dan wajahku. Tapi dasar akunya keyel, Akmalnya butuh, janinnya juga Alhamdulillah gak kenapa-kenapa. Di tengah cibiran dan nyinyiran itu, aku tetep aja keukeuh nyusuin. Sambil berharap pahala hamil dan menyusui terus mengalir buatku.

Aku sih tetep terus nyusuin karena hamilku yang kedua ini kebo banget. Tidak ada kontraksi ketika aku menyusui, perkembangan janin juga baik. Berat badan janin dan aku juga selalu naik tiap kali periksa. Tidak ada mual-muntah-pusing layaknya orang hamil. Segala macam makanan, kecuali yang mentah dan setengah matang, aku lahap. Vitamin hamil pun masuk semua. Alhamdulillah.

Lama-kelamaan, suami dan keluarga menerima keputusanku untuk tetap menyusui Akmal ini. Aku jadi lebih gembira.

Tips bagi Ibu-ibu yang mau tetap menyusui ketika hamil;

  1. Lihat kondisi Ibu, apakah memungkinkan untuk tetap menyusui atau tidak. Kalau Ibunya pas hamil kondisinya lemah, sering mual, muntah, pusing, tidak bertenaga, ya lebih baik tidak dilanjutkan proses menyusuinya. Kalau aku, berhubung tidak ada masalah sama sekali, jadi tetap lanjut menyusui.
  2. Lihat kondisi janin, apakah kontraksi selama menyusui atau tidak. Hentikan proses menyusui jika ada tanda-tanda tidak terima dari janin berupa kontraksi. Khawatir membahayakan kondisi janin, takutnya malah bisa lahir lebih dini/premature. Jangan sampai deh. Kondisi janin saya, Alhamdulillah sedikit bandel dan tahan banting. Kontraksi ada sih pas datang kontraksi palsu dan kontraksi asli menjelang kelahiran. Tapi kontraksi yang karena proses menyusui Alhamdulillah gak ada.
  3. Lihat kondisi kesiapan si kakak. Kalau sudah siap untuk sapih, mendingan sapih aja. Kalau belum ya dipersiapkan untuk di sapih apalagi kalau sudah menjelang 2 tahun.
  4. Konsultasikan dengan dokter kandungan kalau sedang hamil tapi masih menyusui si kakak. Beberapa dokter kandungan ada yang mendukung proses hamil sambil menyusui, ada pula yang tegas menolak untuk segera sapih. Monggo disesuaikan dengan kondisi Ibu sekeluarga.
  5. Komunikasikan dengan keluarga terutama suami. Penting banget ya komunikasi ini terutama untuk dapat dukungan. Suksesnya Ibu hamil dan menyusui tergantung bagaimana peran suami dalam memberikan dukungan bagi sang Ibu.
Ini hamil 5 bulan loh, gak keliatan ya.. qiqiqiqi…

Menjelang kelahiran si kecil, intensitas mengingatkan Akmal untuk berhenti nenen semakin tinggi. Tiap kali dia minta, selalu aku ingetin bahwa dia sudah besar, sekarang sudah 2,5 tahun umurnya, sebentar lagi sekolah, jadi Akmal sudah tidak minum susu Ibu lagi.

Alhamdulillah menyusunya sudah berkurang, paling malam aja pas dia mau tidur dan saat nglilir buat ngempeng karena sepertinya ASIku sudah mulai kering dan tidak berproduksi. Lama kelamaan, karena ASInya gak ada, dia jadi berhenti sendiri seminggu sebelum saya lahiran.

Adik bayi lahir. Normal, sehat, selamat. Hari kedua sudah boleh dibawa pulang ke rumah. ASI langsung keluar hari kedua ini. Aku menikmati lagi momen-momen istimewa memberikan air kehidupan untuk anak keduaku.

Eh, lihat adiknya lagi asyik-asyik nyusu, Akmal datang ucluk-ucluk ke kamar, minta ASI lagi.. Apa?? Hahahaa… kabita rupanya dia. Nangis-nangis dan bolak balik buka bajuku minta ASI yang satu lagi karena yang satunya dipakai buat nyusuin adiknya. Aku gak tega lihat Akmal ngeces pengen ASI lagi, jadi weh aku kasih ASI lagi ke dia.

Sapih? FAILED. Hahaha.

Lagian seminggu pertama setelah melahirkan anak kedua itu, payudaraku bengkak-bengkak. Produksi ASI lagi tinggi-tingginya, sementara si kecil belum terlalu kuat nyusu. Daripada ASInya aku buang, mendingan kasih lagi aja ke Akmal, lumayan dia jadi bisa dapat kolustrum dua kali.. wkwkwkwk :p

Sedikit flash back, proses memberikan ASI untuk Akmal tidaklah mudah. Begitu lahir, ia harus dirawat di NICU karena gangguan pernapasan. Akibatnya, aku tidak bisa menyusuinya langsung. Sedih, iya, pakai banget.

Demi tetap bisa memberikannya ASI, aku kemudian memompa ASI dan menitipkannya kepada suster penjaga di rumah sakit. Produksi ASI aku pada minggu pertama tersebut belum banyak sedangkan kebutuhan ASI Akmal semakin meningkat. Untuk memenuhi permintaan ASI Akmal, aku meminta bantuan sepupuku untuk mau menyusui Akmal dengan memberikan ASI perah.

