Pengalaman Membuat Paspor Umroh. Halo teman-teman. Awal tahun 2018 kemarin, saya punya pengalaman baru mengantarkan orang tua membuat paspor umroh. Yap, Insya Allah yang mau pergi umroh adalah orang tua saya, bukan saya ya. Insya Allah saya menyusul walau belum tentu kapan, tapi tolong doakan agar segera menyusul ke Baitullah πŸ™‚

Baca: Merencanakan Keberangkatan ke Tanah Suci

Pengalaman membuat paspor umroh ini berharga banget buat saya, karena sekarang sistem pendaftarannya baru. Beda banget dengan cara buat paspor dulu. Makanya saya inginΒ shareΒ ke teman-teman, siapa tahu ada teman-teman yang sekarang sedang butuh informasi tentang bagaimana cara membuat paspor terbaru khususnya paspor umroh.



Cara Membuat Paspor Zaman Dulu

Zaman dulu maksud saya ya bukan dulu banget. Belum ada hitungan puluhan tahun lalu kok. Jadi gak ancient banget kok. Hehehe.

Ohya, sebelum aku ceritain gimana caranya membuat paspor umroh, saya cerita dulu ya tentang pengalaman saya membuat paspor zaman dulu. Sebenarnya syarat-syaratnya hampir sama. Hanya beda di cara pendaftaran dan waktu pengerjaan saja.

Paspor Pertama

Tips Traveling ke Luar Negeri

Saya pertama kali bikin paspor itu tahun 2007. Sekitar 11 tahun yang lalu. Waktu itu untuk keperluanΒ studyΒ di UC Davis, USA. Karena untuk keperluan belajar, jadi saya sudah punya surat dari kampus dan atase pendidikan dan kebudayaan KBRI di Washington DC sebagai pengantar membuat paspor. Fyi, saya kuliah di IPB dan kantor imigrasi terdekat dari IPB ada di Bogor. Jadi waktu itu saya buat paspornya di Bogor.

Kantor Imigrasi di Bogor saat itu penuh sesak. Kantornya panas dan saya antre bersama puluhan orang. Belum ada sistem antrianΒ onlineΒ seperti sekarang. Orang-orang masih antre manual. Kebayang kan bejubelnya kayak gimana. Singkat cerita, aplikasi paspor saya diterima. Alhamdulillah walau sempat deg-degan karena ini pertama kalinya membuat paspor jadi takut gak keterima. Ohya, waktu itu waktu buat paspornya juga lama. Sekitar seminggu (7 hari kerja), pasport baru jadi. Untuk zaman dulu, itu sudah termasuk cepat karena belum ada reformasi birokrasi.

Paspor Kedua

membuat paspor umroh

Nah kalau paspor yang kedua saya buat saat melakukan perpanjangan paspor. Paspor pertama saya sudahΒ expiredΒ karena sudah lewat masa berlakunya (5 tahun). Saya buat paspor kedua tahun 2014. Berarti 7 tahun sejak pembuatan paspor pertama saya.

Waktu itu saya buat perpanjangan paspor sekalian buat paspor anak untuk Akmal (anak pertama saya). Buat paspor karena mau buat aja. Belum tahu mau ke mana. Yang penting sudah punya. Siapa tahu ada keperluan mendadak ke luar negeri jadi sudah siap dengan paspornya.

Paspor kedua milik saya dan paspor anak ini saya buat di Kantor Imigrasi Bandung. Sejak tahun 2011, saya pindah dari Bogor ke Bandung karena menikah dan ikut suami.

Baca: Tips Agar Mudah Menikah

Tahun 2014 ini, cara mendaftar paspor sudah melalui sistemΒ online.Β Saya unggah dokumen yang diperlukan di website kantor imigrasi, pilih tanggal wawancara, dan bayar langsung biaya pembuatan paspor (Rp 355.000) di BNI dekat rumah. Datang langsung ke kantor imigrasi Bandung sesuai tanggal yang dipilih buat wawancara (waktu itu waktu tunggunya sekitar 1 minggu) dan tinggal ikuti prosedur pembuatan paspor. Karena sudah daftarΒ online,Β antrean saya lebih cepat daripada yang mengantre manual. Waktu itu masih ada antrean manual yang dibuka dari jam 5 pagi. Jadi orang-orang udahΒ stand byΒ sejak subuh demi dapat nomor. Beuh.

