Salah satu hal manis yang saya ingat sewaktu saya kecil adalah bisa jajan. Mata berbinar dan senyum saya bisa merekah lebar begitu lihat orang tua mengeluarkan lembaran uang dari dompetnya guna menebus jajanan yang saya minta. Jajan adalah sesuatu yang menyenangkan.

25 tahun berlalu dan sekarang giliran saya menjadi orang tua. Saya bisa merasakan perasaan yang mungkin sama dirasakan ketika kedua orang tua saya dulu. Ada perasaan bahagia bisa membelikan anak jajanan.  Tapi di sisi lain saya merasa khawatir saat kedua anak saya, Akmal (5 tahun) dan Azril (3 tahun) meminta dibelikan jajanan yang tidak sehat. Saya khawatir kalau mereka jajan sembarangan, bisa menyebabkan sakit.

Hidup di zaman sekarang saat semuanya lebih mudah dan praktis, rasanya mustahil tidak memberikan jajanan untuk anak. Oleh karenanya, saya sebagai orang tua harus bijak dalam membantu anak memilih jajanan yang sehat dan aman untuk mereka.

Tidak selamanya kita sebagai orang tua bisa terus-menerus melarang dan mengawasi anak saat jajan. Ada kalanya nanti mereka mulai masuk sekolah, belajar lepas dari orang tua dan lebih mandiri. Saat – saat seperti ini biasanya anak mulai belajar menentukan keputusan mereka mau jajan apa.

Tapi jangan khawatir ya teman-teman. Kebiasaan jajan yang baik bisa kok diajarkan dan dibangun sejak kecil sehingga ketika nanti anak sudah mulai besar dan masuk sekolah, mereka bisa selektif memilih jajanan yang sehat untuk mereka.

Mengapa Perlu Mengatur Jajanan Anak

Ohya, sebelum cerita ke strategi tentang bagaimana cara saya memilih jajanan untuk kedua anak saya, saya mau cerita kenapa sih harus orang tua harus mengatur jajanan untuk anak. Saya sendiri tidak melarang anak untuk jajan di luar rumah, tapi lebih ke bagaimana mengatur apa yang dimakan anak-anak. Biarlah saya dikatakan protektif tapi jika sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi dengan anak saya, misalnya sakit, saya juga yang harus merawat mereka. Beberapa kali dengar berita di TV ada anak yang muntah-muntah dan keracunan gara-gara salah jajan. Makanya saya lebih baik mencegah daripada mengobati karena saya tidak mau kejadian tersebut menimpa anak saya.

Anak Jajan

Jajan Dulu

Saat jajan sembarangan diluar, biasanya kan anak akan memilih makanan yang warna dan tampilannya menarik. Mereka tidak peduli dengan komposisi, nutrisi, cara mengolah dan juga kebersihan. Yang penting menarik. Lep dan masuk perut. Padahal bisa saja Mamang-Mamang penjual jajanan di pinggir jalan itu tidak bersih dalam mengolah makanannya dan juga belum tentu bahan yang digunakan adalah bahan makanan yang terbaik.

Kebiasaan jajan di luar rumah ini juga secara tidak langsung mengajari perilaku konsumtif pada anak. Jadi sedikit-sedikit jajan dan mengeluarkan uang. Selain itu, kebiasaan jajan juga jadi mengurangi nafsu makan anak di rumah. Padahal Ibu sudah memasak. Kebiasaan inilah yang bisa membahayakan anak. Makanan di rumah jadi tidak termakan. Tumbuh kembang anak juga jadi terhambat.

Memilih Jajanan Untuk Anak

“Akmal, lebih senang sekolah di mana. TK atau madrasah?” Suatu siang saya iseng bertanya ke Akmal.

“Madrasah” Jawab Akmal.

“Wah, kenapa tuh?” Selidik Ibu.

“Soalnya di madrasah banyak jajanan, Bu.”

Akmal, anak pertama saya, saat ini sudah sekolah. Kalau pagi sekolah TK biasa dan sorenya dia sekolah agama (madrasah). Memang pas sekolah pagi masuk TK, saya tidak pernah memberikan uang jajan. Pertimbangannya, pagi hari ia sudah sarapan di sekolah. Selain itu, saat sekolah ia saya bawakan bekal. Meskipun di sekolah TK ada kantinnya, tapi Akmal tidak jajan karena uangnya dipakai untuk nabung. Tidak saya izinkan untuk dijajankan.

Salah Satu Bekal Akmal ke Sekolah

Lain lagi saat sekolah sore di madrasah. Saya agak longgar. Akmal boleh jajan 1 kali dalam sehari. Saya inget zaman pas saya kecil dulu kalau jajan itu menyenangkan. Jadi saya juga kepengen anak-anak saya setidaknya merasakan momen-momen sama seperti yang pernah saya rasakan dulu.

