Jika Ibu Harus Bepergian dan Meninggalkan Anak di Rumah. Minggu lalu, Akmal baru saja berulang tahun yang ke empat dan Azril masuk usia 1,5 tahun.

Senang mereka sudah tambah besar yang artinya saya sudah bisa mulai pergi-pergi meninggalkan rumah untuk urusan pekerjaan.

Yap, selama hampir 5 tahun ini saya memang menghindari pekerjaan yang menuntut saya harus pergi jauh dari rumah dan meninggalkan anak.

Saya tidak punya pengasuh dan hidup di perantauan jauh dari orang tua dan saudara yang tidak bisa dititipi anak.

Beberapa kali datang tawaran pergi ke luar kota untuk urusan blogging dan wawancara usaha tapi tidak saya ambil.

Terpaksa saya tolak dengan halus karena saya belum bisa meninggalkan anak-anak di rumah, terutama Azril yang masih menyusu.

Sering juga ada lomba blog dengan hadiah jalan-jalan ke luar pulau dan perlu menginap paling tidak 2 malam 3 hari.

Lomba blog dengan hadiah jalan-jalan seperti ini juga tidak pernah saya ikutin. Takutnya kalau saya menang, haha, kepedean, dan ternyata saya gak bisa datang karena tidak tega meninggalkan anak-anak di rumah hanya dengan suami.

Uhm, walau saya gak sering ikut lomba blog tapi tipe lomba blog dengan hadiah jalan-jalan seperti ini mendingan saya tidak ikut sekalian. Daripada baper ya kan, lebih baik untuk peserta lain saja yang sudah siap untuk pergi. 

Saya juga tipe yang gak tega lihat suami sendirian mengasuh dua anak balita yang aktifnya gak ketulungan. Apalagi yang satu masih bayi.

Jadi saya tahan-tahan diri untuk gak pergi-pergi, memilih berdiam di rumah untuk mengasuh anak, mengerjakan orderan dokumen terjemahan, pesanan nama bayi dan perusahaan.

Pas Azril menginjak usia 18 bulan, saya baru berani terima pekerjaan blogging keluar rumah. Tapi belum berani jauh-jauh, baru lokal Bandung aja. Yang acaranya dua jam bisa beres. Jadi kelar acara saya bisa langsung balik kanan pulang.

Sekarang Azril sudah mulai besar. Empat bulan lagi usianya genap 2 tahun. Insya Allah lulus S3 ASI.

Yang berarti saya sudah mulai bisa beraktivitas di luar rumah. Iya, saya rindu punya aktivitas dan mobilitas yang padat dengan bertemu banyak orang.

Aktivitas rumah tangga saya di rumah sebenarnya sudah penuh. Bukan saya tidak bersyukur dengan apa yang sudah Allah anugerahkan.

Bukan berarti saya menampik rezeki yang datang meskipun saya ‘hanya’ bekerja dari rumah. Tapi saya perlu aktivitas di luar rumah, sesekali, yang tidak terlalu menyita waktu saya sebagai ibu dan istri. Untuk apa? Untuk recharging, refreshing, dan kembali menumbuhkan semangat sebagai diri saya sendiri.

Cara melangsingkan tubuh secara alami

Maka sejak dua bulan yang lalu, saya mulai mencari bantuan asisten untuk bisa membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Walaupun hanya setengah hari, tapi she helps me a lot. 

Pagi si Teteh bantu beres-beres rumah mulai dari menyapu, mengepel, cuci piring dan cuci baju. Sementara saya memasak dan menyiapkan bekal untuk suami.

Agak siangan dikit, Teteh membantu saya mengasuh Azril dan saya mulai ngetik mengerjakan orderan tulisan, terjemahan, atau pesanan nama.

Sejak kehadiran Teteh, saya bisa lebih fokus menulis di blog. Jadi lebih sering update tulisan dan manajemen waktu saya menjadi lebih baik. Pesanan nama dan dokumen terjemahan bisa selesai sebelum deadline yang ditentukan.

Sengaja mulai mencari asisten dua bulan lalu, supaya kalau nanti saya ada acara keluar kota ataupun di dalam kota yang agak menyita waktu, Azril bisa ditinggal dengan si Teteh. Supaya kami juga punya waktu adaptasi untuk saling mengenal satu sama lain dulu.

Tadi pagi, saya mulai belajar meninggalkan Azril berdua saja dengan Teteh. Saya ada keperluan mondar-mandir ke beberapa toko yang gak mungkin bawa Azril.