Sekarang cara buat paspor dengan unggah-unggah scan dokumen sudah tidak ada lagi. Kayaknya karena ada perbaikan database atau entahlah di Imigrasinya.

Awal tahun 2017, suami saya melakukan perpanjangan paspor dan waktu itu belum ada sistem daftar antrian online. Dia langsung aja datang ke kantor imigrasi Bandung. Antrean ditutup pukul 10.00 pagi, dia datang telat pukul 11 baru sampai. Jadi dia harus balik lagi di hari berikutnya.

Cara Daftar Paspor Online Sekarang

Aplikasi Antrian Paspor Online

Sekarang (tahun 2018) kalau mau buat paspor harus ambil antrean online. BerlakuΒ sama untuk semua pembuatan jenis paspor baik untuk buat baru, perpanjangan, paspor hilang, paspor anak, maupun paspor umroh.

Untuk mendapatkan antrian ini, kita bisa mendaftar dengan menggunakan aplikasi antrian online. Caranya unduh aplikasi “Antrian Paspor” di Google Playstore (untuk Android) atau masuk ke web/laman www.antrian.imigrasi.go.id

Saya sendiri kemarin pas membuat paspor umroh untuk orang tua, saya mencoba mendaftar melalui aplikasi “Antrian Paspor”. Tapi aplikasi tersebut tidak bisa dibuka selama 2 hari berturut – turut di HP saya. Padahal sinyal internet penuh. Saya coba pakai internet HP (mobile)Β aplikasi Antrian Paspor tidak bisa dibuka. Begitu pula saat saya mencoba pakai koneksiΒ wifi,Β Antrian Paspor tidak bisa dibuka.

Karena kecewa aplikasi tersebut tidak bisa dibuka-buka, akhirnya saya memutuskan mau langsung datang (go show) ke Kantor Imigrasi saja untuk membuat paspor umroh. Mudah-mudahan permohonan pembuatan paspor umroh untuk kedua orang tua saya diterima. Saya yakin diterima sih soalnya dokumen persyaratan pembuatan paspor umroh sudah siap dan lengkap.

Syarat Membuat Paspor Umroh

Kalau teman-teman sebelumnya sudah punya paspor, tapi mau berangkat umroh, bisa langsung dipakai saja ya paspornya. Tapi kalau sebelumnya belum punya paspor (seperti kasus orang tua saya) dan akan menggunakan paspornya pertama kali untuk keperluan berangkat umroh, ini daftar dokumen/perlengkapan yang harus kita bawa ke Kantor Imigrasi saat membuat paspor umroh:

  1. KTP asli dan fotokopinya 1 lembar.
  2. Kartu keluarga asli dan fotokopinya 1 lembar.
  3. Akta kelahiran/ijazah terakhir/buku nikah (pilih salah satu) dan fotokopinya 1 lembar.
  4. Surat rekomendasi dari travel.
  5. Surat rekomendasi dari Kementrian Agama Kabupaten/Kota.
  6. Uang pendaftaran senilai Rp 355.000.
  7. Materai 2 lembar.
  8. Alat tulis (pulpen).

Baca: Cara Membuat Surat Pindah Penduduk dan SKCK

Untuk pembuatan paspor biasa, syaratnya sama juga, hanya tidak perlu membawa surat rekomendasi dari travel dan Kementrian Agama Kabupaten/Kota.

Kalau bisa semua sudah siap sebelum berangkat. Fotokopi di rumah aja jadi nanti di kantor imigrasi tinggal diserahkan. Memang sih di dekat kantor imigrasi pasti ada tempat fotokopian. Tapi buat jaga-jaga aja mendingan disiapkan dari rumah. Barangkali nanti di tempat fotokopi penuh, antre, dan desak-desakan. Kalau sudah siap semuanya dari rumah kan kita lebih tenang.

Pengalaman dan Cara Membuat Paspor Umroh di Kantor Imigrasi Wonosobo

Akhir tahun 2017 kemarin, saya dan keluarga mudik ke rumah orang tua saya di Purworejo, Jawa Tengah. Di rumah, pas kami ngobrol-ngobrol santai, tercetuslah gagasan umroh untuk Bapak dan Mama. Mumpung masih pada sehat, masih ada usia, ada rezeki juga. Dan tentu pas panggilan dari Allah ada. Apalagi Bapak pasca terkena penyakit mata glaukoma, kondisi penglihatannya semakin kabur dan menurun. Makanya mumpung Bapak mau, saya kuatkan niat mereka untuk segera berumroh.

