“Ibuuu, sudah adzan magrib, Akmal mau buka puasa di masjid” kata Akmal, anak saya yang baru berusia 2,5 tahun.

“Oke Nak, nanti ke masjid sama Ayah ya, tunggu sebentar” jawab saya.

Ramadhan sudah masuk minggu kedua. Namun, semangat melaksanakan ibadah di bulan mulia ini masih tetap tinggi. Tua muda berlomba-lomba menggumpulkan pahala sebesar-besarnya untuk bekal akherat nanti.

Ramadhan adalah bulan emas diantara kesebelas bulan lain dalam setahun. Kehadirannya sangat ditunggu-tunggu. Maka beruntunglah kita yang masih dapat bertemu dengan ramadhan kali ini. Ramadhan juga merupakan waktu yang sangat istimewa bagi para orang tua untuk dapat menanamkan pendidikan akhlak kepada putra-putrinya, terutama ibadah-ibadah khusus bulan Ramadhan.

Lima tahun pertama adalah fase usia keemasan anak (the golden ages) dimana sang anak mengalami perkembangan intelegensia yang paling optimal. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua sebaiknya memanfaatkan masa keemasan ini untuk membina akhlak sang anak.

Anak-anak bagaikan semen basah. Apapun yang jatuh kepadanya akan meninggalkan sebuah jejak — Dr. Haim Ginott

Mengenalkan ibadah Ramadhan bisa dimulai sejak dini terutama ketika sang anak masih dalam masa keemasannya. Semakin dini mengenalkannya, maka akan semakin baik. Saya dan suami bahkan sudah mengenalkan ibadah ramadhan sejak sang anak dalam kandungan. Cara termudah mengenalkannya adalah melalui pendidikan di rumah oleh para orang tua.

Mumpung masih ada 2 minggu lagi, tidak ada salahnya kita mengiatkan diri mengenalkan Ramadhan kepada anak-anak. Ini saya punya beberapa cara yang mungkin bisa dipraktekkan dari rumah oleh para orang tua atau calon orang tua yang ingin mengenalkan ramadhan sejak dini kepara putra-putrinya.

1. Sounding

tips menyapih anak dengan cinta

Beberapa minggu sebelum datangnya bulan Ramadhan, saya terus bercerita kepada Akmal bahwa sebentar lagi akan datang bulan yang istimewa yaitu bulan Ramadhan. Sounding saya lakukan ketika kami melakukan aktivitas bersama misalnya ketika ia membantu saya memasak di dapur, atau ketika saya memandikannya di kamar mandi. Cara yang paling sering saya lakukan adalah dengan membacakan cerita menjelang tidur di kamar tidurnya. Dengan sering melakukan sounding, pelan-pelan Akmal mulai memahami apa itu Bulan Ramadhan.

Membaca buku-buku untuk mengenalkan Islam dan ibadah selama Bulan Ramadhan

  1. Memberikan tauladan

Anak-anak memang tidak begitu baik dalam mendengar nasehat orang tua mereka, tapi mereka tidak pernah gagal dalam meniru mereka — James Arthur Baldwin

Orang tua adalah guru pertama anak. Apapun yang dilakukan orang tua akan dengan mudah ditiru oleh sang anak karena anak adalah peniru yang ulung. Maka cara termudah yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengenalkan ibadah Ramadhan kepada putra-putrinya adalah dengan mencontohkannya.

Memang anak di bawah usia lima tahun belum punya kewajiban untuk berpuasa atau sholat, tapi jika setiap hari ia melihat Ayah atau Ibunya melakukan ibadah Ramadhan, maka ini akan menjadi contoh yang baik. Misalnya jika di waktu sahur anak ikut bangun, ajak serta ia ikut menyantap makanan sahur di ruang makan sambil diberikan penjelasan bahwa ini adalah waktu sahur dimana Ayah dan Ibu makan pagi untuk puasa di bulan Ramadhan.

