Pada pertengahan 2020, jumlah penduduk Indonesia tercatat sebanyak 270,20 juta jiwa. Angka ini naik menjadi 272,68 juta jiwa pada pertengahan 2021. Kemudian, jumlah penduduk Indonesia dilaporkan kembali mengalami peningkatan menjadi 275,77 juta jiwa hingga pertengahan 2022.
Dari data ini kita bisa melihat bahwa jumlah penduduk naik dari tahun ke tahun. Sementara jumlah lahan yang kita tempati di muka bumi ini tetap. Sehingga bisa dipastikan bahwa kepadatan penduduk akan meningkat.
Saat ini sudah menjadi masalah bersama di Indonesia bahwa lahan pertanian berkurang dari tahun ke tahun. Berkurangnya luasan lahan pertanian dikarenakan selain adanya pertambahan penduduk, juga karena ada kebutuhan lahan perumahan, berkembangnya industri, dan kebutuhan lahan untuk fasilitas umum.
Mengenal Kebun Seni Tani, Kelola Lahan Tidur Jadi Kebun Produktif di Bandung
Jika masalah ini dibiarkan, maka kelak penduduk bisa kekurangan sumber makanan.
Berkaca dari hal ini, dua orang pemuda asal Bandung, Jawa Barat bernama Galih dan Vania Febriyantie dari Fakulas Biologi membentuk kelompok urban farming komunitas Seni Tani @kamisenitani.
Urban farming adalah kegiatan pertanian di perkotaan dengan mengoptimalkan lahan yang dimiliki atau intensifikasi pertanian.
Seni Tani adalah urban farming social enterprises istilah keren untuk usaha pertanian urban, yang dikembangkan di daerah Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung Utara.
Di lahan-lahan tidur sekitar menara pembangkit listrik mereka membuka kebun komunal untuk ditanami sayur-mayur. Mereka memanfaatkan lahan tidur tersebut jadi kebun produktif.
Pada saat pandemi karena Covid-19 kemarin, pertumbuhan ekonomi melambat karena pergerakan masyarakat terbatas. Namun di saat yang bersamaan, masyarakat tetap membutuhkan makan dan supply bahan makanan tidak boleh terhenti.
Kondisi pandemi Covid-19 ini mendorong Vania Febriyantie pada bulan November 2020 untuk mengolah lahan tidur di bawah menara di Arcamanik supaya bisa menghasilkan sayuran.
Di daerah ini terdapat banyak lahan tidur yang terbengkalai. Selain itu, sejumlah pemuda setempat merasa kesulitan mencari pekerjaan saat pandemi.
Vania dan rekan-rekannya memandang hal ini sebagai peluang dan lantas mengajak pemuda-pemuda itu untuk belajar bertani di lahan tidur yang ada melalui Seni Tani.
Seni Tani mengadopsi sistem Community Supported Agriculture (CSA) yang memungkinkan petani dan konsumen terhubung langsung, sehingga menjamin kesejahteraan keduanya.
Selain itu, Seni Tani juga menerapkan pertanian regeneratif yang mengutamakan kesehatan tanah sehingga produk yang dihasilkannya bisa dikatakan sebagai produk organik.
Urban Farming Kebun Seni Tani Didukung Oleh Masyarakat Sekitar
Pengelolaan Seni Tani menerapkan sistem CSA atau community supported agriculture. Para anggota urban farming ini dilibatkan sejak penanaman hingga panen.
Sampai dengan saat ini, ada sekitar 24 anggota yang aktif di Komunitas Seni Tani.
Berkat ketekunannya, sekarang ada sekitar 1000 m2 lahan tidur yang dimanfaatkan menjadi kebun sayur yang mampu menghasilkan sayur 330.092 kg berbagai jenis sayuran sehat.
Bulan Oktober kemarin, telah dihasilkan 2.580 kg panen kompos dan memanfaatkan sebanyak 920 kg ampas kopi.
Hasil panen ini didistribusikan melalui Kelompok Tani Sauyunan dengan sistem CSA, Community Supported Agriculture.