Selain itu, saya juga pas mudik dan bisa menemani mereka membuat paspor umroh. Soalnya kalau saya sudah balik ke bandung, tidak ada yang bisa mengantar orang tua ke Kanotr Imigrasi. Fyi, orang tua saya tinggal berdua aja di kampung. Dua anaknya merantau semua.

Baca: Pengalaman Operasi Mata dengan BPJS

Orang tua saya tinggal di Purworejo. Kantor Imigrasi terdekat dari Purworejo ada di Wonosobo dan Yogyakarta. Kami memutuskan untuk membuat paspor umroh di Kantor Imigrasi Wonosobo saja. Pertimbangannya, Kantor Imigrasi Wonosobo pasti lebih sepi dari Yogyakarta. Apalagi waktu itu habis libur panjang Natal dan tahun baru. Pasti banyak orang yang buat paspor.

Kami berangkat dari Purworejo pagi hari sekitar pukul 07.30. Perjalanan menuju Wonosobo ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam dengan jarak sekitar 62 km. Medan jalannya luar biasa. Kelak-kelok dan kanan kiri jurang. Lengah sedikit saja bisa kepleset masuk jurang. Saking kelak-keloknya, Akmal sampai mabok dan muntah-muntah. Padahal biasanya dia tangguh, jarang mabok perjalanan.

Ada Persyaratan yang Kurang

Sesampainya di Kantor Imigrasi Wonosobo, Alhamdulillah parkiran masih lega. Padahal menjelang pukul 10. Beda banget dengan pemandangan di Kantor Imigrasi Bandung yang penuh sesak. Bahkan kendaraan sampai luber dan parkir di luar.Β Tapi senang sih berarti antrean gak perlu panjang.

Masuk ke Kantor Imigrasi Wonosobo, kami disambut oleh satpam. Ditanya apakah sudah daftarΒ onlineΒ atau belum. Saya jelaskan duduk perkaranya bahwa kami gak bisa akses aplikasi “Antrian Paspor”. Bapak satpam tetap keukeuh kalau kami gak bisa buat paspor. Harus daftar online dulu dan balik lagi nanti kalau udah daftar nomor antrean. Bisa daftar hari itu dan datang lagi esok hari.

 

Tapi kalau kami harus balik lagi hari ini ke Purworejo tanpa membawa pulang apa-apa kok rasanya sayang ya. Apalagi kami datang dari jauh dan waktu mudik terbatas cuma seminggu di kampung. Saya pengennya urusan membuat paspor ini beres dan bisa pulang ke Bandung dengan tenang.

Lalu suami coba tanya ke customer care di Kantor Imigrasi Wonosobo. Suami mengadu bahwa aplikasi “Antrian Paspor” tidak bisa dibuka beberapa hari terakhir. PetugasΒ customer careΒ memang mengiyakan bahwa aplikasi “Antrian Paspor” tidak bisa dibuka.

Bermodalkan keterangan dari petugasΒ customer careΒ ini kami mantap menuju meja pendaftaran. Alhamdulillah enggak antri. Yeay! Jadi kami langsung dilayani dan lagi-lagi ditanya apa sudah daftarΒ onlineΒ atau belum. Sayangnya belum. Kami cerita lagi problemnya. Kami sempat ditegur bahwa harusnya saya daftarΒ onlineΒ dulu baru bisa ke kantor imigrasi. Sempat ditanya-tanya juga mau buat paspor untuk keperluan apa, asalnya dari mana dsb. Saya cerita bahwa paspor ini untuk orang tua saya yang rencananya mau umroh.

Melihat saya membawa lansia 2 orang (Bapak dan Mama) sepertinya hati petugas imigrasi tersebut luluh. Kasian lihat kami. Hehe.

“Oke, kali ini bisa saya daftarkan tanpa melalui aplikasiΒ online .Β Tapi semua persyaratan harus lengkap. Kalau gak, saya gak bisa bantu lagi. Harus daftar sendiri dan balik lagi besok”

Alhamdulillah, hati sedikit lega mendengar pernyataan tersebut. Segera saya serahkan berkas-berkas untuk membuat paspor yaitu KTP, KK, dan akte milik Bapak dan Mama. Begitu diperiksa oleh petugas imigrasi, eh ternyata ada yang kurang. Haduh. Berkas masih kurang 1 lagi yaitu surat rekomendasi dari travel.