Biasanya, sebelum mengizinkan anak-anak jajan, saya memiliki rambu-rambu tersendiri alias syarat-syarat seperti ini:

  1. Tempat berjualan yang bersih. Tertutup rapat. Tidak terkena sinar matahari langsung, debu, dan polusi. Tidak ada serangga (lalat) yang menghinggapi.
  2. Penjual bersih. Kuku tidak hitam.
  3. Makanannya aman untuk dikonsumsi anak-anak.
  4. Bersertifikat halal.
  5. Tidak membuat anak tersedak.
  6. Memiliki izin edar.
  7. Perhatikan kandungan nutrisi dan komposisi makanan yang tercantum dalam kemasan. Seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
  8. Warna wajar dan tidak terlalu mencolok karena mengandung pewarna makanan.
  9. Baui dan cicipi dulu sebelum diberikan ke anak. Cek basi atau tidak.
  10. Perhatikan teksturnya. Yang tidak berubah warnanya, tidak ada jamur dan masih jauh dari waktu kadaluarsa.
  11. Bungkus yang bagus dan tidak terbuka. Tidak terbuat dari kertas/koran bekas karena tinta yang menempel di kertas/koran bekas bisa berbahaya.
  12. Hati-hati dengan makanan murah.

Selain melakukan pemeriksaan jajanan oleh saya sendiri, biasanya saya juga sambil mengajari anak-anak cara memilih jajanan yang sehat. Saya berusaha ceritakan ke anak-anak saya tentang syarat-syarat di atas dengan bahasa yang paling sederhana. Saya berharap jika suatu saat anak-anak sudah lebih mandiri, mereka bisa memilih jajanan sehatnya sendiri. Tidak selamanya orang tua bisa mengawasi cara jajan anak. Makanya anak-anak perlu diajari sejak dini.

Jika anak-anak sudah tahu bagaimana memilih jajanan sehat untuk mereka, biasanya mereka akan bingung dimana bisa membeli jajan yang sehat. Awal-awal saya perlu menunjukkan kepada Akmal dan Azril dimana mereka bisa membeli makanan yang sehat dan higienis. Dan apa saja yang bisa dibeli dari tempat tersebut. Mereka memang perlu dibimbing pas awal-awal seperti ini tapi lama-lama mereka mengerti kok. Ohya, dan anak itu mudah sekali diarahkan asal kita punya alasan kuat dan juga bisa menjaga konsistensi sehat dalam berjajan.

Bakpao
Bakpao Karakter, Makanan Anak yang Menarik
Pisang Coklat
Pisang Coklat, Salah Satu Makanan Rumahan yang Gampang Pembuatannya

Tips lain ala saya dalam memilih jajan sehat adalah menyediakan jajanan di rumah. Entah itu buat sendiri atau beli di luar. Saya sendiri di rumah punya loker tempat stok jajan anak-anak di rumah. Saat membeli stok jajan anak, saya sudah pastikan bahwa jajanan tersebut sudah lolos persyaratan saya di atas. Jadi kalau anak-anak kepengen jajan, mereka tinggal ambil saja jajanan yang mereka mau.

Salah satu stok jajanan anak yang saat ini ada di rumah adalah Pindy Permen Susu. Berbicara tentang Pindy Permen Susu, saya jadi inget banget dengan masa-masa kecil dulu. Seingat saya, permen ini sudah ada sejak saya kecil. “Dingin… dingin…empuk”, jargon permen Pindy yang selalu saya ingat sampai sekarang.

Pindy Permen

Rupanya sekarang permen Pindy ekspansi dengan menambah jenis varian permennya yaitu permen susu. Ada 3 rasa yang tersedia yaitu coklat, stroberi dan susu. Ternyata bukan hanya saya yang bisa menikmati enaknya permen Pindy. Sekarang anak-anak saya bisa kok ikutan makan permen Pindy juga.

Lah, memang boleh ya anak-anaknya makan permen? Boleh aja sih kalau anak saya mah. La wong permen itu enak dan membahagiakan kok. Asalkan permen yang dikonsumsi memenuhi syarat-syarat jajajan sehat seperti yang saya jelaskan di atas dan setelah makan permen anak tidak lupa menggosok gigi.

Fakta Tentang Pindy Permen Susu

Memilih Pindy Permen Susu sebagai kembang gula pilihan saya untuk anak-anak karena Pindy Permen Susu ini memiliki fakta sebagai berikut:

  1. Teksturnya lunak sehingga tidak akan menyebabkan anak tersedak.
  2. Memiliki label halal yang diterbitkan oleh MUI dan nomor izin edar yang sah dari BPOM RI MD 224510033005 (lihat gambar di bawah ini ya).
  3. Mengandung susu yang baik untuk anak.
  4. Terbungkus rapi dan tertutup rapat dalam kemasan sehingga mengurangi kontaminasi dengan udara luar.
  5. Komposisi bahan dan informasi nilai gizinya tercantum jelas dalam kemasan.
  6. Waktu kadaluarsa masih lama. Pindy Permen Susu yang saya miliki masa kadaluarsanya masih sampai setahun ke depan.
Logo Halal Pindy Permen Susu
Komposisi Bahan dan Informasi Nilai Gizi Permen Pindy Susu

Mengetahui fakta-fakta di atas, saya tidak ragu memilih Pindy Permen Susu sebagai salah satu jajanan untuk kedua anak saya. Kalau teman-teman gimana nih, punya pengalaman dan strategi tertentu saat memilih jajanan untuk anaknya gak? Share, yuk!

