review car seat bayi

Berburu Car Seat Bayi

Car Seat Bayi. Waktu Akmal (sekarang hampir 2.5 tahun) masih bayi, saya gak berani pergi nyetir sendiri. Pertama, SIM A saya sudah kadaluarsa. Kedua, jenis mobilnya adalah mobil dengan transmisi manual. Saya lancarnya pakai yang matic. Bisa sih pakai manual, tapi ya gitu deh, belum pede-pede banget kalau bawa di jalanan ramai kayak di Bandung. Ketiga, gak punya car seat. Takut baby-nya kenapa-kenapa, jadi saya mending nungguin suami kalau perlu pergi-pergi yang pakai mobil.

Selama di dalam mobil, biasanya Akmal saya pangku. Kalau lagi pegal, ya saya taruh aja dia di jok dan disuruh duduk sendiri. Saya sendiri kadang duduk di bangku depan atau bangku belakang dengan memangku Akmal. Well, memang bahaya sih apalagi bayi gak diletakkan di car seat. Kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, bayi bisa celaka. Misalnya kejadian mengerem mendadak, kecelakaan dan lain sebagainya. Ada baiknya bayi diletakkan di car seat, bayi aman, Ibu nyaman, Ayah bisa menyetir dengan tenang. (lebih…)

Gambar Ibu dan Anak

Menyapih Anak dengan Cinta, Impian di Tahun 2015

Tubuhnya membiru. Nafasnya tidak teratur. Tidak ada satu jam setelah lahir, dia langsung di bawa ke rumah sakit (RS). Belum sempat aku menciuminya, suamiku sudah terlanjur mengendongnya untuk segera di bawa ke rumah sakit. Anakku, Akmal, harus segera dirujuk ke rumah sakit karena ada gangguan pernapasan.

Proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang aku idam-idamkan selama ini ternyata cuma bisa dilakukan tak lebih dari 15 menit. Sedih banget, soalnya kan aku menginginkan paling tidak bisa IMD selama 1 jam. Kenyataannya cuma 10 menitan.  Padahal menurut artikel-artikel yang aku baca, IMD bermanfaat untuk merangsang keluarnya Air Susu Ibu (ASI) sehingga bayi kelak bisa lebih berhasil menyusu secara ekslusif. (lebih…)