Suamiku termasuk salah satu pekerja yang lumayan sering bepergian ke luar kota. Minimal sebulan sekali pasti beliau meninggalkan rumah untuk urusan pekerjaan. Paling tidak ke Jakarta (ohya, kami tinggal di Bandung saat ini). Sebenarnya kalau  ke Jakarta bisa ditempuh dalam satu hari perjalanan, jadi bolak-balik gitu. Sebelum subuh berangkat dan sudah tiba kembali di rumah pas isya. Tapi ada kalanya suamiku harus menginap karena urusan pekerjaannya yang tidak bisa selesai dalam sehari.

Biasanya, kalau ada keperluan untuk menginap, suamiku akan mengabariku terlebih dahulu. Maksudnya biar aku siap-siap. Ya siap mental bakalan ditinggal sendirian di rumah sama anak dan juga siap-siap diminta bantuannya untuk menyediakan “perlengkapan perangnya” ketika di luar kota nanti.

Yap, di keluargaku, ketika bepergian, tugasku adalah packing alias kemas-kemas. Kalau ada yang ketinggalan berarti itu salahku. Hahaha. Termasuk juga kesalahanku jika suami sudah berada di luar kota dan ternyata ada benda yang masih ketinggalan di rumah.

Ada 2 benda yang gak boleh ketinggalan kalau suamiku pergi ke luar kota dan 2 benda ini wajib saya siapkan sebelum suami melangkah keluar rumah. Benda apakah itu?

Benda itu adalah Al Quran dan Sajadah. Sebagai umat muslim, dua perlengkapan ini gak boleh ketinggalan kalau pergi-pergi. Bisa saja sih pinjam ke orang lain atau pakai yang sudah disediakan oleh masjid atau mushola, tapi rasanya kok lebih puas ya kalau pakai sendiri.


AL QURAN


Al Quran favorit suamiku

Meskipun sekarang sudah jaman digital dan aplikasi Al Quran mudah ditemukan di telepon pintar, tetap saja kehadiran Al Quran dalam bentuk mushaf sangat diperlukan. Suami lebih suka baca Al Quran langsung daripada harus lewat telepon pintar. Rasanya lebih puas. Sama seperti halnya membaca e-book ya. Sama seperti aku yang juga lebih menyukai buku dalam bentuk manual daripada yang digital.

Makanya Al Quran ini gak boleh ketinggalan kalau suami pergi keluar kota. Soalnya di Al Quran suamiku itu sudah ada tandanya, beliau bacanya sudah sampai mana dan bacaan selanjutnya dibacanya mulai dari mana. Apalagi suamiku pernah punya program menghafal Al Quran, jadi kehadiran Al Quran gak bisa dipisahkan darinya dan sangat membantu program menghafal Al Quran-nya.

Mushaf ini adalah mushaf favorit suamiku. Sudah dimiliki dari sejak jaman beliau kuliah dulu. Walaupun kami punya Al Quran lain, tetap saja yang dibawa-bawa yang ini. Ukurannya tidak terlalu kecil dan juga gak terlalu besar sekitar 15 cm x 11 cm x 3 cm. Tidak berat jika harus dibawa-bawa dalam tas. Ada terjemahannya juga, jadi gak harus susah-susah mencari artinya di tempat lain jika saat itu juga membutuhkan apa arti dari bacaannya.


SAJADAH


Sajadah, wajib dibawa juga kalau ke luar kota

Tidak semua hotel tempat suamiku menginap menyediakan sajadah. Untuk antisipasi, tentunya harus membawa sajadah sendiri dari rumah. Biasanya suamiku akan sholat berjamaah di masjid. Namun terkadang, dalam situasi tertentu, misalnya pas lagi capek banget, suamiku akan memilih sholat di dalam kamar hotel.