Menjelang ulang tahun Akmal yang pertama, gigi Akmal sudah mulai banyak. Proses menyusui kembali menghadapi masalah. Giginya yang tajam sering membuat aku kesakitan bahkan sampai harus menjerit dan menangis ketika ia menyusu. Digigit dan ditariknya puting susu sambil diputar-putar. Pedih, perih. Rasanya ingin mengakhiri proses menyusui ini lebih dini. Namun aku kembali teringat akan tekad untuk memenuhi hak Akmal akan ASI sampai dua tahun.

Ujian proses untuk menyusui Akmal datang lagi ketika Akmal berumur 20 bulan. Aku hamil lagi seperti yang sudah aku ceritakan di atas. Hamil sambil menyusui kemudian dilanjutkan dengan tandem nursing selama 3 bulan.

Akmal dirayu pakai mobil-mobilan ini biar mau berhenti mimik ASI

Awal Agustus kemarin, aku mulai sapih Akmal lagi untuk kedua kalinya. Proses sapihnya lebih mudah daripada yang pertama. Aku belikan dia mobil-mobilan kesukaannya dan ketika ia minta ASI, aku selalu ingatkan bahwa Ibu sudah belikan ia mobil. Akmal senang, aku tenang. Sekarang, sudah tiga minggu ini Akmal berhenti menyusu. Alhamdulillah, keberkahan terindah di bulan Agustus.

Aku bangga terhadap keputusan kami bersama ini. Bangga karena akhirnya dia sudah berhasil melewati masa menyusui selama dua tahun, bahkan lebih. Bangga juga karena kini dia telah mandiri tidak terlalu bergantung kepadaku. Bangga juga karena ia sudah berani mengambil keputusan terbesar dalam sejarah hidupnya untuk berhenti minum susu Ibu.

Perjuangan memberikan pengertian untuk berhenti menyusui kepada Akmal berbuah manis. Di umurnya yang kini menginjak 31 bulan akhirnya dengan bangga aku putuskan bahwa dia sudah total berhenti tidak minum ASI lagi. Selamat Akmal, Ibu bangga padamu.


19 Komentar

Dwi Puspita · 25/08/2015 pada 2:48 pm

Akmal anak hebat ya..mengerti dan memahami apa yg ortu dikatakan ortu dgn baik…semoga akmal tumbuh menjadi anak sehat dan kuat…

enci harmoni · 25/08/2015 pada 2:51 pm

pengalaman sama mbak, saya hamil anak kedua saat anak pertama 18 bulan, sempat stop disapih karena mitos, setelah baca-baca, ternyata gak apa-apa tetap meyusui, eh tak nenenin lagi, sampai umur 4 tahun lebih, sampai adiknya juga 2 tahun, sekarang masih suka nenen2 juga, walau gak ada airnya lagi… menyusui adalah kebahagiaan tersendiri buat saya…

leylahana · 26/08/2015 pada 3:00 am

Selamat ya Akmal dan mamanyaa… saya juga sudah menyapih Salim nih, mbak, alhamdulillah udah 3 hari πŸ˜€

Astri Hapsari · 26/08/2015 pada 5:58 am

horeeeeee… akmal hebat
btw, pinjem mobil-mobilannya donggg πŸ˜€

indah nuria savitri (@indahnuria) · 27/08/2015 pada 1:25 am

perjuangan yang luar biasaaaa mak..so proud of you, and Akmal as well πŸ™‚

Thanks for joining my GA #BlessfulAugust yaaa…bon courage πŸ™‚

    Armita Fibriyanti · 27/08/2015 pada 6:06 am

    iya mak, ikutan curhat sekaligus ikutan GAnya Mak Indah…semoga berkenan ya Mak..

irowati · 30/08/2015 pada 8:47 am

Selamat ya Akmal… Akmal sudah besar nih… sdh lulus ng-Asi… semoga tambah pinter dan jadi anak membanggakan untuk ayah bunda ya nak…

Pungky · 03/09/2015 pada 9:56 pm

Wah Akmal hebaaat… Jiwo dong udah mau 3 tahun masih nenen. hihihihi πŸ˜€
Harus dicontek nih trik mobil-mobilannya xD

    Armita Fibriyanti · 04/09/2015 pada 6:28 am

    Ayo mak pungky semangat yaa.. kalau jiwo minta nenen, ingetin aja sama mobil-mobilan..

Lidya · 09/09/2015 pada 2:51 pm

Allhamdulillah berhasil menyapih Akmal ya mbak. Aku juga kenal Astri πŸ™‚ Salam kenal mbak, terima kasih udah ikutan GAnya mbak Indah

Dokter Kandungan Perempuan di Bandung – Armita Fibriyanti · 19/08/2016 pada 6:21 pm

[…] Baca: Selamat Akmal, Ibu Bangga Padamu! […]

Saatnya Menyapih Azril – Armita Fibriyanti · 02/11/2017 pada 10:22 pm

[…] Baca: Selamat Akmal, Ibu Bangga Padamu! […]

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.