Ini memang kesalahan saya. Gak ngecek dulu bahwa khusus untuk pembuatan paspor umroh, harus menyertakan surat rekomendasi dari travel. Saya kira akan sama aja seperti seperti membuat paspor lain.

 

View this post on Instagram

 

3 minggu lalu nekad datang ke Kantor Imigrasi Wonosobo, Jawa Tengah. 💪 Sudah tahu kalau sekarang bikin pasport itu harus ambil antrean online. Tapi berkali-kali aplikasi antrean pasport online gak bisa dibuka. Boro-boro daftar, masuk aja ke aplikasinya enggak bisa padahal sinyal internet full. 😔 . . Akhirnya dengan modal nekad kami langsung aja datang (go show) ke Kanim Wonosobo yang jarak 62 km dan waktu tempuh 2 jam perjalanan darat dari rumah orang tua di Purworejo. Jalan menuju ke sana kelak-kelok luar biasa, sempit, dan kanan-kiri jurang sukses bikin Akmal mabok muntah-muntah. Lengah dikit bisa kepleset masuk jurang. 🏞️ . . Sampai di Kanim Wonosobo tentu kami ditegur karena gak daftar online 😒. Tapi dengan bukti bahwa aplikasi antrean pasport online tidak bisa dibuka sejak 2 hari sebelumnya, akhirnya pegawai di Kantor Imigrasi mengizinkan kami buat pasport. Apalagi kami datang bersama 2 orang lansia yang jauh-jauh ke Wonosobo demi bisa dapat hak memiliki paspornya. Alhamdulillah, Allah lembutkan hatinya dan 3 hari kemudian pasport sudah ada ditangan kami 💕 . . Nanti detail cerita bikin pasport aku ceritain di blog ya. Kenapa aku pilih bikinnya di Wonosobo, kenapa gak di Bandung/Jogya, apa kendalanya, kenapa harus pakai antrean online, syaratnya apa aja, biayanya berapa dll. Moga-moga malam ini aku gak pelor jadi blogpostnya bisa publish besok pagi. Doakan aku semangat ya 😘💪 . . . #outstandingmama #blogger #pasport #carabuatpasport #pasportonline #kanimwonosobo #wonosobo #explorewonosobo #antrianpasportonline #antreanpasportonline #tropic #gazebo #wonderfulindonesia #indonesia #likeforlike

A post shared by Armita Fibriyanti (@armitafibri) on

Sebenarnya, untuk membuat paspor umroh juga diperlukan surat rekomendari dari Kementrian Agama Kabupaten/Kota. Namun karena orang tua saya sudah lanjut usia (keduanya berumur lebih dari 55 tahun), maka petugas imigrasi Alhamdulillahnya mengizinkan. Sedangkan untuk yang masih muda (usia dibawah 55 tahun), pembuatan paspor umroh tetap harus melampirkan surat rekomendasi dari Kementrian Agama Kabupaten/Kota.

Oke, saya langsung menghubungi rekan travel di Purworejo untuk segera dibuatkan surat rekomendasinya. Saya minta nanti hasil scan surat rekomendasi ini dikirimkan lewat e-mail atau WhatsApp. Surat rekomendasi yang asli nanti bisa diserahkan pas mengambil paspor (3 hari kemudian) daripada harus bolak-balik.

Ada tempat free charging dan ruang menyusui

Sambil menunggu, surat rekomendasi dari travel, kami disuruh mengisi blanko pembuatan paspor umroh. Kalau zaman dulu blanko pembuatan paspor ini harus dibeli di koperasi, sekarang tidak lagi. Kita tidak perlu membayar untuk blanko ini.

Ohya, karena ini untuk keperluan umroh, saya juga harus mengisi formulir untuk penambahan nama. Bapak dan Mama hanya memiliki satu kata dalam namanya. Karena ada peraturan 3 kata saat masuk ke Arab, maka nama Bapak dan Mama harus ditambahkan nama orang tuanya sehingga menjadi 3 kata.