Pernah suatu kali aku tidak memasukkan sajadah ke dalam koper suamiku. Akunya lupa dan karena waktu itu suamiku perginya buru-buru. Karena gak ada sajadah, ternyata suamiku menggunakan handuk hotel yang bersih sebagai pengganti sajadah. Sedih aja aku denger cerita itu, kasihan juga beliau harus pakai handuk untuk alas sholat. Untungnya pihak hotel menyediakan handuk lebih dari satu sehingga suamiku masih bisa memanfaatkan handuk satunya untuk mandi.

Sajadah yang aku bekalkan untuk suamiku juga ukurannya medium, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Kurang lebih berukuran 66 cm x 33 cm. Ringan dan tipis. Tidak bulky sehingga masih ada ruang di dalam koper atau tasnya untuk barang-barang yang lain.

***

Kalau 2 benda ini tidak ketinggalan di rumah dan ikutan pergi bersama suamiku keluar kota, rasanya aku lega melepas kepergian suamiku untuk dinas keluar kota. Semoga dimanapun suamiku berada tetap dalam lindungan Allah SWT dan pulang kembali ke rumah dalam keadaan yang sehat dan selamat tanpa kekurangan satu apapun. Dan apa yang dilakukannya di luar rumah sebagai tanggung jawab seorang suami untuk menafkahi keluarganya semoga mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Aamiin.

***

1st GA – Benda yang Wajib Dibawa Saat Jalan-Jalan


16 Komentar

MS · 02/03/2015 pada 9:40 pm

ah iya kami juga pernah pake handuk dan seprei pas kelupaan bawa sajadah.., he..he..

    Armita Fibriyanti · 02/03/2015 pada 9:48 pm

    Wah sama ternyata ya Mba. Memang perlu banget ya sedia sajadah kalau kita pergi2. 🙂

      MS · 02/03/2015 pada 9:55 pm

      nggak usah dikeluarin aja dari tas supaya nggak lupa lagi, atau kl aku buat check list barang yg mau dibawa

        Armita Fibriyanti · 03/03/2015 pada 7:00 am

        Tapi kalau lagi ada perlu atau pengen ganti tas, barang tersebut perlu dikeluarkan dari tas. Betul Mba, check list barang bawaan itu penting banget.

Vhoy Syazwana · 02/03/2015 pada 9:41 pm

Subhanallah, relijius banget suami Mbak. Semoga Mbak dan keluarga selalu mendapat keberkahan, aamiin…

edi padmono · 03/03/2015 pada 5:58 am

Sehari dua hari mah engga terasa mbak ditinggalnya….Kalau istri, saya tinggal selama dua minggu dg anak lima dan tanpa pembantu.

    Armita Fibriyanti · 03/03/2015 pada 6:59 am

    Iya betul Pak Edi, kalau sehari dua hari emang gak terasa. Saya juga sering ditinggal seminggu sampai 2 minggu sama suami. Kalau ditinggal lama, biasanya saya suka ngungsi ke rumah orang tua di Jawa. Hehehe.

Astri Hapsari · 04/03/2015 pada 9:27 am

masha allah… sholeh dan sholehah nih 😀

Uniek Kaswarganti · 04/03/2015 pada 3:56 pm

iya saya juga suka bawa sajadah yg tipis klo ke luar kota mba (plus mukena tentunya)

    Armita Fibriyanti · 04/03/2015 pada 4:13 pm

    Bener Mba, saya juga lebih suka pakai mukena sendiri kalau pergi2.. kayaknya lebih bersih yang punya sendiri yaa.. hehehe

ndop · 06/03/2015 pada 6:54 pm

Yup, kalau aku sarung. Sajadah sebenarnya perlu, tapi biasanya kalau kepaksa harus sholat di hotel, aku sholatnya di atas kasur hhahahaha

    Armita Fibriyanti · 06/03/2015 pada 7:34 pm

    Sarung suamiku juga suka bawa, tapi kadang sarung bisa tergantikan dengan celana panjang. Jadi masih selamatlah hehehe

myra anastasia · 08/03/2015 pada 11:30 am

iya, Mbak. Bingung kalau gak ada sajadah 🙂

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.