Setiap anggota kelompok akan membayar di awal bulan sebelum benih sayur ditanam dan kelak ketika sayur sudah dipanen, maka hasil kebun akan langsung didistribusikan ke anggota tersebut.
Praktis sekali ya dan pastinya menguntungkan kedua belah pihak.
Petani urban mendapat kepastian, advance payment sebelum panen. Dan anggota komunitas pun kelak akan mendapatkan hak sayurannya.
Cara pengelolaan dengan sistem CSA ini bisa memberikan lapangan kerja bagi petani urban dan dalam satu waktu pun bisa mewujudkan ketahanan pangan bagi masyarakat.
Urban Farming Seni Tani Semakin Berkembang
Saat ini, lahan tanam Seni Tani terbagi dua. Separuh lahan difungsikan sebagai kebun komunal untuk 97 anggota yang aktif berkebun bersama. Sedangkan separuh lahan lagi dimanfaatkan untuk pemuda setempat sebagai petani urban sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan dari bertani.
Dari kejelian Vania Febriyantie dan rekan-rekannya, kita bisa belajar bahwa untuk bertani tidak harus dilakukan dilahan luas berhektar-hektar. Bahkan di lahan sempit di perkotaan pun bisa dimanfaatkan secara maksimal asalkan ada tekad dan keteguhan.
Mengintip dari kegiatan yang sering dibagikan di akun Instagram @kamisenitani, kita pun bisa melihat perkembangan kegiatan keseharian mereka.
Kelas Berkebun
Ada kegiatan Kelas Berkebun yang mengajak warga Bandung dan sekitarnya untuk belajar berkebun dari nol. Kegiatan ini bisa diikuti oleh anak-anak dan dewasa.
Kegiatan dilakukan secara offline di Jl. Ski Air, Keluarahan Sukamiskin, Arcamanik, Bandung. Nih orang Bandung wajib merapat.
Investasi kegiatannya pun tidak terlalu mahal. Cukup dari harga Rp 100.000 peserta sudah bisa berkebun dengan bahagia, belajar bikin kompos, cara menanam sayur, bahkan untuk anak-anak bisa melukis bayangan dari tanaman.
Fun banget!
Sharing Tip & Tricks
Namanya juga komunitas yang dikembangkan anak muda, tidak afdhol kalau tidak memanfaatkan sosial media sebagai sarana perkembangannya.
Di sosial media @kamisenitani, sering pula dibagikan tips & trick seputar pertanian, seperti bagaimana cara praktis menjadikan sayur-sayuran jadi acar dan bisa dikonsumsi, tips cara menyimpan sayur agar tetap segar meskipun disimpan beberapa hari serta berbagai tips lainnya.
Jadi gimana nih teman-teman, tertarik seperti Kak Vania Febriyantie untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi lebih produktif?
Hibah Plastik
Seni Tani juga mengaktivasi kegiatan Hibah Plastik dimana mereka menerima drop off plastik sekali pakai atau bisa juga dikirimkan melalui ekspedisi.
Mari Kita Tiru Semangat Mengolah Lahan
Yuk ah, kita perlu tiru semangat Kak Vania dan rekan-rekan dalam mengolah lahan sehingga bisa mencapai ketahanan pangan.
Bisa dimulai dari lahan di sekitar rumah dulu. Bisa memanfaatkan pot-pot untuk ditanami sayur-sayuran, palawija, dan buah-buahan/tabulampot.
Sampah dapur yang dihasilkan juga bisa diolah untuk dijadikan kompos dan nanti diputar lagi untuk pupuk tanaman tersebut.
Dari dapur kembali lagi ke dapur.
Jika setiap keluarga bisa memenuhi kebutuhan makanannya sendiri, tidak mustahil kemandirian pangan akan tercapai.
Kebun Seni Tani
📌 Jl. Ski Air No.30, Cisaranten Endah, Kec. Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat 40293
📲 0851 – 6117 – 2898
Foto diolah dari Instagram @kamisenitani dan Instagram @vaniavanya
#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia
0 Komentar