Pengalaman mendaki Gunung Manglayang via Batu Kuda menjadi salah satu pengalaman terbaik kami untuk menikmati keindahan alam Bandung.
Gunung ini terletak di antara Kota Bandung dan Kabupaten Sumedang dengan ketinggian sekitar 1.818 mdpl dengan pesona alam yang memikat.
Kemarin, kami sekeluarga naik Gunung Manglayang via Batu Kuda dan pengalaman berharga ini langsung aku tuliskan di blog sebagai kenang-kenangan perjalanan kami.
Barangkali teman-teman berencana untuk mendaki Gunung Manglayang, berikut pengalaman kami mulai dari persiapan, kondisi trek, hingga apa saja yang bisa dinikmati di puncak.
Artikel ini juga dilengkapi dengan tips dan informasi penting untuk kamu yang ingin mencoba pendakian serupa.
Gunung Manglayang via Batu Kuda

Ada beberapa jalur pendakian Gunung Manglayang: via Jatinangor dan via Batu Kuda.
Kami memutuskan untuk lewat Batu Kuda karena kata suamiku track nya lebih landai walau waktu pendakian lebih lama.
Dulu, suamiku pernah naik Manglayang via Jatinangor, tapi medannya ekstrem banget dan sampai di Puncak Bayangan.
Berhubung kami aku dan anak-anak masih pemula dan mendaki sambil bawa anak-anak, jadilah kami memilih mendaki Gunung Manglayang via Batu Kuda.
TItik Kumpul di Tempat Wisata Batu Kuda Manglayang

Jam 07.00 kami menuju basecamp Batu Kuda, dan bertemu dengan teman-teman suami.
Total tim berisi 12 orang.
Lokasi Batu Kuda di di Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Perjalanan dari rumah ke Batu Kuda tidak lama, hanya sekitar 10 menit dengan motor.
Akses jalan menuju Batu Kuda cukup baik, meski beberapa bagian agak sempit dan menanjak.
Hati-hati untuk kalian yang baru pertama kali ke sini dan belum kenal medan karena jalannya cukup terjal.
Setibanya di area parkir Batu Kuda, kami disambut deretan pohon pinus yang menjulang tinggi dan udara sejuk khas pegunungan.
Biaya tiket masuk ke kawasan wisata Batu Kuda yaitu Rp10.000 per orang dan motor Rp 10.000
Suasana Mistis dan Asri di Batu Kuda

Tempat wisata Batu Kuda terkenal karena di sini ada bebatuan besar berbentuk mirip kuda yang menjadi asal usul namanya.
Suasananya cukup mistis namun menenangkan, apalagi saat kabut tipis mulai turun di sore hari.
Area ini juga sering dijadikan lokasi berkemah karena memiliki lahan datar yang luas dan dikelilingi hutan pinus yang rimbun.
Kami pernah beberapa kali berkemah di sini dan anak-anak suka.
Mulai Pendakian