Kalau teman-teman sudah punya 3 kata dalam namanya, tidak perlu ditambahi dengan nama orang tua. Kalau namanya masih 2 kata seperti nama saya (Armita Fibriyanti), bisa minta blankto untuk penambahan nama. Pakai nama ayah di belakang nama kita. Jadi kalau saya pakai 3 kata, nama saya bakal jadi Armita Fibriyanti Ngadiman (Ngadiman nama ayah saya).

Baca: Nama Bayi Unik dan Tren yang Berkembang Saat ini

Tapi ada teman yang baru saja berangkat umroh bilang, bahwa sekarang bisa kok berangkat umroh dengan nama di paspor terdiri dari 2 kata. Btw, nama dia dan suaminya terdiri dari 2 kata. Tapi memang lebih amannya pakai 3 kata saja, kata travel agent kami. Daripada sudah berangkat, sampai Arab gak bisa masuk. Buat jaga-jaga.

Alhamdulillah agen travel umroh di Purworejo gerak cepat. Saat saya selesai mengisi blanko pendaftaran paspor umroh, surat rekomendasi dari travel masuk ke WhatsApp saya. Namun karena waktu itu berbarengan dengan jam istirahat di Kantor Imigrasi Wonosobo, jadi kami harus menunggu kantor buka lagi jam 13.00.

Baca: Cara Mendaftar Haji

Selama jam istirahat, semua pemohon harus keluar kantor karena kantor dibersihkan (disapu). Memanfaatkan waktu istirahat ini kami kemudian sholat dan makan siang. Ada mushola kecil yang bersih di bagian belakang Kantor Imigrasi Wonosobo. Toiletnya juga bersih. Airnya dingin khas air pegunungan.

Istirahat sejenak di gazebo Mushola di Kantor Imigrasi Wonosobo

Untuk urusan makan siang, tidak ada kantin di Kantor Imigrasi Wonosobo. Tapi kita bisa beli makan di warung di samping Kantor Imigrasi Wonosobo. Menu makannya ada soto, nasi rames, bakso, es jeruk, es teh manis, gorengan, dan lain-lain. Harganya murah banget. Kemarin kami makan berenam lengkap dengan minuman, cuma habis Rp 72.000. Murah banget kan?

Ohya, di samping Kantor Imigrasi Wonosobo juga ada minimarket. Kita bisa belanja kebutuhan cemilan dan lain-lain. Sambil menunggu antrian, enaknya memang sambil ngemil.

Foto copy-an ada di depan (sebrang) dan samping Kantor Imigrasi. Kalau ada lembar foto copy-an yang kurang, kita bisa foto copy di tempat tersebut. Beli materai juga bisa di tempat foto copy atau bisa juga di minimarket. Saya jugaΒ ngeprintΒ surat rekomendasi travel di tempat foto copy di depan kantor imigrasi.



Sesi Wawancara dan Foto

Tepat jam 13.00 Kantor Imigrasi Wonosobo dibuka. Saya langsung menyerahkan berkas persyaratan pembuatan paspor umroh (KTP, KK, akte, blanko, dan surat rekomendasi travel yang sudah saya cetak). Semua berkas diperiksa dulu oleh petugas imigrasi. Saya deg-degan menunggu.

Beberapa menit kemudian, saya dipanggil dan Alhamdulillah semua berkas lengkap. Bapak dan Mama bisa langsung sesi wawancara dan foto. Saya langsung mengucap syukur.

Antrian foto paspor di Kantor Imigrasi Wonosobo tidak lama. Kami hanya menunggu sekitar 6 nomor lagi. Benar-benar sepi dan tidak seramai Kantor Imigrasi di Bandung dan Yogya.

Saat wawancara, Bapak dan Mama tidak ditanyai macam-macam. Hanya mencocokkan data di formulir aplikasi saja, seperti siapa nama orang tua. Bapak dan Mama diminta rekam sidik jari untuk data biometrik. Kemudian foto. Kacamata dan peci Bapak harus dilepas.

Biaya Pembuatan Paspor

Perwakilan Kantor Pos, Kita Bisa Membayar Paspor Di Sini

Setelah selesai sesi wawancara dan foto, petugas imigrasi menyerahkan kertas yang dapat digunakan untuk mengambil paspor. Ohya, paspor jadi dalam 3 hari. Untuk bisa mengambil paspor ini, kita harus bayar dulu biaya pembuatan paspor senilai Rp 355.000. Biaya pembuatan paspor umroh sama saja dengan biaya pembuatan paspor biasa. Untuk paspor 48 lembar, biayanya Rp 355.000.

