Stroller Untuk Adik Bayi

Sudah lama aku mengimpikan punya kereta dorong/stroller untuk adik bayi yang kuat tapi ringan. Tepatnya sejak aku punya anak pertama tahun 2013 lalu. Kebayang enaknya dorong-dorong anak pakai stroller tanpa perlu khawatir pinggang pegal karena terus-terusan menggendong anak. Setidaknya tugasku sedikit menjadi lebih ringan karena tugas gendong anak sudah dikerjakan oleh stroller, hehehe.

Tapi waktu itu sepertinya stroller belum berjodoh denganku. Aku belum punya rejeki untuk membeli stroller yang bagus. Selain itu, aku dan anakku yang pertama, Akmal, jarang pergi-pergi, paling cuma di sekitaran rumah aja. Pergi ke mall bisa dibilang sebulan sekali. Kendaraan kami juga baru motor, jadi gak lucu kalau kami bertiga naik motor, tangan kiriku gendong anak dan tangan kananku pegang stoller. Gak praktis.

Maka tahun 2013 aku putuskan untuk mengubur impian membeli stroller seperti yang pernah aku tuliskan di blogpost Mom and Son Talk ini.

Tahun 2015, saya melahirkan anak kedua, Azril. Kebutuhan membeli stroller untuk adik bayi muncul lagi. Beberapa kali kami jalan-jalan keluar, repot juga kalau gak punya stroller. Si adik udah tambah berat sekarang (umur 2 bulan, berat 7 kg). Belum lagi kalau Masnya minta gantian digendong. Duh, pinggang makin pegal.

Sekarang, rejeki untuk membeli stroller sudah ada, diambil dari uang kondangan si adik, hehehe. Kan kalau jenguk ada yang ngasih uang tuh, jadi uang-uang tersebut sengaja disimpan untuk membeli kebutuhan si adik. Toh ini memang uang milik dia.

Kendaraan juga Alhamdulillah sudah bertambah sekarang. Allah cukupkan rejeki kami sehingga bisa membeli yang beroda empat. Sudah kebayang nanti stroller dilipat dan dimasukkan ke bagasi. Siap jalan-jalan deh kami berempat.

Doakan, kali ini kami berjodoh dengan stroller ya teman-teman.