Sekitar pukul 08.00 pagi, kami memulai pendakian dengan berdoa bersama tim.
Jalur Batu Kuda dikenal sebagai jalur yang cukup bersahabat, cocok untuk pemula dan keluarga yang ingin mencoba hiking.
Jalurnya jelas dan cukup lebar, dengan dominasi tanah padat dan akar pohon.
Sepanjang perjalanan, kami ditemani suara kicauan burung dan semilir angin yang menyejukkan.
Vegetasi yang rapat membuat jalur ini tetap teduh meski matahari sudah mulai meninggi dan gak kerasa panas sama sekali.
Bahkan kami mendaki dengan mengenakan jaket.
Kami mendaki bareng pendaki lain karena kebetulan long weekend jadi banyak juga pendaki lain yang menghabiskan waktu liburan dengan mendaki Gunung Manglayang via Batu Kuda.
Jalur pendakian dimulai dengan track datar dan keras sampai dengan menara pandang/gedung merah.
Namun setelah itu, jalur pendakian dengan tanah merah dan licin dan beberapa area berbatu dan akar pohon.
Hati-hati karena kadang kaki kesrimpet akar pohon.
Pos Istirahat dan Penunjuk Jalan
Pendakian ke puncak Gunung Manglayang via Batu Kuda umumnya memakan waktu sekitar 2 – 4 jam, tergantung kecepatan dan kondisi fisik.
Kami sendiri kemarin memerlukan 4 jam naik dan 4 jam turun karena di tim kami ada anak-anak dan beberapa orang yang sudah berumur.
Sepanjang jalur, terdapat beberapa pos istirahat informal berupa batu besar atau area datar yang cukup nyaman untuk berhenti sejenak.
Yang menarik, beberapa penunjuk jalan di jalur ini dibuat oleh komunitas atau pendaki sebelumnya, biasanya berupa papan kecil atau tanda panah dari kayu.
Jalur ini memang tidak sekomersial gunung-gunung besar lainnya, sehingga suasananya lebih alami dan menantang.
Trek Menuju Puncak Mulai Menanjak
Memasuki satu jam perjalanan pertama, trek mulai menanjak dengan sudut kemiringan yang cukup menguras tenaga.
Untungnya, pemandangan sekitar cantik dengna suasana sejuk.
Ada juga kebun kopi dan pinus.
Di beberapa area, pohon-pohon mulai terbuka dan sesekali menyuguhkan pemandangan ke arah Kota Bandung di kejauhan.
Di beberapa titik, terdapat bebatuan besar yang bisa digunakan sebagai tempat duduk atau bahkan untuk berfoto.
Karena jalur pendakian agak terlalu terjal, kita perlu mengenakan sepatu gunung atau sepatu olahraga yang nyaman karena jalur bisa menjadi licin saat musim hujan.
Tiba di Puncak Gunung Manglayang
Setelah kurang lebih 4 jam mendaki, akhirnya kami tiba di Puncak Manglayang.
Puncaknya tidak terlalu luas, namun cukup untuk menampung beberapa kelompok pendaki.
Saat di puncak ini, kami ketemu rombongan besar mahasiswa dari ITB. Tampaknya teman-teman sekelas deh.
Di puncak Manglayang ini, kami bisa melihat hamparan hijau pegunungan tapi sayang aku gak lihat kota Bandung di kejauhan.
Kalau baca-baca di sumber lain, kita bisa lihat kota Bandung di kejauhan dan bahkan saat cuaca cerah, Gunung Tangkuban Perahu bisa terlihat samar-samar.
Sayang kemarin kami gak lihat.
Gak papa deh.
Akhirnya kami masak-masak aja di puncak dan foto-foto biar kenangannya abadi.
Selain itu, kami juga istirahat di hammock sambil leha-leha.
Perlu banget bawa bekal makanan/minuman karena di Puncak Manglayang tidak ada penjual makanan/warung.
Turun Gunung Manglayang: Tetap Waspada dan Menjaga Alam
Saat perjalanan turun, kami membutuhkan waktu sekitar 4 jam juga.
Cukup lama karena kami beberapa kali terjatuh/kepeleset karena jalannya licin bekas hujan semalam.
Meski begitu, kami tetap berjalan perlahan, menjaga keseimbangan, dan saling membantu satu sama lain.
Satu hal yang patut diapresiasi, para pendaki di jalur Batu Kuda umumnya menjaga kebersihan.
Hampir tidak ditemukan sampah berserakan, dan banyak juga yang membawa kantong sendiri untuk membawa sampah sendiri sampai bawah.
Alhamdulillah sadar dengan pentingnya menjaga kelestarian alam.
Tips Mendaki Gunung Manglayang via Batu Kuda
Dari pengalaman kami mendaki Gunung Manglayang via Batu Kuda, berikut beberapa tips yang bisa kami bagikan dan barangkali berguna untuk kalian sebelum mendaki:
- Datang pagi hari agar bisa menikmati suasana segar dan punya waktu cukup untuk naik-turun.
- Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman. Pakai sepatu gunung yang nge grib karena jalan cukup terjal dan licin.
- Bawa bekal dan air minum secukupnya, karena tidak ada warung di jalur pendakian. Warung hanya ada di tempat wisata Batu Kuda saja.
- Hindari mendaki saat hujan, karena jalurnya licin dan berbahaya.
- Jaga kebersihan, bawa turun semua sampah.
- Ajak teman, karena pendakian akan lebih seru dan aman jika dilakukan bersama.
Yuk Cobain Naik Gunung Manglayang via Batu Kuda
Mendaki Gunung Manglayang via Batu Kuda adalah salah satu pengalaman kami yang menyenangkan dna mengesankan terutama bagi anak-anak.
Ternyata mendaki bareng anak-anak bisa begitu mengesankan dan mereka excited banget.
Jalannya cepat setengah berlari meninggalkan kami orang tuanya di belakang.
Cobain yuk terutama bagi kamu yang bosan dengan susana itu itu aja dan ingin mencoba hiking ringan namun tetap menantang.
Jalurnya ramah bagi pemula, pemandangannya indah, dan aksesnya mudah dijangkau dari Bandung.
Jika kamu mencari destinasi akhir pekan yang menyegarkan dan tidak terlalu jauh dari kota, Gunung Manglayang via Batu Kuda patut kamu coba.
0 Komentar