Pembayaran paspor bisa dilakukan di bank atau kantor pos dalam waktu 7 hari. Kami memutuskan untuk langsung membayar biaya pembuatan paspor ini di perwakilan kantor pos yang ada di bagian belakang Kantor Imigrasi Wonosobo. Pertamanya kaget juga, kok bisa ya bayar paspor di kantor pos. KirainΒ  kantor pos cuma masalah kirim-kirim surat aja. Mungkin karena kantor pos sudah bekerja sama dengan Kementrarian Imigrasi, jadi sekarang sudah bisa membayar paspor di kantor pos.

Saya sih senang bisa bayar paspor di kantor pos. Soalnya jadi tidak perlu pergi ke bank. Tinggal selesaikan proses pembayarannya di Kantor Imigrasi Wonosobo dan datang lagi 3 hari kemudian untuk mengambil paspor.

Proses Pengambilan Paspor

Alhamdulillah rangkaian pembuatan paspor umroh di awal tahun 2018 kemarin berjalan lancar. Walau sempat ada beberapa kendala.

Kami membuat paspor hari Selasa dan hari Jumat (3 hari kemudian) kami kembali ke Kantor Imigrasi Wonosobo untuk emengambil paspor. Alhamdulillah sesuai dengan janjinya. Paspor jadi dalam 3 hari.

Proses pengambilan paspor lancar banget. Tidak ada antrean sama sekali. Loket pengambilan paspor ada di bagian depan Kantor Imigrasi Wonosobo. Kami menunjukkan bukti pembayaran dan juga sambil menyerahkan surat rekomendasi asli dari travel.

Alamat Kantor Imigrasi Kelas II Wonosobo

Senang sekali bisa membuat paspor umroh di Kantor Imigrasi Kelas II Wonosobo. Petugasnya kooperatif dan tidak banyak antrean. Untuk teman-teman yang mau mencoba membuat paspor umroh atau paspor biasa di Kantor Imigrasi Wonosobo, ini alamatnya: Jl. Raya Banyumas KM 5,5, Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56361.

Oke deh teman-teman. Sekian duluΒ sharingΒ cerita saya dalam membuat paspor umroh untuk kedua orang tua saya. Semoga membantu ya. Boleh kirim e-mail atauΒ drop your commentΒ di kolom komentar kalau ada sesuatu yang ditanyakan.

Have a good day!





46 Komentar

Reni Dwi Astuti · 30/01/2018 pada 2:48 pm

Jadi inget waktu suami buat paspor…berangkatnya sebelum subuh biar dapet antrian duluan….gitu aja sdh dpt nomer 10 ke atas…gile bener.

    Armita Fibriyanti · 31/01/2018 pada 11:26 am

    Iya, zaman dulu masih harus antri dari subuh ya Mbak untuk buat paspor

      Vina · 31/08/2018 pada 5:18 pm

      Kak mau nanya kalau sdh punya paspor tapi paspor biasa dan kemudian dipakai untuk umroh gimana?kebetulan nama saya sudah terdiri dari 3 suku kata

        Armita Fibriyanti · 01/09/2018 pada 4:35 am

        Bisa, langsung aja ke travel agentnya ya

Ida Tahmidah · 30/01/2018 pada 2:51 pm

sekarang lebih praktis dengan adanya online ya.. ga perlu ngantri dari shubuh kayak dulu, karena sudah ada jadual antrinya πŸ˜€

    Armita Fibriyanti · 31/01/2018 pada 11:27 am

    Iya, Alhamdulillah. Antrian paspor online bantu banget memangkas waktu antre yang luama banget

Bunda Erysha · 30/01/2018 pada 3:08 pm

Aamimnn Mba. Semoga kita nanti bisa sama-sama bikin paspor umroh juga. Wah klo saya belum pernah ada pengalamab bkin paspor. Tp pas baca ini jd ada referensi klo nanti mau bkin

    Armita Fibriyanti · 31/01/2018 pada 11:28 am

    Aamiin. Sebenarnya sama saja sih paspor umroh dengan paspor biasa. Kalau namanya baru 2 kata, perlu ditambahin jadi 3 kata πŸ™‚

Nathalia DP · 30/01/2018 pada 11:55 pm

Alhamdulillah, dimudahkan ya

    Armita Fibriyanti · 31/01/2018 pada 11:30 am

    Iya Teh πŸ™‚

Fanny Fristhika Nila · 31/01/2018 pada 11:51 pm

Aku baru tau loh mba ada paspor khusus umroh aja.. Soalnya suamiku ama keluargaku pas umroh dulu pake paspornya yg biasa..