Ohya, kalau teman-teman penasaran pengen tahu lebih lanjut tentang Pindy Permen Susu bisa kepoin akun sosmednya ya.

Pindy Permen Susu:

Facebook: https://www.facebook.com/PermenPindy

Instagram: https://www.instagram.com/permenpindy_id


28 Komentar

Ida Tahmidah · 27/04/2018 pada 12:20 pm

Asyik ya bisa ngemut permen tapi sehat juga..biasanya sih kalau permen jarang ada tuh yang sampai ada kandungan gizinya segala. Baguslah, sesekali bisa buat tambahan bekel buat anak 😀

    Armita Fibriyanti · 28/04/2018 pada 7:48 am

    Iya bener Teh

ardanita · 30/04/2018 pada 2:20 pm

bagus tuh , kayak nya anak semakin seneng jg kalo d bikin kan yang lucu lucu di makanan nya

    Armita Fibriyanti · 02/05/2018 pada 8:51 am

    Iya Mbak, anak jadi tertarik ya.

Hastira · 02/05/2018 pada 2:54 am

selain kita mmeilih, ajarkan anak2 juga memilih jajanan sehat shg saat di sekolah atau di luar rumah dia tahu mana yg boleh atau tidak

    Armita Fibriyanti · 02/05/2018 pada 8:51 am

    Betul Mbak. Perlu diajarkan ya anak-anak.

Tian lustiana · 02/05/2018 pada 11:54 am

Pindy susu ini kesukaan neng Marwah dan ibunya hehe, enyak sih, seneng ngunyah yang manis – manis

    Armita Fibriyanti · 03/05/2018 pada 10:54 am

    Sama donk Teh, saya Ibunya anak-anak juga suka permen Pindy

Sundari Eko Wati · 02/05/2018 pada 12:41 pm

Saya juga membatasi anak agar tidak mudah jajan. Saya beritahu mana saja yang boleh dikonsumsi. Sampai saat ini masih mengutamakan makan di rumah dan bikin kudapan di rumah 🙂

    Armita Fibriyanti · 03/05/2018 pada 11:16 am

    Alhamdulillah

Sandra Hamidah · 02/05/2018 pada 1:29 pm

Jangankan anak, saya juga sukak hahha

    Armita Fibriyanti · 03/05/2018 pada 11:17 am

    Wkwk.. suka jajan juga ya San?

Uwien Budi · 02/05/2018 pada 2:47 pm

Tipsnya komplit banget.

    Armita Fibriyanti · 03/05/2018 pada 11:18 am

    Semoga bermanfaat ya Teh

Nurul Fitri Fatkhani · 02/05/2018 pada 5:01 pm

Anak-anak pasti akan jarang jajan di luar rumah, kalau bundanya rajin menyediakan makanan sehat di rumah ya…

    Armita Fibriyanti · 03/05/2018 pada 11:18 am

    Betul, Teh.

Firda Winandini · 02/05/2018 pada 7:38 pm

Favorit aku nih Pindy Permen Susu hehe, tapi bener banget ya Teh jaman sekarang mah harus pinter2 milih jajanan buat anak.

    Armita Fibriyanti · 03/05/2018 pada 11:19 am

    Iya Teh.

rara · 02/05/2018 pada 8:09 pm

setuju aku, ponakan aku susah bener deh diatur soal jajan, eh giliran makan susah

    Armita Fibriyanti · 03/05/2018 pada 11:21 am

    Umur berapa ponakannya Ra?

Emak Petualang · 03/05/2018 pada 11:25 am

Memang jadi emaks kudu smart, kayak teh Army nih ada strateginya… keren 🙂

Sugi Siswiyanti · 03/05/2018 pada 12:12 pm

Nasi yang bulat-bulat di gambar di atas itu resepnya apa,Teh? 😀

Jeanette · 03/05/2018 pada 7:23 pm

Anak- anak paling suka jajan, apa lagi makanan yang manis. Tetap kita yang harus teliti dan memilah-milah makanan yang akan diberikan. Terima kasih untuk sharingnya teh 🙂

    Armita Fibriyanti · 04/05/2018 pada 10:41 am

    Betul Teh, sebagai Ibu tetap harus selektif ya.

Helmiyatul Hidayati · 03/05/2018 pada 8:17 pm

thanks sharingnya mbak. kok aq belum pernah tahu ya pindy ini.. hehe sepertinya main saya kurang jauh..

Eva Sri Rahayu · 07/05/2018 pada 12:21 am

Setelah baca ini, jadi ngerasa mesti lebih aware sama jajanan anak.

    Armita Fibriyanti · 08/05/2018 pada 8:11 am

    Hayu Teh, ini juga sebagai pengingat saya juga.

Indomilk Susu Bubuk untuk Anak yang Tinggi, Tangguh dan Tanggap - Armita Fibriyanti · 21/10/2020 pada 2:57 pm

[…] Baca: Strategi Memilih Jajanan Sehat untuk Anak […]

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.