Seseruan di Ur Flavor Market. Seru, soalnya banyak orang, banyak acara, dan banyak makanan. Sabtu 13 Februari 2016 kemarin, saya dan keluarga datang ke sebuah acara mini talk show yang bekerja sama dengan Blogger Bandung. Kebetulan Ibu saya sedang ada di Bandung, jadi saya ajak sekalian untuk menghadiri even ini. Beliau juga belum pernah berkunjung ke Trans Studio Mall, tempat diselenggarakannya acara ini. Nah, kebetulan yang bagus bukan? Sambil hadir di acara Ur Flavor Market sambil ngajak wisata Ibu sekalian ke TSM Bandung yang terletak di Jl. Gatot Subroto, Bandung.

Sebelum berangkat ke acara, saya dandan dulu donk di rumah. Nyobain dandan pakai Sulamit Cosmetics biar keren ketemu teman-teman sejawat dari Blogger Bandung.

Baca: Review Sulamit Cosmetics

Kami sampai di TSM pukul 16.00 pas banget dengan dimulainya acara yang mengusung tema “Pentingnya Food Blogger bagi Bisnis Kuliner dan Healthy Food”.  Di mini talk show ini ada tiga orang pembicara yaitu Mbak Ika dari Dapur Hangus, Putra Agung dari The Food Explorer dan dr. David dari DF Clinic. Saya pribadi baru ketemu sekali ini dengan ketiga pembicara. Masing-masing pembicara akan mengungkapkan cerita mengenai keahliannya masing-masing.

Mbak Ika dari Dapur Hangus. Mbak Ika ini dulu blogger juga, suka nulis di blognya. Ketertarikannya di dunia kuliner dan fotografi menggiringnya untuk serius menekuni profesi sebagai food fotographer. Beliau juga berbisnis segala macam pernak-pernik kebutuhan dapur di instragramnya (@dapurhangus). Followernya puluhan ribu loh, buanyak banget.

Di mini talk show tersebut, wanita berjilbab ini mengajarkan tehnik memfoto makanan. Ada tiga teknik dalam memfoto makanan yaitu: eye-level, bird-eye-view, dan 30-40 derajat kemiringan sudut motret. Dan yang terpenting dari memfoto makanan itu adalah bagaimana makanan tersebut bisa menggugah selera orang yang melihatnya. Bisa bikin sampai ngiler gitu katanya, hihihi. Bener juga sih.

Untuk menghasilkan foto makanan yang bagus, selain perlu mengetahui teknik dan dimensi foto, alat pendukung juga perlu loh. Misalnya kamera DSLR dan properti pernak-pernik dapur. Kamera DSLR jelas ya bisa bikin hasilnya bagus. Kalau properti foto sih hanya pendukung saja supaya tampilan lebih ciamik. Yang penting makanan utama yang mau ditonjolkan. Jangan sampai makanan utamanya malah jadi gak kelihatan gara-gara kebanyak properti yang menggangu pemandangan atau menggalihkan perhatian. Jaman sekarang istilahnya gagal fokus.

Dari Mbak Ika saya belajar, bahwa segala sesuatu yang dikerjakan dengan passion akan menimbulkan kesenangan. Bekerja dengan hati akan pula menimbulkan ketentraman. Lama kelamaan orang akan datang sendiri mencari kita, mencari kebutuhan mereka. Begitupun dengan rejeki, Insya Allah akan turut mengalir.

Putra Agung dari The Food Explorer. Mas Putra Agung ini juga berprofesi sebagai blogger. Hampir tiap hari blognya di update. Follower instagramnya (@thefoodexplorer) hampir 10 ribu. Banyak ya! Mas Putra Agung ini sering icip-icip makanan loh, kadang gratis, kadang dibayar, kadang juga atas inisiatif sendiri. Jangan lupa sebelum makan, foto dulu lalu upload. Hihi.

Mas Putra Agung juga sama dengan Mbak Ika, menggeluti dunia food photography sebagai profesinya. Enaknya jadi food blogger/instagrammer itu sering diundang ke acara dan bisa makan enak. Dibayar pula. Tapi hati-hati, badan bisa bengkak dan berat bertambah jika tidak terkontrol dalam mengkonsumsi makanannya.