Kasian dia kalau dibawa bolak-balik, keluar masuk mobil dan toko cari dan antar barang-barang yang saya perlukan. Lagian juga panas banget tadi siang di Bandung. Untung gak bawa Azril.

Sampai dengan saat ini, sudah beberapa kali saya meninggalkan Azril bersama Teteh berdua saja di rumah. Akmal saya bawa.

Bersyukur kegiatan saya bisa sambil membawa anak. Alhamdulillah banget Azril bisa langsung lengket dengan Teteh.

Ketika saya harus meninggalkan bepergian dan meninggalkan anak di rumah, biasanya saya akan menyiapkan makan mereka dulu.

Masak yang banyak biar mereka gak kelaparan. Sounding berkali-kali supaya mengerti bahwa saya pergi untuk urusan pekerjaan dan akan kembali pukul sekian. Alhamdulilah mereka mengerti.

Foto Ibu dan Anak

Ibu yang Bahagia, Kunci Kebahagiaan Keluarga

Beberapa hari sebelum berangkat, saya juga minta izin dulu ke suami tentang acara yang akan saya hadiri. Jam berapa, sama siapa, di mana, dan topik acaranya apa dia pasti tau.

Pulsa HP juga harus ada, setidaknya pulsa untuk SMS dan telpon. Paket untuk layanan data internet juga perlu supaya lebih mudah chating dan koordinasi dengan suami.

Ngomong-ngomong tentang paket layanan data, sekarang ada paket layanan paskabayar dengan benefit premium bernama Halo Kick!

Pelanggan yang mengaktifkan paket ini dapat menikmati benefit paket pascabayar Halo Kick antara lain berupa layanan 4G LTE dan konten hiburan dengan kuota yang lebih besar, serta bonus Telkomsel POIN dan saldo TCASH dengan jumlah yang lebih banyak.

Lets say, untuk kasus saya, saya keluar rumah kerja tanpa bawa anak adalah salah satu bentuk ‘me time’ selain juga sebagai bentuk ikhtiar bantu-bantu keuangan keluarga.

Walau suami tidak pernah memaksa saya untuk bantu kerja, tapi saya sendiri yang ingin cari kegiatan lain. Sesekali bekerja di luar rumah juga adalah jalan tengah untuk menjembatani cita-cita lama saya sebagai career woman dan kondisi saya saat ini sebagai ibu dari dua balita.

Mari berdamai dengan keadaan.

Ini adalah pilihan keluarga kami yang mungkin bisa saja berbeda dengan keluarga lain. Kondisi setiap keluarga berbeda-beda dan saya maklum adanya.

Intinya tetap ya balik lagi ke restu suami. Namanya sudah berumah tangga, apapun kegiatan yang dilakukan istri di luar rumah tetap harus diketahui suami.

Yang penting suami ridho dan kasih izin istrinya punya aktivitas di luar rumah.

Doakan saya ya!


8 Komentar

naniknara · 26/01/2017 pada 7:42 am

Semoga sukses mbak dengan aktivitas luar rumahnya.
Anak pertama dan kedua saya, sejak usia 3 bulan sudah pernah saya tinggal bertugas keluar kota beberapa hari.
Anak ketiga ini sekarang usia hampir 4 bulan, dan alhamdulillah saya belum dapat tugas keluar kota

Sulis · 27/01/2017 pada 12:35 am

Yup. Sukses mbak..
Hi..hi, aku juga kemana-mana masih bawa anak. Ga tega juga klo mesti ninggalin jauh2.. Nggak ada yang dititipin juga☺

Dewi Nielsen · 28/01/2017 pada 2:31 am

Semangat maak! selama ada smart phone, pulsa penuh bisa telponan ama anak 🙂 cahyo!

nonirosliyani.com · 28/01/2017 pada 6:00 am

Aku ibu yang tegaan. Pernah ninggal anakku seminggu ke Malaysia usia 10 bulan. Hahaha… Selama kutinggal biasanya mertua ke rumah nemenin suami. Setelah itu, minimal setahun sekali aku pasti pergi ke luar kota. Tapi gak pernah videocalling-an. Soalnya kalo dia liat wajahku, malah jadi inget dan cranky. Jadi Bapaknya cuma kirim fotonya aja. 🙂

studioznak · 30/01/2017 pada 2:26 pm

sebenernya kasian sih kalo ninggalin anak sendiri di rumah sama… serasa adasedikit ganjalan dalam hati

Ahmad · 01/02/2017 pada 9:54 pm

semoga sukses aja usahanya

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.