  1. Mengkondisikan suasana

Orang tua seharusnya mengkondisikan suasana positif di rumah sekondusif mungkin selama ibadah bulan Ramadhan. Misalnya, tidak makan atau minum di depan anak, sering mengaji dan tadarus bersama atau melaksanakan sholat berjamaah di mushola rumah. Sholat berjamaah juga bisa dilakukan dengan mengajak anak ke masjid di komplek perumahan. Dengan sering mengajaknya sholat berjamaah di masjid juga di satu sisi bisa menumbuhkan kecintaan anak kepada masjid. Sebisa mungkin orang tua mengenalkan ibadah Ramadhan dengan asyik dan menarik. Jangan sampai anak-anak memiliki pandangan negatif terhadap puasa atau ibadah ramadhan.

Sholat berjamaah di rumah Mengajarkan anak untuk mencintai masjid

  1. Menyibukkan anak dengan berbagai aktivitas

Misalnya di pagi hari, saya mengajak Akmal untuk berkebun dan menyiram tanaman di taman depan rumah. Anak-anak biasanya suka bermain dengan tanah dan air. Selain untuk melatih motoriknya, saya juga sambil mengajarkan Akmal akan indahnya makhluk ciptaan Allah. Mengajaknya berdzikir dan tadabur alam.

Berkebun sebagai salah satu sarana menyibukkan anak

Sebelum tidur siang, saya mengajak Akmal membaca cerita atau menonton video di ruang keluarga, misalnya cerita tentang kisah para nabi. Alhamdulillah Akmal sangat menyukai aktivitas membaca atau menonton ini. Sekarang, yang jadi favorit Akmal adalah kisah Nabi Muhammad dan Nabi Yusuf.

Sore hari, Akmal akan bermain dengan teman-temannya di sekitar rumah. Ngabuburit. Entah itu dengan bermain sepeda, mobil-mobilan, atau sekedar bercengkrama dengan teman sebaya. Tau-tau sudah menjelang magrib. Saya ajak Akmal pulang ke rumah dan berdua dengannya kami segera menyiapkan menu untuk berbuka.

Sepedaan sambil ngabuburit bersama teman-teman di sekitaran komplek rumah

Itulah beberapa aktivitas sederhana kami yang bisa dilakukan di rumah untuk mengenalkan Ramadhan sejak dini kepada anak-anak. Semoga contoh dan keteladanan yang kami berikan untuk mengenalkan Ramadhan sejak dini kepada anak-anak bisa menjadi bekal untuk kehidupannya kelak ketika ia dewasa.

“Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya karena mereka hidup bukan di jamanmu” Ali bin Abi Thalib, RA.




11 Komentar

echaimutenan · 30/06/2015 pada 7:12 am

Keluarga memang tonggak awal ya mak..tanpa pembelajaran dari keluarga apalah anak kita ini :”)

    Armita Fibriyanti · 30/06/2015 pada 7:19 am

    Betul, betul, betul 🙂

      echaimutenan · 30/06/2015 pada 7:22 am

      Kayak upin ipin xD

        Armita Fibriyanti · 30/06/2015 pada 7:30 am

        biar ceria terus mak 🙂

          echaimutenan · 30/06/2015 pada 7:36 am

          Iyaa…pake aplikasi wp enak bisa baca komen balesan g kayak blogspot…
          Met shaum maaak

          Armita Fibriyanti · 30/06/2015 pada 7:49 am

          Iyaa di wp langsung muncul.komennya kayak chating.. di blogspot kudu manual checking ya Mak.. aku gak shaum mak, nyusuin 2 anak.. Huhuhuhu.. mak echa puasa lancar?

          echaimutenan · 30/06/2015 pada 10:22 pm

          Alhamdulillah lancar….selamatttt menyusui ^^

indahjuli · 30/06/2015 pada 7:59 pm

Si bungsu Tio lagi belajar puasa, umurnya udah 6 tahun sih, agak terlambat belajarnya dibandingkan kakaknya yang umur 4 tahun sudah belajar puasa walau setengah hari, tapi lebih baik terlambat ya daripada tidak 😀

    Armita Fibriyanti · 01/07/2015 pada 4:13 am

    Iya Mak, yg penting sudah mulai belajar ^_^ semangat selalu buat dek Tio ya…br)

Una · 24/08/2015 pada 9:31 am

Hebat nih Akmal…
Aku baru puasa kelas 4 SD hihihi tapi langsung penuh…
Mbakkk mbok linknya ini dimasukin ke G+ plus, di G+plus adanya yang link nama, aku bingung kalau mau BW, hihihi…

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.