Thn ini aku hrs bikin paspor juga utk si bungsu supaya dia mulai bisa melihat dunia thn depan :p. Paspor suami dan si kaka jg hrs di renew. Moga2 dimudahkan juga nanti dlm membuat.

    Armita Fibriyanti · 01/02/2018 pada 9:21 am

    Sebanarnya sama aja Mbak. Tapi karena orang tuaku belum pernah punya paspor sebelumnya, jadi ini pengalaman pertama untuk mereka buat paspor. Yang akan digunakan untuk umroh.
    Kalau sebelumnya sudah punya paspor ya gak perlu bikin paspor lagi untuk umroh, tinggal pakai paspor yang ada.
    Mba Fanny pasti tahu karena sering traveling.

Rika Verry Kurniawan · 01/02/2018 pada 8:54 am

Terima kasih infonya mbak. Semoga bisa segera menyusul umroh

    Armita Fibriyanti · 01/02/2018 pada 9:21 am

    Terima kasih kembali. Aamiin. Semoga bisa menyusul ke sana.

Amallia Sarah · 01/02/2018 pada 10:14 am

Karang orang keburu males duluan ya mba unik buat pasport makanya banyak yang lewat calo. Padahal kalo persyaratan lengkap, itu gampang banget

Tian Lustiana · 01/02/2018 pada 11:19 am

Mudah2an secepatnya saya bisa umroh, aamiin. Sekarang bikin paspor dipermudah, mudah2an saja kedepannya lebih mudah lagi

Herva Yulyanti · 01/02/2018 pada 12:20 pm

Aamiin semoga kita bbisa kesana ya teh πŸ™‚

aku dulu bikin paspor ga bisa online jadinya datang subuh2 dari Cimahi ke jalan suci hehehe

Amalia Azizah Rahmani · 01/02/2018 pada 9:58 pm

Ternyata biaya passport umroh sama ya kayak bikin passport biasa ya mbak. Kupikir berbeda. Semoga umrohnya lancar dan barokah ya mama bapaknya mbak

    Armita Fibriyanti · 02/02/2018 pada 8:17 am

    Sama aja Mbak πŸ™‚ Bedanya kemarin Bapak & Mama dikasih lembaran surat pernyataan tambah nama, dan perlu melampirkan surat rekomendasi dari travel dan kementrian agama.

shenisa · 02/02/2018 pada 1:40 pm

Penting banget nih. Saya juga pengen bikin pasport umroh.
Terima kasih postingannya sangat bermanfaat : )

Nchie Hanie · 05/02/2018 pada 2:04 pm

Jaman sekarang mah segalanya dipermudah ya Mita, alhamdulillah!

    Armita Fibriyanti · 06/02/2018 pada 7:46 am

    uya Teh, Alhamdulillah πŸ™‚

tarjiem · 05/02/2018 pada 8:08 pm

Belum ada paspor dan belum pernah ke luar negeri. πŸ™
Sempat waktu lebaran dulu mau bikin paspor waktu di kampung. Akhirnya gak jadi, karena memang belum ada cita-cita ke luar Indonesia tahun 2017. Gak tahu deh kalau 2018 ini.

    Armita Fibriyanti · 06/02/2018 pada 7:50 am

    ayo bikin meski belum tahu mau ke mana πŸ™‚

tally syifa · 05/02/2018 pada 9:55 pm

Alhamdulillah lebih mudah ya prosedurnya, Teh.. Btw, keren Teh Mita kuliahnya dari IPB bisa mampir juga ke USA (y) (y)

    Armita Fibriyanti · 06/02/2018 pada 7:50 am

    Iya, Li. Waktu itu ada short course ^^

Sara Neyrhiza · 08/02/2018 pada 5:35 am

infonya lengkap banget..thanks mbak

Rayfienta Gumay · 08/02/2018 pada 5:36 pm

sayangnya pas saya bikin paspor (di kantor imigrasi jakarta) ada pengalaman nggak enak sama pegawai-pegawainya πŸ™ pdhl sistemnya secara umum udh bagus