Menurut Mas Putra Agung, memfoto makanan itu baiknya siang hari ketika cahaya matahari optimal. Cahaya alami dari matahari adalah salah satu faktor pendukung yang mampu menghasilkan foto makanan yang bagus. Kalau terpaksa foto malam hari bagaimana? Urungkan saja niatnya, taruh kameranya dan nikmati saja makan malamnya. Shoot your lunch and enjoy your dinner. Memfoto makanan di malam hari tanpa cahaya yang cukup akan menghasilkan foto yang kurang bagus. Oke deh. Terima kasih pelajarannya ya Mas Putra.

dr. David dari DF Clinic. Pembicara ketiga adalah dr. David yang banyak membagi ilmunya tentang bagaimana hidup sehat dengan cara mengatur pola konsumsi kita. Melihat dr. David yang kulitnya bersih, saya yakin bahwa beliau sudah menerapkan gaya hidup sehat. Ya iya lah, kalau gak hidup sehat, mana mungkin bisa sampai diundang ke mini talk show ini. Hihi.

Siapa yang sering makan dengan dominasi karbohidrat? Cung!

Hayo ngaku-ngaku. Saya juga kok. Hihihi. Saya rasa sebagian besar dari kita itu masih makan dengan dominasi karbohidrat dan protein tinggi. Sedikit serat sayur dan buah. Bener kan? Alasannya, makan karbohidrat (nasi, jagung, tepung, mie dsb) biar cepat kenyang. Ya gak papa juga sih makan karbohidrat banyak asalkan diimbangi juga dengan konsumsi buah dan sayur yang seimbang.

dr David juga membagi rahasianya lagi tentang dunia perminyakan. No, no, ini bukan tentang kilang minyak atau pengeboran minyak. Tapi tentang penggunaan minyak goreng. Bagusnya, gunakan minyak kelapa bukan minyak kelapa sawit. Saya nih masih pakai minyak kelapa sawit soalnya gampang ditemui dan lebih murah. hihi. Alesan emak-emak banget ya.

Dari dr David saya jadi kembali merefleksi apa yang saya konsumsi untuk diri sendiri dan juga untuk keluarga. Baiklah, mari kembali kita tata pola konsumsi makanan  sehari-hari di keluarga, dan gunakan minyak yang sehat dan bersahabat. Kalau kita sehat siapa yang senang? Kita juga kan!

Alhamdulillah, selesai acaranya. Sabtu yang menyenangkan. Bisa datang ke mini talkshow yang dihadiri para member Blogger Bandung, bisa sambung silaturahmi, bisa icip-icip makanan, bisa dapat ilmu banyak, plus bisa ajak jalan-jalan keluarga. Seru!

 


15 Komentar

Dyah Prameswarie · 16/02/2016 pada 7:35 am

Dapur Hangus itu langgananku, meski harganya kadang mahal. Wkwkwk *dijitak Ika

Sayang kita nggak ketemu ya, Mit 🙂

Raja Lubis · 16/02/2016 pada 7:51 am

jad sekarang kalau makan satu gorengan harus dibayar dengan satu jus sayur xixixi

momtraveler · 16/02/2016 pada 11:57 am

Suka banget sama foto2nya dapur hangus. Pengen bisa punya foto2 kece kaya gtu

turiscantik · 16/02/2016 pada 1:46 pm

Aku langganan dapur hangus cakep cakep barangnya

Yasinta Astuti · 16/02/2016 pada 2:01 pm

Hai mbak kemarin ga sempet nyapa, aku liat mbak armita dari jauh.
Kemarin intip ig nya dapurhangus, kece bangeeet itu foto – fotonya..

Lily Widjaja · 16/02/2016 pada 2:56 pm

Dapur hangus namanya unik. Saya baru denger dan baru stalking IG nya, foto2 nya kece badai ya mba 🙂

tettyhermawati · 16/02/2016 pada 3:02 pm

seru banget acaranya.. dapur hangus aku pernah sekali ketemu waktu masih tinggal di geger kalong.. jualan properti food fotografi gitu ya mbak..

Euisry Noor · 18/02/2016 pada 8:04 pm

Acaranya seru, & banyak ilmu, baik food photography maupun healthy food-nya. Sayangnya talkshownya terlalu singkat durasinya, hehe… Pengen eksplor lebih banyak.

efi fitriyyah · 20/02/2016 pada 5:14 pm

Yuk ah terapin pola makan sehat biar kinclong kayak dr David Hihihi *ngarep banget*

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.