Jalan-Jalan KeNai · 08/02/2018 pada 6:41 pm

Semoga nanti dilancarkan perjalanan umrohnya πŸ™‚

Rosanna Simanjuntak · 21/02/2018 pada 8:29 am

Itu gazebo, asli bikin salfok, euiii…
Nah, aku termasuk yang alami sesuai pembuatan paspor jilid 2.
Isi form online, bayar di BNI, datang lagi untuk wawancara dan foto, dan tunggu 4 hari kerja, paspor pun kelar.

desni · 13/03/2018 pada 10:55 am

kantor imigrasinya bagus ya mba, mushollahnya bersih plus ada tempat nongkrongnya buat istirahat

Dzulkhulaifah · 13/03/2018 pada 4:05 pm

Ya ampun kantor imigrasinya sepi sekali yaaa. Coba kalau di Jakarta atau Tangerang. Ruameee pasti. Oh ya jadi emang udah gak bisa lagi ya kalau tanpa daftar online? Soalnya kalau buka aplikasi, kantor imigrasi sekitar sini selalu penuh kuotanya. Harus rajin banget ngecek, kalau hari ini penuh siapa tau besok dibuka lagi gitu. Udah gitu kan dapetnya bisa di tanggal 2 minggu kemudian huhuhu…

Abu najma · 03/06/2018 pada 12:23 am

Pasport umrah itu sama kan dg pasport biasa?
Bisa digunakan utk keperluan lain kan nntinya?

    Armita Fibriyanti · 03/06/2018 pada 11:12 am

    Bisa.

Wina · 30/07/2018 pada 10:14 am

Makasi sis, artikel ini sangat membantu sekali terutama bagi jamaah yang baru pertama kali ingin umroh, apalagi ditambah dengan pengalaman uniknya..semoga menjadi haji yang mabrur.

Fathoni · 23/08/2018 pada 4:14 pm

Terima kasih mbak.. berbagi pengalaman bagi yang belum pernah membuat paspor termasuk saya… semoga tulisan mbak mendapatkan pahala dari Allah SWT, Amiiiin..

    Armita Fibriyanti · 24/08/2018 pada 2:10 pm

    Terima kasih. Semoga bermanfaat ya tulisan tentang cara membuat paspor ini.

FIRDA · 17/10/2018 pada 9:59 am

berapa biaya untuk membuat paspor?

    Armita Fibriyanti · 17/10/2018 pada 10:22 am

    Kan ada keterangannya di blogpost di atas. Gak baca ya?

velish · 24/10/2018 pada 9:50 am

Assamu’alaikum mbak mita..

Saya mau buat paspor biasa sekaligus buat umroh insya allah.. apakah saya harus melampirkan buku nikah orangtua saya selain akte kelahiran karena saya belum menikah.

Dan untuk membuatkan paspor umroh orang tua saya harus melampirkan akte kelahiran orang tua. sementara orang tua saya tidak punya akte kelahiran. Terima kasih

    Armita Fibriyanti · 24/10/2018 pada 12:45 pm

    Walaikumsalam Wr Wb. Mba cukup pakai akte lahir aja. Kalau orang tua, bisa pakai buku nikah kalau gak punya akte lahir. Semoga membantu dan lancar pembuatan paspor serta ibadah umrohnya ya Mba.

GoTravelly.com · 09/11/2018 pada 10:12 am

Waktu perpanjangan ketiga tahun 2012, saya bisa urus online, cuman nomor antrian tetep manual. ini mau pepanjangan lagi, jadi harus unduh aplikasi ya? terima kasih

focuspro · 18/01/2019 pada 10:58 pm

Apa betul masa berlaku paspor 6 bulan dari masa pengeluaran, tolong dong bak pencerahannya karena saya mau buat untuk berangkat secepatnya khusus untuk umroh pengennya sih di tahun ini. 2019, trimakasih sebelumnya yaa.

Mala · 18/04/2019 pada 10:36 am

Whuaaaaah informasi nya sangat membantu sekali Mbaaak…

Terima Kasih Banyak…

Cara Mendaftar Haji (2) - Armita Fibriyanti · 04/06/2018 pada 5:55 am

[…] Baca: Pengalaman Membuat Paspor Umroh […]

Apakah Paspor Umroh Sama dengan Paspor Biasa - Armita Fibriyanti · 11/05/2019 pada 6:39 am

[…] Baca: Pengalaman Membuat Paspor Umroh […]

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.